
Katolikana.com, Surakarta — Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan tantangan baru bagi dunia pendidikan, termasuk bagi para guru agama. Di tengah tuntutan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan gereja, guru agama diharapkan mampu menjadi teladan serta terus berinovasi dalam tugas pelayanan dan pendidikan.
Untuk menghadapi tantangan ini, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan “Peningkatan Kompetensi Guru Agama Katolik Tingkat Dasar” pada Rabu (16/10/2024) di Grand HAP Hotel, Surakarta. Acara ini dihadiri oleh 70 guru agama Katolik dari tingkat SD dan SMP se-Jawa Tengah.
Dalam laporannya, Fransiskus Kariyanto, Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, menyampaikan bahwa perkembangan era digital perlu dipahami dengan baik oleh para guru agama.
“Perkembangan teknologi yang pesat dapat menimbulkan berbagai persoalan. Namun, jika guru agama mampu memahami dan mengimbangi perkembangan ini, teknologi dapat menjadi peluang positif, terutama dalam dunia pendidikan,” ujarnya. Guru agama diharapkan menjadi sosok yang adaptif, kreatif, dan inovatif.

Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Dr. H. Wahid Arbani, S.Ag., M.SI., Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng, yang mewakili Kakanwil Kemenag. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kompetensi yang sesuai dengan bidangnya bagi setiap guru.
“Guru tidak hanya dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, tetapi juga harus memiliki kompetensi yang sesuai. Selain itu, guru harus memahami pentingnya kecerdasan finansial, terutama di era digital ini, agar dapat menghindari jebakan judi online, pinjaman online, dan perilaku amoral lainnya yang kerap muncul akibat kurangnya literasi digital,” jelas Wahid Arbani.
Ia juga menyoroti fenomena di mana anak-anak masa kini lebih percaya pada informasi dari internet dibandingkan nasihat orang tua atau guru. Tantangan ini akan semakin berat jika guru agama tidak mampu memahami teknologi digital.

Pada sesi inti, Suharja, S.Pd., M.Si., sebagai narasumber, menjelaskan pentingnya persiapan guru dalam mengajar di sekolah. Ia menekankan perlunya guru memahami rapor pendidikan dan memanfaatkan berbagai aplikasi digital untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran. Suharja mengajak para peserta untuk mempraktikkan penggunaan aplikasi penunjang proses belajar mengajar.
“Kemudahan akses teknologi dapat meminimalisir waktu yang dihabiskan guru untuk administrasi, sehingga mereka dapat lebih fokus mendampingi dan membimbing generasi penerus bangsa,” tambah Suharja.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para guru agama dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mampu menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta pelayanan kepada umat. (*)

Alumnus STP-IPI Malang