Katolikana.com, Sikka — Tepat pada tanggal 22 Oktober, Gereja Katolik sejagat merayakan peringatan wajib Santo Paus Yohanes Paulus II, paus ke-264 dalam Gereja Katolik. Paus Yohanes Paulus II dikanonisasikan menjadi orang kudus, alias santo, pada tanggal 27 April 2014 silam oleh Paus Fransiskus.
Santo Paus Yohanes Paulus II tercatat sebagai orang kudus ketiga yang pernah menginjakkan kakinya di tanah Indonesia. Adapun orang kudus yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah air adalah Santo Fransiskus Xaverius yang dikenal sebagai perintis misi di Asia Timur Jauh (1542-1552). Orang kudus kedua ialah sosok Paus pendahulunya, yakni Santo Paus Paulus VI, yang pernah mendatangi Indonesia pada tahun 1970.
Yohanes Paulus II melawat Indonesia pada tanggal 8-11 Oktober 1989. Kedatangannya ke Indonesia meneruskan jejak langkah Paulus VI dan menjadi momen bersejarah bagi negara ini. Tidak hanya bagi umat Katolik Indonesia saja, tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kunjungan ini mengungkapkan betapa Paus asal Polandia tersebut peduli dengan domba-domba Kristus yang ada di seluruh penjuru dunia.
Untuk mengenang kunjungan Yohanes Paulus II ke Indonesia 35 tahun silam, umat Katolik Indonesia memiliki “Situs Vatikan Semalam”. Barangkali inilah satu-satunya situs peziarahan untuk mengenang Santo Yohanes Paulus II yang berada di Indonesia.
Kamar Yohanes Paulus II
Situs Vatikan Semalam adalah sebuah situs wisata rohani yang terletak di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Situs ini menjadi salah satu situs wisata rohani yang sangat terkenal bagi masyarakat Flores dan sekitarnya.
Situs rohani ini sejatinya merupakan kamar yang dulu pernah diinapi oleh Santo Paus Yohanes Paulus II saat ia bermalam di Maumere, Flores. Sekilas, kamar tersebut tampak biasa saja, seperti kamar seminari pada umumnya. Apa yang membuatnya istimewa adalah Santo Paus Yohanes Paulus II sendiri yang memiliki keinginan khusus untuk bisa menginap di Maumere saat kunjungannya ke Indonesia.
Beliau tahu persis bahwa Maumere adalah rumah bagi dua seminari besar. Satu seminari milik keuskupan-keuskupan lokal yaitu Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. Lalu, satu seminari lannya milik ordo Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini/SVD) yakni Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Kedua seminari tersebut sudah menghasilkan imam-imam yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan beberapa diantaranya juga berkarya di beberapa negara lain di penjuru dunia. Oleh karena itu, Bapa Suci ingin mengalami dan merasakan dari dekat, seperti apa dinamika iman yang hidup di Maumere.
Kala itu, Jakarta sempat kelabakan. Berbagai lobi sempat diupayakan untuk membuat Yohanes Paulus II mengurungkan niatnya tersebut. Jakarta menilai tidak ada hotel ataupun tempat penginapan yang cukup layak untuk menjadi tempat menginap Bapa Suci di Maumere. Terlebih lagi, protokoler standar keamanan kepala negara bagaimana pun juga akan lebih mudah diatur jika Bapa Suci tetap menginap di Nunsiatur Apostolik Jakarta selama kunjungan apostoliknya ke Indonesia.
Akan tetapi, segala lobi tersebut gagal. Mau tidak mau, Jakarta tetap harus memfasilitasi Bapa Suci untuk dapat menginap di Maumere. Seminari Ritapiret pun dipercaya sebagai tempat bermalam bagi Santo Paus Yohanes Paulus II selama satu malam.
Sangat Sederhana
Hanya terdapat sebuah tempat tidur, meja dan kursi kayu, serta beberapa perabot sederhana di kamar Santo Paus Yohanes Paulus II. Sebagai kamar seorang kepala negara dan pemimpin Gereja universal, kamar ini sungguh jauh dari kata mewah.
