
Katolikana.com, Palembang — Paroki Santo Yoseph Palembang menggelar acara tahunan bertajuk Bazaar dan Semarak Bunda Maria, Sabtu dan Minggu (26-27/10/2024). Kegiatan ini dibuka langsung oleh RD Hyginus Gono Pratowo, Pastor Paroki St. Yoseph Palembang.
Acara ini sebelumnya dikenal sebagai Pasar Malam Kitab Suci, yang digagas oleh Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo (kini Uskup Tanjungkarang) saat menjadi Pastor Rekan di Paroki St. Yoseph dan Ketua Komisi Kateketik, Liturgi & Kitab Suci Keuskupan Agung Palembang.
Menghidupkan Kitab Suci dan Devosi Maria
Kusuma Wijaya, Ketua Panitia, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan Kitab Suci dan devosi kepada Bunda Maria secara lebih dekat dan akrab dengan umat, terutama anak-anak dan remaja.
Melalui acara ini, umat diajak merasakan keakraban dengan Kitab Suci dan mengenal berbagai gelar Bunda Maria, seperti Bunda Segala Bangsa, Mater Dei (Bunda Allah), Ratu Surga, dan lainnya. Bulan Oktober, yang dikenal sebagai Bulan Rosario, menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat devosi umat kepada Bunda Maria.

Ragam Permainan Bernuansa Kitab Suci
Menurut Frans de Sales Billy Jaya, Ketua Dewan Pastoral Paroki St. Yoseph Palembang, panitia bersama DPP St. Yoseph Palembang, Orang Muda Katolik (OMK), dan Komisi Kateketik, Liturgi & Kitab Suci Keuskupan Agung Palembang telah menyiapkan berbagai permainan bernuansa ajaran Kitab Suci.
Permainan seperti Ular Tangga 9 Buah Roh, Back to Bible, Pohon Kehidupan, dan Puzzle Orang Kudus bertujuan untuk mengajarkan ajaran Alkitab secara menyenangkan kepada umat.
Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh kehadiran umat dari berbagai paroki di Dekanat I Kota Palembang, seperti Paroki Santo Yoseph, Hati Kudus, Santa Maria, Santo Paulus, dan lainnya. Mereka antusias mengikuti rangkaian acara dan mengunjungi berbagai stand bazaar yang menampilkan produk UMKM dari umat setempat.
Devosi kepada Bunda Maria
Pastor Paroki St. Yoseph, RD Hyginus Gono Pratowo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa devosi kepada Maria (hyperdulia) adalah bentuk kebaktian kepada Maria, ibu Yesus, yang mencakup pujian, penghormatan, dan cinta kasih.
Maria dipandang sebagai pengantara doa, dan umat diajak untuk meneladani cara hidupnya yang setia pada panggilan Allah.
“Maria dipilih Tuhan secara istimewa untuk menjadi Bunda Yesus Kristus, dan peran istimewa ini diakui oleh Gereja sepanjang masa,” jelas RD Hyginus.
Ia menambahkan bahwa keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung terus, mulai dari persetujuannya pada saat menerima kabar gembira hingga kesempurnaan abadi semua orang beriman.
Meneladani Sikap Iman Maria
Dalam devosi kepada Maria, umat tidak hanya diajak untuk memuji dan menghormatinya, tetapi juga mencontoh sikap iman, kasih, dan persatuan Maria dengan Kristus. Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah typos atau gambaran Gereja, sehingga umat bisa belajar dari Maria bagaimana menjawab panggilan Allah, mengikuti Yesus, dan melaksanakan kehendak Tuhan dengan setia.
Kegiatan Bazaar dan Semarak Bunda Maria ini tidak hanya menjadi ajang perayaan iman, tetapi juga mempererat persaudaraan antarumat di Paroki Santo Yoseph. Dengan berbagai permainan dan devosi yang disajikan, diharapkan umat semakin menghayati makna iman, kasih, dan persatuan yang diteladankan oleh Bunda Maria. (*)

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang