Novus Ordo Seclorum

Ungkapan novus ordo seclorum adalah salah satu dari dua motto Latin di sisi belakang lambang negara Amerika Serikat.

0 105
Febry Silaban

Katolikana.com — Usai Donald Trump diproyeksikan menang dalam Pilpres AS 2024, dirinya langsung menyampaikan pujian kepada miliarder Elon Musk saat berpidato.

Elon Musk, orang terkaya di dunia pemilik SpaceX dan media sosial X, merupakan salah satu pendukung Donald Trump yang paling gigih. Musk telah menggelontorkan sekitar USD120 juta (sekitar Rp1,8 triliun) untuk mendukung kampanye Trump.

Namun, sayangnya, Musk tidak berada di lokasi saat pidato Trump tersebut. Elon Musk merayakan kemenangan Trump lewat akun X (Twitter) resminya @elonmusk. Ia mengunggah beberapa posting dan me-retweet posting pengguna lain yang melakukan selebrasi.

Dua di antaranya yang cukup mendapat perhatian bagi saya adalah postingan dengan teks berbahasa Latin Novus Ordo Seclorum yang disertai dengan fotonya bersama Trump, serta ungkapan berbahasa Inggris The future is gonna be fantastic yang disertai dengan gambar roket.

Ungkapan novus ordo seclorum adalah salah satu dari dua motto Latin di sisi belakang lambang negara Amerika Serikat. Motto lainnya adalah annuit cœptis, yang tertera di bagian atas di puncak paramida disertai gambar mata satu.Lambang tersebut tercantum di dalam uang kertas dolar Amerika Serikat.

Gambar-gambar khas yang terdapat di uang kertas sering kali menimbulkan rasa ingin tahu dan memancing spekulasi mengenai arti dan tujuan di baliknya. Salah satunya, uang kertas dolar Amerika Serikat ini yang acapkali menarik perhatian dengan simbol dan ikonografi yang unik. Sejumlah pihak pun mengaitkannya dengan teori konspirasi global.

Kalimat novus ordo seclorum diciptakan dan dicetuskan pertama kali oleh Charles Thomson, yang menjadi sekretaris Kongres saat Segel Agung (Great Seal) yang menjadi lambang negara AS, dibuat pada tahun 1782.

Frasa tersebut terinspirasi dari puisi keempat Ecloga karya Virgil, penyair Latin yang ditulis pada abad ke-1 SM. Motto tersebut secara khusus merupakan perumusan ulang dari baris kedua puisi: Magnus ab integro saeclorum nascitur ordo (sebuah tatanan yang besar telah lahir selama berabad-abad).

Kalimat puisi ini digunakan untuk menggambarkan era baru yang diharapkan akan datang setelah era kekacauan politik dan sosial yang dialami oleh Romawi kuno.

Thomson mengutipnya dan memformulasikannya menjadi novus ordo seclorum untuk menandakan “awal Era Amerika Baru” sejak tanggal deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776, yang digambarkan dalam angka Romawi MDCCLXXVI di dasar piramida pada lambang segel tersebut.

Kalimat Latin itu terdiri dari kata novus yang berarti baru, ordo tatanan, dan seclorum itu zaman atau semesta. Kata secla, seclorum, dst. adalah bentuk bahasa modern untuk saecula, saeculorum, dst. yang lebih umum dipakai dalam tulisan klasik seperti puisi dan prosa Latin. Dalam linguistik dikenal gejala bahasa yang disebut “sinkope”, hilangnya bunyi atau huruf di tengah kata.

Sama seperti sinkope dalam bahasa Indonesia, misalnya sahaya – saya, dahulu – dulu, baharu – baru, tahadi – tadi, cahari – cari, sahaja – saja, bahagian – bagian. Ada penghilangan bunyi h di tengah kata. Demikian juga dengan kata saecula saeculorum yang menjadi secla seclorum.

Uang Dolar Amerika Serikat

Kata seclorum berasal dari kata benda saeculum, yang artinya abad, zaman, semesta, generasi. Secula bentuk jamaknya, seculorum bentuk jamak genetif. Saya jadi teringat dengan rumusan akhir kalimat doa doksologi trinitaris: tibi gloria in saecula saeculorum, kemuliaan bagimu sampai selama-lamanya. Dari sini, kita jadi kenal dengan kata serapan “sekuler” dalam bahasa Indonesia, yang artinya duniawi.

Dengan demikian, kalimat novus ordo seclorum dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi “tatanan baru (di) abad/zaman ini”. Dalam konteks lambang negara Amerika Serikat, tulisan Latin tersebut menggambarkan keinginan menciptakan tatanan baru bagi abad yang baru di Amerika Serikat yang baru merdeka pada saat itu, dengan cita-cita kebebasan dan demokrasi.

“Tatanan baru di zaman ini” mengacu pada fakta bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah negara didirikan atas seperangkat nilai-nilai, yaitu nilai-nilai yang disebutkan dalam paragraf kedua Deklarasi Kemerdekaan Amerika, dan bukan atas dasar etnisitas atau kebetulan sejarah.

Yaitu, bahwa hak asasi manusia berasal dari Tuhan; hak asasi manusia bukanlah pemberian negara yang baik hati; dan tanggung jawab utama pemerintah di setiap tingkatan, federal, negara bagian, dan lokal, adalah untuk melestarikan, melindungi, dan membela hak dan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada rakyat.

