Mgr Bernardus Bofitwos Baru,OSA Buka PYD II di KSK Nabire

0 145

Nabire, Katolikana.com—Uskup Timika Mgr Bernardus B.Baru, OSA memimpin perayaan misa syukur pembukaan Papua Youth Day (PYD), dihadiri 600 orang peserta dari  Keuskupan Se-Regio Papua II di Gereja Kristus Sahabat (KSK), Kamis (3/7/2025).

Mobilisasi peserta terakhir tiba melalui jalur transportasi laut dari Keuskupan Sorong-Manakwari. Peserta terbanyak  PYD II datang dari Keuskupan Sorong-Manakwari sebanyak 175 orang bersama para pembina biarawan dan biarawati.

Misa Syukur Pembukaan PYD II Uksup Timika

Belajar dari Pengalaman Murid-Murid Yesus

Dalam khotbanya, Mgr Bernardus B.Baru, OSA mengatakan tiga murid Yesus Kristus yang karakternya berbeda-beda menjadi pengikut kristus yang sejati. Ketiga tokoh itu ialah Santo Petrus, Santo Yakobus dan Santo Tomas.

Ketiga tokoh masing-masing rasul tampil dengan keunikannya masing-masing. St. Petrus menampilkan keunikannya sendiri. Seorang pribadi yang spontan, cepalas-ceplos mengungkapkan isi hatinya kepada Yesus, sang gurunya.

Demikian juga halnya dengan rasul Yakobus yang berkarakter ambisius, mau menjadi orang besar, terkenal dan demikian juga rasul Thomas yang berkarakter tidak mudah percaya cerita orang lain.

Pada momentum perayaan misa syukur Pembuka Papua Youth Day (PYD) II, Mgr Bernardus B.Baru, OSA juga mengingatkan jangan mudah percaya perkataan orang lain, ceritera orang lain di mana percakapan itu belum tentu benar adanya.

Teladan karakter tidak mudah percaya itu, tertanam dalam pribadi Santo Thomas di mana percakapan antara murid-murid Yesus setelah kebangkitan-Nya.

Komitmen tidak mudah percaya tertanam dalam pribadi Santo Tomas memberikan inspirasi di mana kita dihadapkan pada zaman inteligensi artificial (IA).

Figur rasul Thomas dapat mewakili bagi mereka yang tidak cepat percaya kepada cerita dan omongan serta informasi dari orang lain.

Orang-orang muda penting untuk menyikapi situasi modern dengan sikap bijaksana untuk mengelola, menganalisa, menyimpulkan pada zaman teknologi ini.

Dari segi positifnya informasi dari orang lain atau model sosial lain adalah hal baik yang perlu ditirunya dan bijaksana mengelolahnya.

“Kita diajak untuk sama-sama mengelola dengan bijaksana untuk  teknologi IA untuk terhindar dari gosip-gosip murahan dan tidak jatuh kepada skenario provokasi, yang disengaja diciptakan untuk memancing konflik yang memecah-belah kesatuan masyarakat, gereja dan bangsa,” ujar Bapa Uskup.

Misa Syukur Pembuka dengan Peserta ASMAT

Iman Pertama Lahir Karena Mendengarkan

Mgr Bernardus B. Baru, OSA mengungkapkan iman harus bertumbuh dan mengalami pengalaman spiritual rohani atas kehadiran ilahi.

Oleh karena itu, perbuatan dan sikap hidup yang diperwujud nyatakan melalui iman supaya yang dilihat dan dialami oleh orang lain melalui perbuatan nyata setiap pribadi kita.

“Iman lahir pertama-tama karena mendengarkan melalui cara pengajaran atau katekese, khotbah serta sharing pengalaman iman,” kata Bapa Uskup Timika.

“Perwujudan atas iman harus melalui melalui tindakan nyata, perbuatan-perbuatan nyata dan karya nyata. Jadi anak-anak muda pasti memiliki karakter yang beragam seperti para rasul,” sambung Bapa Uskup.

Uskup berpesan agar Orang-orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan se-Regio Papua masing-masing pribadi memiliki karakter positif yang harus dapat dikembangkan agar dapat membantu menumbuhkembangkan iman dan mematangkan perwujudan iman yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan karya-karya nyata yang dapat memajukan gereja, masyarakat dan bangsa.

Doa untuk Perdamaian

Saat jumpa pers di lobi depan susteran Hati Kudus Yesus KSK, Mgr Bernardus  B.Baru, OSA mengungkapkan melalui momentum PYD II untuk membangun iman, cinta kasih dan persaudaran dari berbagai suku ras, budaya dan adat menjadi satu Katolik di bawah salib Kristus.

“Oleh karena itu kita saling membangun kepercayaan, kita saling membangun hubungan baik dengan sesama kita. Tentu kita juga wajib mendoakan kepada mereka yang terdampak konflik supaya ada kedamaian itu tercipta,” pungkasnya. (*)

Kontributor Katolikana.com di Paniai, Papua. Lahir di Ibumaida, Paniai, tahun 1989. Penulis bekerja di Komisi Keadilan dan Perdamaian Keutuhan Ciptaan Paroki Kristus Sang Gembala (KSG) Wedaumamo, Keuskupan Timika. Ia juga aktif di organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang di Kabupaten Paniai.

Leave A Reply

Your email address will not be published.