Namun, dalam kesederhanaan tersebut justru kekuatan spiritual kamar Santo Paus Yohanes Paulus II terasa sangat kuat. Santo Paus Yohanes Paulus II adalah sosok yang dikenal sangat sederhana dan rendah hati. Situs rohani ini menjadi suatu gambaran nyata betapa sederhananya seorang Santo Paus Yohanes Paulus II yang kisahnya selama ini hanya bisa didengar dari jauh.
Kamar ini kini menjadi titik sentral bagi mereka yang ingin mengenang dan menyelami semangat hidup dan pesan-pesan perdamaian dan persatuan yang selalu dihidupi oleh Santo Paus Yohanes Paulus II selama hidupnya. Di kamar ini, nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas yang dibawa Santo Paus Yohanes Paulus II hidup, menginspirasi mereka yang datang dan berdoa bersama sang santo tercinta.
Warisan Abadi
Kini, Situs Vatikan Semalam sudah menjadi salah satu situs rohani penting di Maumere. Di situs ini, para peziarah bisa melihat fasilitas pribadi yang digunakan oleh Santo Paus Yohanes Paulus II selama berada di Maumere, seperti kamar tidur hingga kamar mandi beliau.
Ada pula sejumlah ornamen yang ditambahkan di dalam kamar setelah kunjungan Santo Paus Yohanes Paulus II berlangsung. Misalnya, foto-foto Santo Paus Yohanes Paulus II bersama para imam dan seminaris di Seminari Ritapiret. Juga kasula yang digunakan oleh St. Yohanes Paulus II saat memimpin perayaan ekaristi di Stadion Gelora Samador, Maumere.
Berdasarkan data yang terekam dalam buku pengunjung, Situs Vatikan Semalam selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah setiap harinya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah pengunjung itu bahkan terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Peningkatan itu sebenarnya menunjukkan suatu kesadaran umat Katolik bahwa tempat ini adalah warisan suci dan abadi yang ditinggalkan oleh sang santo di tanah Maumere.
Banyak peziarah yang datang mengutarakan harapan agar mereka bisa merasakan kedekatan dengan Allah melalui teladan Paus tercinta ini.
Selain kamar Santo Paus Yohanes Paulus II, di Situs Vatikan Semalam juga terdapat dua kamar lainnya, yang terdapat di kiri-kanan kamar Paus. Satu kamar dulunya diperuntukan bagi Mgr. Francesco Canalilni, Nunsio Apostolik Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia. Lantas satu kamar lainnya pernah dipakai oleh Mgr. Stanislaus Dziwizs, Sekretaris Santo Paus Yohanes Paulus II. Mereka berdua juga turut menginap di Seminari Ritapiret bersama Sri Paus.
Relikui Istimewa
Satu lagi hal istimewa dari situs rohani ini adalah keberadaan relikui Santo Paus Yohanes Paulus II. Relikui itu berupa setitik darah Santo Paus Yohanes Paulus II. Relikui tersebut didapatkan oleh salah seorang mantan pembina di Seminari Ritapiret, R.D. Patrick Dharsam Guru. Imam diosesan Keuskupan Ruteng ini memperoleh relikui istimewa tersebut dari Krakow, Polandia, negara asal Santo Paus Yohanes Paulus II.
Alhasil, relikui darah itu berhasil dihadirkan di Situs Vatikan Semalam sejak sepuluh tahun silam. Tepatnya, sejak tanggal 27 April 2014. Pengambilan relikui ini merupakan ungkapan keseriusan Seminari Ritapiret dalam mengelola Situs Vatikan Semalam sebagai sebuah warisan suci. Seminari Ritapiret sedari awal menganggap kunjungan Paus ke Rumah Rita—begitulah seminari ini biasa disebut—sebagai peristiwa berahmat.
Relikui yang tersimpan dalam sebuah monstran ini menambah kesakralan dari Situs Vatikan Semalam. Menurut beberapa seminaris yang sering mengunjungi tempat ini, Situs Vatikan Semalam selalu menghadirkan kehangatan batin tersendiri saat mereka berdoa.
“Setiap kali saya berdoa di Situs Vatikan Semalam, hati saya selalu menjadi lebih lega. Apalagi saat malam hari, yang didukung dengan keheningan,” tutur Frater Juan Francisco, salah satu seminaris yang tinggal di Seminari Ritapiret. (*)
Penulis: Dominikus Zinyo Darling, kontributor Katolikana.com di NTT
Editor: Ageng Yudhapratama
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.