Kasih Sejati Bukan tentang Apa yang Kita Terima, Tetapi tentang Apa yang Kita Berikan

Menemukan Kasih Sejati di Acara Ziarek ke Paroki Lembang.

2 1,159

Katolikana.com, Bandung — Ziarah rekreasi (ziarek) bersama umat lingkungan Santo Markus dari Taman Harapan Indah, Jakarta Barat, ke Paroki Santa Maria Fatima di Lembang, Kabupaten Bandung, pada 14-15 September 2024 adalah sebuah perjalanan yang mengubah hidup saya.

Kami tidak hanya sekadar melakukan wisata rohani, tetapi juga menemukan makna yang mendalam tentang kasih dan kebersamaan.

Misa yang dipimpin oleh Pastor Rohendi Marpaung, pada Sabtu (14/9/2024) menjadi salah satu momen yang tak terlupakan. Saya merasakan sentuhan spiritual yang sangat kuat.

Injil yang dibacakan hari itu, Yohanes 3:16, mengingatkan saya tentang kasih Allah yang begitu besar, kasih yang mengorbankan diri demi keselamatan kita. Dalam khotbahnya, Pastor Rohendi berbicara tentang kasih sejati yang tidak bersyarat, kasih yang tidak hanya diterima, tetapi lebih penting lagi, diberikan kepada orang lain.

Salah satu pernyataan yang sangat menyentuh hati saya adalah ketika Pastor Rohendi berkata, “Kasih sejati bukan tentang apa yang kita terima, tetapi tentang apa yang kita berikan.”

Kata-kata ini mengingatkan saya bahwa di tengah kehidupan yang sibuk, kita sering lupa untuk mencintai dengan cara yang Yesus ajarkan—dengan pengorbanan dan tanpa pamrih.

 

Baca juga: Menapaki Jalan Salib bersama Lingkungan Santo Markus, Sebuah Ziarek yang Menyentuh Hati

 

Momen berharga lain adalah ketika kami berjalan-jalan di taman doa setelah Misa. Pemandangan indah di sekitar pegunungan Lembang membawa saya dalam keheningan yang menenangkan.

Di taman doa tersebut, saya merenungkan khotbah Pastor Rohendi. Kehidupan kita, seperti pohon dan bunga di taman itu, seharusnya mencerminkan kasih Tuhan. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan, sekecil apa pun, haruslah membawa kebaikan dan kasih kepada orang lain.

Dalam keheningan itu, saya juga teringat pada Yohanes 15:1, “Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya.” Seperti anggur yang menghasilkan buah, hidup kita pun diharapkan menghasilkan buah kasih.

Ini mengingatkan saya bahwa dalam tindakan sehari-hari—seperti mendengarkan orang lain, menolong tanpa diminta, atau sekadar memberikan senyuman—adalah bentuk kasih yang paling nyata.

Keluarga besar lingkungan Markus usai Misa bersama Pastor Rohendi Marpaung di Gereja Santa Maria Fatima, Lembang. Foto: Istimewa

Ziarek ini bukan hanya membawa saya lebih dekat dengan Tuhan, tetapi juga mempererat kebersamaan dengan sesama umat. Kami merasakan bagaimana kasih Tuhan hadir di tengah-tengah kami, bukan hanya melalui doa dan misa, tetapi juga melalui percakapan, canda tawa, dan dukungan satu sama lain.

Pastor Rohendi menegaskan bahwa dalam iman Katolik, kita tidak pernah berjalan sendiri. Perjalanan ini menjadi bukti bahwa kasih Tuhan tidak hanya hadir di altar, tetapi juga dalam hubungan sehari-hari.

Ketika kami pulang, pesan dari Pastor Rohendi terus terngiang di kepala saya: “Mari kita membawa pulang kasih yang kita rasakan di sini, dan menyebarkannya kepada setiap orang yang kita temui.”

Kata-kata itu memberikan dorongan untuk membawa kasih yang saya rasakan selama ziarek ke dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari hal-hal kecil seperti membantu orang lain, mendengarkan tanpa menghakimi, dan tetap mengorbankan ego demi kebaikan bersama.

Kasih yang diteladankan oleh Yesus bukanlah kasih yang hanya diungkapkan dalam tindakan besar. Kasih sejati justru dimulai dari tindakan-tindakan kecil, yang sering kali kita anggap remeh. Dalam setiap tantangan kehidupan, kita diajak untuk tetap setia menunjukkan kasih, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekali pun.

Refleksi ini mengajarkan saya bahwa hidup dalam kasih berarti selalu siap memberikan diri untuk orang lain, tanpa pamrih dan dengan sukacita. Kasih sejati adalah panggilan kita sebagai umat Katolik untuk menjadi berkat bagi dunia, mulai dari tindakan-tindakan kecil yang membawa perubahan besar. (*)

 

Penulis: Yulius Evan Christian, dosen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, warga Lingkungan Santo Markus, Taman Harapan Indah, Jelambar Baru, Jakarta Barat

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

2 Comments
  1. Merica says

    Keren, Evan.. terimakasih atas kebersamaan dalam kesempatan ziarek ini, semoga kita semuanukat Lingkungan St. Markus semakin solid dan masing-masing memupuk rasa peduli, saling menolong dan saling mengasihi. Tuhan Yesus memberkati.

  2. Agus says

    Hebat Evan… jd mengjngatkan kembali pesan dari Romo Rohendi. Semoga kita semua dan khususnya lingkungan Santo Markus bisa selalu memberikan Kasih yang tulus kepada sesama 🙏

Leave A Reply

Your email address will not be published.