
Katolikana.com, Medan — Peringatan Satu Abad atau HUT ke-100 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) baru saja digelar pada Sabtu (19/10/2024). Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) WKRI Sumatera Utara (Sumut) dan dipusatkan Aula Raja Inal Siregar, Medan.
Perayaan yang bertemakan “Lahir Kembali Semakin Berarti” dihadiri sekitar 700 orang yang berasal dari 18 cabang WKRI se-Keuskupan Agung Medan (KAM). Pj. Gubernur Sumut turut berpartisipasi dengan diwakili oleh Asisten Administrasi Umum, Ir. Lies Handayani Siregar, M.M. Hadir pula perwakilan Kapolda Sumut, tokoh masyarakat, para pimpinan organisasi kewanitaan Sumut, FMKI, ISKA, Pemuda Katolik, dan Paduan Suara Magnificant yang memeriahkan perayaan ekaristi.
Perayaan ekaristi dipimpin secara konselebrasi oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, didampingi penasehat rohani RP. Fiorentinus Sipayung, OFMCap., dan Parochus Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, RP. Aaron Taogo’aro Waruwu, OSC.
Merayakan Karya Allah
Bapa Uskup pada pembuka ekaristi mengatakan WKRI telah berjalan bersama dalam membangun gereja dan bangsa Indonesia di Keuskupan Agung Medan, Sumatera Utara. Dengan perayaan ini Gereja Katolik Indonesia makin bersatu padu dan makin nampak keberadaan dan kualitasnya lewat kehadiran WKRI.
Lalu, Bapa Uskup dalam homilinya melontarkan pertanyaan, “Apa yang sebenarnya kita rayakan dalam Seratus tahun ini sebagai Wanita Katolik?”. Seharusnya, kata Bapa Uskup, yang kita rayakan bukan terutama karena organisasi ini sudah berdiri 100 tahun.
“Tetapi, yang kita rayakan adalah Allah yang berkarya dalam diri kita yang telah menyembuhkan dan mengobati kekecewaan kita yang membuat kita mampu saling meneguhkan dan mengampuni serta pengalaman itu kita wartakan kepada orang lain itulah yang kita rayakan dan syukuri serta membuat kita bergembira,” jelasnya.
Setelah itu Bapa Uskup bertanya lagi, apa yang menarik dari perempuan? ”Karakter dari bangsa ini bisa berubah atau tidak, itu peran perempuan sangat kuat. Apalagi, peran Ibu dalam rumah tangga membentuk karakter anak itu sangat kuat,” tandas Bapa Uskup.
Di akhir homili, Bapa Uskup mengajak seluruh anggota WKRI DPD Sumatera Utara untuk berani bersaksi lewat hidup kita menceritakan segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan kepada kita. Agar semakin banyak orang mengenal dan mengalami kasih Tuhan yang luar biasa.
Usai ekaristi, ada acara pemotongan tumpeng. Lalu, dirangkai dengan kegiatan penganugerahan tokoh perempuan sumatera Utara, lomba paduan suara, fashion show, dan pengundian lucky draw.
Dalam lomba paduan suara yang diikuti oleh sembilan DPC WKRI tersebut, Paroki Santo Paulus Pasar Merah keluar sebagai pemenang. Lantas, juara kedua disabet oleh Paroki St. Antonius Padua Hayam Wuruk dan juara ketiga diraih oleh Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat.
Karya Nyata
Ketua Panitia, Dra. Susi Meri Junita, S.H., mengatakan kegiatan ini baru sejarah pertama kali WKRI DPD Sumut menggunakan fasilitas Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dan pada kesempatan ini juga WKRI Sumut berdaulat menokohkan lima perempuan yang fokus terhadap perempuan dan anak sebagai tokoh Sumatera Utara.
Ketua Presidium WKRI DPD Sumut, Rosdiana Rosa Delima Situmorang, S.T., M.M., menuturkan bahwa Tema Lahir Kembali Semakin Berarti merupakan arahan dari DPP (Dewan Pimpinan Pusat). Kelahiran Kembali yakni dengan mengingat kembali semangat, sikap dan tindakan pendiri organisasi.
Semoga inspirasi dari pendiri organisasi dan keprihatinan serta tantangan masyarakat pada jaman ini, semakin memotivasi kita semua untuk meningkatkan kualitas pribadi sebagai anggota organisasi agar Organisasi Wanita Katolik RI dan seluruh anggota serta pengurus “Semakin Berarti” bagi masyarakat, bangsa dan NKRI, yakni dengan lebih aktif dan berani berkarya di luar altar.
Perayaan HUT 100 tahun, kata Rosdiana, tidak hanya sekedar selebrasi saja. Melainkan ada karya nyata dilakukan sesuai bidang-bidang dalam WKRI. Bidang Organisasi, Kesra, Humas dan Usaha Pendidikan. Khusus, bidang Humas menggaungkan video ucapan Selamat ulang tahun dari semua Cabang dan Ranting.
WKRI Jadi Pelopor
Uskup Agung Medan dalam sambutannya menyampaikan tiga hal penting yang mencerminkan semangat lahir kembali semakin berarti dalam perjalanan WKRI ke depan, yakni:
- Pemberdayaan perempuan sebagai SDM unggul dalam menghadapi era digital dan revolusi industri 4050. Perempuan Katolik harus memiliki keterampilan yang relevan dan mampu beradaptasi dengan cepat.
- Penguatan perempuan dalam masyarakat, sebagai Wanita Katolik peran kita tidak hanya sebatas keluarga tetapi juga dalam masyarakat.
- Kesadaran lingkungan yang berkelanjutan, WKRI harus menjadi pelopor dalam gerakan menjaga kelestarian lingkungan dan menanamkan kesadaran ekologis kepada masyarakat luas mulai dari keluarga kita.
“Dalam 100 tahun ke depan, WKRI harus menjadi pelopor dalam menggerakkan perubahan yang signifikan dengan nilai-nilai keimanan dan semangat pengabdian yang kuat. Kita akan berkontribusi membangun Indonesia yang sejahtera, adil dan berkelanjutan,” cetus Bapa Uskup.
Menurut Penasihat Rohani (Penroh) WKRI DPD Sumut, RP. Fiorentinus Sipayung, OFMCap., dalam dua pesannya menuturkan pesta satu abad ini mengajak semua anggota WKRI terutama WKRI DPD Sumut untuk membaharui diri supaya semakin berarti hidupnya dan juga organisasi semakin berarti dan bermakna.
Pertama, kata Penroh, dulu pernah diungkapkannya untuk menjadi perhatian yakni soal kesehatan dan pemberdayaan kaum Ibu. Banyak kaum wanita yang ada di DPD Sumut ini yang memang harus diberdayakan baik secara jasmani maupun rohani. Kedua, kiranya WKRI semakin aktif di Gereja tetap menjalin kerjasama yang baik dengan kelompok Kategorial. (*)
Editor: Ageng Yudhapratama

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.