Hal ini juga mencerminkan fakta bahwa pemerintah nasional AS didirikan atas teori kontrak sosial, yang terstruktur di bawah konstitusi tertulis, dan merupakan hasil rancangan, bukan perang, kebetulan, atau penaklukan.

Frasa ini menjadi simbol penting dari ideologi Amerika yang mengutamakan perubahan dan perkembangan. Ini mencerminkan keyakinan bahwa negara ini akan terus berkembang dan berubah seiring dengan perkembangan dunia. Pemikiran ini juga mencerminkan keyakinan bahwa negara ini akan terus berperan dalam menentukan tatanan dunia yang sedang berubah.

Ungkapan lain lagi di dalam lambang negara AS itu adalah annuit coeptis. Kata annuit berasal dari verba annuere, artinya, menyetujui, menunjukkan, merestui, mendukung. Sedangkan kata coeptis berasal dari kata kerja coepere, yang artinya memulai.

Annuit coeptis secara harfiah artinya “Dia (Tuhan) merestui/mendukung apa yang sudah dimulai”. Frasa ini mencerminkan keyakinan bahwa providentia Dei atau pemeliharaan ilahi telah mendukung berdirinya negara dan usahanya. Ungkapan ini merangkum cita-cita Revolusi Amerika dan aspirasi negara baru.

Annuit Coeptis merujuk pada keyakinan para pendiri bahwa prinsip dan nilai yang membentuk dasar pemerintah federal AS menyenangkan Tuhan, karena itu Tuhan akan memberkati AS dan mendukung pertumbuhan dan perkembangannya lebih lanjut.

Selain dua frasa Latin tadi, terdapat juga gambar mata satu di puncak sebuah piramida. Mata satu tersebut menandakan mata Tuhan (the eye of providence) yang melihat semuanya. Simbol ini pun telah menjadi sumber perdebatan dan spekulasi.

Beberapa mengaitkannya dengan simbolisme okultis atau mitos tentang masyarakat rahasia yang berusaha mengendalikan dunia. Ada juga yang mengaitkannya dengan iluminati, organisasi rahasia yang menurut teori konspirasi bertanggung jawab atas kekacauan dunia.

Namun, secara faktual, gambar mata satu ini didasarkan pada simbol Mata Mengawasi atau Dewa Horus dari kepercayaan Mesir Kuno yang mewakili penjagaan dan pengawasan Tuhan. Gambar mata satu dipilih oleh Charles Thomson untuk mewakili pengawasan Tuhan atas negara Amerika yang baru terbentuk.

Saya jadi ingat film “Fast & Furiuos 7”, film aksi yang dirilis pada tahun 2015 dan merupakan sekuel ketujuh dalam franchise terkenal “Fast & Furious”. Salah satu tokohnya, Mr. Nobody, menawarkan bantuan dan sumber daya untuk membantu tim dalam pencarian mereka terhadap perangkat canggih Bernama “Mata Dewa” atau God’s Eye.

Ini adalah alat yang dapat melacak dan mengidentifikasi siapa pun di dunia melalui sistem pengawasan global, dan memiliki potensi untuk digunakan dengan sangat berbahaya. Di mana pun Anda berada, dapat dilacak lewat alat ini.

Annuit Coeptis/Novus Ordo Seclorum Foto: flic.kr/p/KwD9B

Terakhir, gambar piramida dalam uang kertas dolar tersebut menunjukkan tingkatan yang berjumlah 13, dengan tumpuan batu paling atas yang tidak lengkap, yang mewakili bahwa pekerjaan Amerika masih belum selesai.

Jumlah 13 ini melambangkan 13 koloni awal Amerika yang berjuang meraih kemerdekaan. Piramida tersebut juga melambangkan keberlanjutan dan stabilitas negara.

Yang justru bikin menarik, tulisan Latin Novus Ordo Seclorum ini juga seringkali dipahami banyak orang sebagai New World Order, tatanan dunia yang baru. Saya menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin menjadi Novus Ordo Mundi. Kata genitif mundi dari nomina mundus, yang artinya dunia.

Saya jadi teringat film pahlawan Marvel “Avengers” yang terkenal, dengan tokoh antagonis, Thanos. Musuh para Avengers ini terobsesi dengan keinginan untuk menghancurkan setengah dari populasi semua mahluk hidup di alam semesta. Ia percaya bahwa dengan melakukan ini, ia dapat menciptakan keseimbangan dengan memastikan kelangsungan hidup dan mengatasi masalah kelaparan dan kekurangan sumber daya yang ada di alam semesta. Dia ingin membuat novus ordo mundi, tatanan dunia yang baru.

Apakah makna itu yang dimaksud oleh Elon Musk ketika mengunggah ungkapan Latin novus ordo seclorum dalam konteks kemenangan Trump menjadi presiden Amerika Serikat? Apakah benar akan ada tatanan dunia yang baru setelah negara adidaya Amerika Serikat akan dipimpin oleh Trump? Atau, apakah akan muncul “awal era Amerika yang baru”?

Perubahan besar apa yang akan terjadi dalam kebijakan ekonomi, baik di dalam negeri AS maupun di luar negeri, termasuk Indonesia? Apa dampak kemenangan Trump bagi geopolitik dunia? Atau, jangan-jangan Donald Trump itu Thanos? “The future is gonna be fantastic!” kata Elon Musk. Wallahualam. (*)

 

Penulis: Febry Silaban, pemerhati bahasa, mantan wartawan, dan alumni program S-2 bidang kebijakan publik dari Universitas Indonesia

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.