Trump Menang, Jesuit Refugee Service Desak AS Hormati Imigran
Pada pemerintahan Trump sebelumnya, ia membuat berbagai kebijakan yang cenderung anti-imigran.
Katolikana.com, Amerika Serikat — Dengan keberhasilan Donald Trump meraih masa jabatan keduanya sebagai presiden Amerika Serikat (AS), Jesuit Refugee Service (JRS) AS ikut angkat bicara. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Rabu (6/11/2024), mereka mendesak pemerintahan Trump di masa mendatang untuk lebih menghormati imigran.
Lembaga milik Yesuit yang fokus pada isu pengungsi ini menyinggung peran bersejarah AS sebagai negara tujuan para imigran. Mereka juga menggemakan kembali seruan lama para uskup AS untuk menolak sikap antipati terhadap imigran.
“Sikap anti-imigran telah menjadi populer di berbagai wilayah di negara kita, bersama dengan sikap nativisme, etnosentrisme, dan rasisme yang terus muncul kembali di komunitas kita,” sebut mereka.
JRS AS mengatakan pemerintahan Trump mendatang bisa dan harus memperbaiki sistem suaka di AS, menyediakan jalur yang sah bagi para migran, dan bekerja sama dengan Kongres untuk mengembangkan reformasi imigrasi.
“Kami menyerukan kepada pemerintahan AS yang akan datang untuk melanjutkan kepemimpinan global AS yang sudah lama ada dalam memberikan bantuan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa orang-orang yang membutuhkan bantuan di seluruh dunia,” tekan mereka melalui pernyataan tertulis.
Pada masa pemerintahan Trump yang sebelumnya, ia condong membuat kebijakan mempersulit para pengungsi untuk mencari suaka di AS. Berbagai kebijakan pemerintah di periode pertama Trump telah memisahkan keluarga-keluarga imigran, menciptakan rintangan-rintangan baru bagi para migran dalam proses mencari suaka, serta secara drastis mengurangi jumlah pengungsi yang dimukimkan kembali oleh AS.
Trump juga memberlakukan aturan diskriminatif yang membatasi wisatawan dari negara-negara mayoritas Muslim untuk datang ke AS. Ia juga tidak memprioritaskan upaya internasional untuk mengatasi ledakan populasi pengungsi global.
Selama kampanye pemilu tahun 2024, retorika Trump dan sekutunya telah menimbulkan ketakutan tersendiri bagi para pengungsi dan warga negara asing lainnya di AS. Khususnya, bagi mereka yang melihat AS sebagai titik terang dalam kegelapan saat mereka berjuang untuk melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan.
“Cara kita menanggapi puluhan juta orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka merupakan pertanyaan serius mengenai moral, hukum, diplomasi, dan ekonomi yang berdampak pada kita semua,” tutur JRS AS.
Mereka kemudian menambahkan, “Sebagai organisasi orang-orang yang ingin mengekspresikan iman Katolik melalui karya kami, JRS AS meyakini bahwa menyambut, mendampingi, melayani, dan mengadvokasi para pengungsi adalah sebuah kewajiban.”
JRS AS lantas menutup pernyataan resmi mereka atas hasil Pilpres AS dengan mengutip pesan dari Paus Fransiskus, “Janganlah kita lupa bahwa memiliki kekayaan mencakup tanggung jawab dan kewaspadaan terus-menerus, sehingga mereka yang paling tidak beruntung…dapat terbantu untuk bangkit.” (*)
Sumber: JRS USA
Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha