Orang Muda Katolik dalam Terang Spiritualitas Ekaristi

Menghidupi Iman di Tengah Zaman

0 32
Romo Yudel Neno, Pr

Oleh Rm. Yudelfianus Fon Neno, Pr

Katolikana.com—Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani. Dalam konteks ini, Orang Muda Katolik (OMK) dipanggil untuk tidak hanya hadir dalam perayaan Ekaristi, tetapi menghidupi maknanya secara konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Gereja mengandalkan generasi muda untuk menyegarkan dan memperbaharui semangat iman umat Allah. Sebagai bagian dari Gereja yang hidup dan dinamis, OMK harus diberdayakan secara spiritual dan pastoral.

OMK adalah kondisi terbuka ke depan, artinya terbuka untuk pertumbuhan, pembaruan, dan pengutusan. Mereka hidup dalam zaman yang penuh tantangan, tetapi juga sarat peluang untuk berkembang dalam iman dan karya.

Keterbukaan ini harus diselaraskan dengan semangat pembelajaran dan kerendahan hati di hadapan Allah. Gereja harus menjadi ruang dialog bagi OMK untuk mengeksplorasi panggilan hidup mereka. Ekaristi membantu membuka kesadaran mereka akan kehadiran Kristus yang hidup dalam sejarah manusia.

OMK merupakan tulang punggung Gereja dan negara karena mereka adalah generasi pembawa perubahan. Dalam tubuh Gereja, mereka menjadi penggerak kegiatan pastoral yang inovatif dan kreatif.

Dalam tubuh negara, mereka menjadi penjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Pembinaan yang baik dari Gereja akan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang beriman, bijak, dan berintegritas. Perayaan Ekaristi membentuk karakter OMK agar menjadi saksi Kristus dalam dunia sosial-politik.

Spiritualitas yang Menyatukan

OMK membutuhkan persekutuan yang otentik dan saling mendukung. