Ultah ke-27 Paroki SMART: Kita Mesti Menjadi Berkat bagi Warga Sekitar

Pastor Aaron: "Apa benefit, berkat, rahmat dan kebaikan yang diberikan oleh gereja ini kepada masyarakat yang ada di sekitar kita?"

0 152

Katolikana.com, Medan — Di tengah guyuran hujan deras, umat Katolik Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat (SMART), Medan, berkumpul bersama untuk mengikuti perayaan ekaristi di gereja paroki, pada Senin (7/10/2024).

Perayaan ini digelar untuk mengenang Bunda Maria Ratu Rosari sebagai pelindung paroki. Sekaligus pula, perayaan ini adalah pesta memperingati 27 tahun berdirinya Paroki Tanjung Selamat.

Pastor Paroki SMART, R.P. Aaron Taogo’aro Waruwu, OSC, yang memimpin langsung perayaan ekaristi mengatakan secara khusus perayaaan ekaristi kali ini ditujukan untuk memperingati Santa Maria Ratu Rosari sebagai Pelindung Gereja Paroki. Ia juga mengajak umat mensyukuri penyertaan Bunda Maria sehingga Paroki SMART kini mencapai usianya yang ke-27 tahun.

“Kita bersyukur atas pertolongan dari Bunda Maria serta keteladanannya. Kita juga mestinya menimba inspirasi kekuatan-kekuatan rohani dan doa-doa kepada Bunda Maria,” kata Pastor Aaron.

 

Harus Bermanfaat

Bertepatan dengan pesta pelindung ini, artinya usia Paroki SMART sudah genap menginjak 27 tahun. Saat didirikan pada 1997, paroki ini memulai dari nol. Akan tetapi Pastor Aaron mengingatkan, saat ini paroki mestinya sudah bisa menjadi berkat bagi warga sekitar.

“Kalau diperhatikan, paroki ini terbentuk 27 tahun yang lalu belum seterkenal atau sehebat sekarang. Saya selalu bertanya, apa benefit, berkat, rahmat, dan kebaikan yang diberikan oleh gereja ini kepada masyarakat yang ada di sekitar kita?” tanya Pastor Aaron.

Ia lantas menyentil kegemaran umat yang cenderung sangat aktif dalam hidup menggereja, tetapi abai kepada masyarakat di luar gereja. Dalam istilah Pastor Aaron, umat selama ini hanya berkembang dan berkegiatan di sekitar altar.

“Kalau ditanya soal doa dan kegiatan di setiap lingkungan? Semua aktif bekerja luar biasa serta tidak diragukan lagi. Organisasi-organisasi di dalam paroki, mulai dari liturgi dan lain-lain, lengkap. Apa yang tidak ada di paroki ini? Yang punya kelompoknya masing-masing, pokoknya lengkap,” kata Pastor Aaron terkait pola hidup menggereja umat Paroki SMART. 

“Tapi itu hanya di sekitar liturgi saja. Artinya, kegiatan-kegiatan internal. Pelayanan-pelayanan kita, pada pokoknya dari kita untuk kita. Setiap hari Minggu, Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu, kita berkumpul di gereja ini. Kita asyik dengan diri kita sendiri,” sentilnya.

Ia masih meneruskan sentilannya, “Pertanyaannya, apakah yang kita berikan untuk masyarakat sekitar? Apakah kita sudah cukup puas dengan ibadat, misa, sembahyang, berorganisasi dan berkegiatan? Tidak peduli dengan lingkungan lain atau masyarakat?”

Maka dari itu, Pastor Aaron mengajak umat untuk mulai melihat peluang untuk memberikan manfaat kepada warga sekitar. Baginya, saat umat berbagi berkat dengan masyarakat yang ada di sekitar gereja, itulah wujud nyata dari pewartaan Injil yang telah diimani umat.

“Mari kita bersama-sama menyonsong gereja kita menyambut tahun-tahun berikutnya dengan semangat. Supaya Gereja kita sungguh-sungguh menarik dan menggairahkan bagi orang yang mengenal kita,” tandas Pastor Aaron mengakhiri homilinya.

 

Terus Bertumbuh

Usai perayaan ekaristi, acara ulang tahun paroki lantas dilanjutkan dengan agenda ramah-tamah di Gedung Heribertus.

Pastor Aaron yang didaulat untuk memotong tumpeng ulang tahun, kemudian menyerahkan potongan tumpeng pertama kepada Josyafat Nusantara Sitepu. Ia merupakan satu dari dua umat perdana yang dulunya merintis gereja Paroki SMART.

Setelah itu, umat perdana yang merintis Paroki SMART diberi kesempatan untuk memberikan sambutan dan kesaksian mereka.

Josyafat dalam kesaksiannya menyampaikan rasa syukurnya karena ia sebagai umat perdana masih diberi kesempatan melihat perjalanan Paroki SMART sampai Paroki menapaki usianya yang ke-27 tahun.

Ia melihat secara optimis bahwa persaudaraan dan keakraban seluruh umat paroki akan semakin tercipta dan umat makin bisa berbuat banyak untuk masyarakat.

“Kami mengamati bahwa perkembangan Gereja kita, sungguh-sungguh semakin baik dan makin tertata. Semoga ke depannya lebih baik lagi,” ucap Josyafat.

Sementara itu, Malem Jenda Kacaribu, yang juga merupakan umat perdana Paroki SMART, mengisahkan jika ia dulunya tinggal di Simpang Melati pada tahun 1982.

Lantas di akhir tahun 1983 ada 7 kepala keluarga (KK) Katolik yang tinggal di sekitar Simpang Melati dan Medan Permai.

Jumlah ini lalu bertambah menjadi 11 KK, lantas menjadi 23 KK, dan akhirnya sampai berjumlah 25 KK dan bisa membentuk satu lingkungan. Mereka dulunya berkumpul untuk berdoa dan beribadah di Sekolah Sabang–Merauke.

Sementara saat ini, menurut data Dewan Pastoral Paroki (DPP), Paroki SMART sudah memiliki 63 lingkungan. Sementara jumlah umat Katolik hampir mencapai 1.897 KK atau total 7.087 jiwa.

“Ini perkembangan yang sangat baik dan luar biasa,” sebut Frans Bangun, salah seorang DPP Paroki SMART.

Akan tetapi, Frans menekankan bahwa yang paling penting adalah seluruh umat tetap menjaga kebersamaan dan kekompakan di dalam paroki. “Supaya paroki ini menjadi tetap teladan dan menjadi umat yang baik bertumbuh imannya,” kata Frans lagi.

Apa yang diharapkan Frans juga diamini oleh Pastor Aaron. Pastor paroki berharap keberadaan Gereja ini kelak bisa semakin memiliki daya tarik bagi masyarakat umum.

“Mari kita berdoa semoga pertumbuhan gereja ke depan semakin hidup, dan saya merindukan Gereja Tanjung Selamat ini bisa menarik bagi warga sekitar,” imbuh pastor yang baru satu setengah tahun bertugas di Paroki SMART ini. (*)

 

Editor: Ageng Yudhapratama

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.