
Kunjungi Indonesia, Sekjen Caritas Internationalis Alistair Dutton Minta Gereja Katolik Perhatikan Isu Masyarakat Adat
Sekjen Alistair berharap Caritas Indonesia semakin besar menyuarakan pandangan dan karya-karya kemanusiaan di tengah-tengah masyarakat adat di Indonesia.
Katolikana.com, Jakarta — Sekretaris Jenderal Caritas Internationalis Alistair Dutton melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada 23-25 Oktober 2024. Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina (Caritas Indonesia) Mgr. Aloysius Sudarso SCJ menyambut kedatangannya di Kantor Caritas Indonesia di Jakarta Timur pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Selama di Indonesia, Alistair bertemu dengan manajemen Caritas Indonesia, para uskup di Kepengurusan KARINA KWI, para imam yang selama ini berkecimpung dalam karya kemanusiaan Gereja Katolik di Indonesia, dan mitra Caritas Indonesa.
Alistair juga bertemu dengan beberapa Anggota Badan Pengurus Yayasan Karina: Romo Edi Mulyono SJ, Rina Bambang, Devie Kusuma, Brigitta Hadianto Imam Rahayoe, Setya Handojo Singgih, dan Romo Aegidius Eka Aldianta Ocarm, dan Sr. Stefani Rengkuan SJMJ sebagai perwakilan dari Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan KWI.
Dalam pertemuan yang digelar di Wisma Kemiri KWI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 24 Oktober 2024, Alistair menyampaikan tentang isu global dan permasalah kemanusiaan di dunia. Ia memberikan masukan kepada para uskup dan imam agar Gereja Katolik di Indonesia bisa mengerjakan kerjasama dalam karya-karya kemanusiaan global dan tantangannya.

Dalam keterangan pers yang diterima oleh Katolikana.com, Alistair Dutton mengungkapkan kesan mendalam atas karya-karya kemanusiaan yang dikerjakan oleh Caritas Indonesia. Ia berharap Caritas Indonesia semakin besar menyuarakan pandangan dan karya-karya di tengah-tengah masyarakat adat di Indonesia.
Menurutnya, hal itu akan memberikan pembelajaran dan masukan bagi negara lain mengenai pendampingan kepada masyarakat adat.
“Suara dari Indonesia penting untuk bisa didengar dalam konferensi bersama dengan negara lain, terutama untuk tema indigenous people ini,” ujar Alistair.
Saat ini, Caritas Internationalis yang pusatnya di Roma, Italia ini terbagi dalam tujuh regio (Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Asia, Oceania, dan Afrika). Pembagian ini untuk mendukung kerja sama antar anggota Konfederasi Caritas yang tersebar pada 162 negara di dunia. Setiap anggota (Caritas Nasional) punya suara dalam General Assembly, pertemuan member Caritas Internationalis tertinggi.
Caritas Internationalis adalah lembaga kemanusiaan terbesar milik Gereja Katolik. Alistair mengatakan terdapat lima lingkup kerja yang digariskan dalam Strategic Framework and Strategic Orientation Caritas Internationalis: Caritas berada pada jantung Gereja, Tanggap Darurat dan Pelayanan Kemanusiaan, Pembangunan Manusia yang Integral, Pembangunan Organisasi Caritas seluruh dunia, dan Komunikasi kepada seluruh jaringannya di seluruh dunia.
Selanjutnya, Alistair menekankan semangat dasar Karya Caritas Internationalis fraternal cooperation, ‘kerja sama dalam persaudaraan’. Semangat dasar kerja sama yang dibangun dalam Caritas Internationalis adalah kerja sama antar saudara.
“Kita menjalankan kerja sama ini sebagai saudara,” ujarnya.
Selama di Indonesia, Alistair juga bertemu dengan Kardinal Ignatius Suharyo,
Lembaga Daya Dharma (LDD), sebagai lembaga kemanusiaan yang menjadi bagian dari jaringan Caritas Indonesia di wilayah pastoral Keuskupan Agung Jakarta.
Alistair juga mengunjungi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kunjungan ini penting karena Caritas Indonesia memiliki MoU kerjasama dan selama ini berkoordinasi dengan BNPB dalam setiap kejadian bencana di Indonesia. Kunjungan ini memperkuat kerja sama dalam penanganan kebencanaan di Indonesia. (*)

Jurnalis dan editor. Separuh perjalanan hidupnya menjadi penulis. Menghidupkan kata, menghidupkan kemanusiaan.
Hallo, selamat siang.Syalom. Sebelum nya saya izin bertanya, bagaimana caranya jika ingin bergabung d komunitas Caritas?
Karena saya cukup tertarik dengan isu kemanusiaan terutama berkaitan dengan masyarakat adat.
Saya berasal dari Keuskupan Agung Pontianak, keuskupan Sintang, Kalimantan Barat