Para Uskup AS Ucapkan Selamat untuk Trump

Mgr. Timothy Broglio: "Saya mengucapkan selamat kepada Presiden Trump serta legislatif di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal, yang sudah berkampanye untuk mewakili rakyat. Sekarang saatnya kita beralih dari tahap kampanye dan mulai bekerja."

0 92

Katolikana.com, Amerika Serikat — Sehari setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), Mgr. Timothy Broglio menyampaikan doa dari para uskup AS kepada Presiden terpilih Donald Trump dan untuk semua anggota legislatif terpilih di tingkat nasional, negara bagian, atau lokal.

Dalam sebuah wawancara dengan Vatican News, Mgr. Broglio yang merupakan Uskup Agung Militer AS sekaligus Ketua Konferensi Waligereja AS (United States Conference of Catholic Bishops/USCCB) mengatakan Gereja Katolik “tidak bersekutu dengan partai politik mana pun,” seraya menambahkan bahwa para uskup AS berharap dapat bekerja sama dengan semua anggota legislatif terpilih untuk mempromosikan perdamaian. kebaikan bersama.

“Sebagai orang Kristen dan orang Amerika, kita mempunyai kewajiban untuk memperlakukan satu sama lain dengan kasih sayang, rasa hormat, dan kesopanan, bahkan jika kita mungkin berbeda pendapat mengenai bagaimana menjalankan kebijakan publik,” katanya.

Uskup Agung Broglio juga mencatat bahwa para uskup AS akan berusaha untuk menegakkan hak-hak semua orang, termasuk bayi yang belum lahir, ketika penduduk di 10 negara bagian memberikan suara pada amandemen konstitusi negara bagian untuk membatasi atau memperluas akses terhadap aborsi.

“Di Amerika Serikat, kita beruntung hidup dalam negara demokrasi, dan kemarin, warga Amerika pergi ke tempat pemungutan suara untuk memilih siapa yang harus memimpin negara kita sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya,” katanya.

“Saya mengucapkan selamat kepada Presiden Trump serta legislatif di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal, yang sudah berkampanye untuk mewakili rakyat. Sekarang saatnya kita beralih dari tahap kampanye dan mulai bekerja,” ucap Mgr. Broglio.

Ia juga mengutarakan bahwa dirinya senang AS dapat melakukan transisi secara damai dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya. Namun ia juga menegaskan Gereja Katolik selalu netral dalam politik elektoral.

“Gereja Katolik tidak bersekutu dengan partai politik mana pun, begitu pula dengan Konferensi Waligereja AS. Tidak peduli siapa yang menduduki Gedung Putih atau memegang mayoritas di Capitol Hill, ajaran Gereja tetap tidak berubah,” tegas Ketua USCCB tersebut. 

Ia menambahkan, “Kami, para uskup, berharap dapat bekerja sama dengan para wakil rakyat yang terpilih untuk memajukan kebaikan bersama.”

Sementara itu, CNA melaporkan bahwa para pemilih Katolik pada hari pemungutan suara berkontribusi membuat Trump menang dengan selisih suara cukup besar. Menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh Washington Post, Associated Press, dan NBC News, Trump unggul secara nasional dan di negara bagian yang belum menentukan pilihan.

Menurut jajak pendapat Washington Post, Trump secara nasional mampu memenangkan suara pemilih Katolik dengan selisih 15 poin : 56 persen berbanding 41 persen.

Hal ini menunjukkan persentase kemenangan Trump tahun ini di kalangan pemilih Katolik jauh lebih besar dibandingkan jajak pendapat Washington Post empat tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, jajak pendapat Washington Post menunjukkan Trump hanya unggul lima poin atas Presiden Joe Biden, dengan perolehan 52 persen berbanding 47 persen.

Pergeseran ini mewakili perubahan pandangan di kalangan pemilih Katolik yang mendukung Trump dari tahun 2020 hingga 2024.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Associated Press VoteCast menunjukkan bahwa Trump memimpin di antara para pemilih Katolik, tetapi dengan selisih tujuh poin yang lebih kecil dibandingkan jajak pendapat yang dilakukan Washington Post.

Menurut jajak pendapat tersebut, Trump memenangkan suara Katolik dengan sekitar 52 persen, sementara Kamala Harris memperoleh 45 persen suara.

Sedangkan para pemilih Katolik di 10 negara bagian utama yang disurvei oleh NBC mengunggulkan Trump dengan selisih 15 poin dalam hasil jajak pendapat. Rinciannya, 56 persen suara mereka berikan kepada mantan presiden tersebut dan hanya 41 persen yang diberikan untuk Wakil Presiden petahana Kamala Harris. (*)

 

Sumber: Cathnews

Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha

Leave A Reply

Your email address will not be published.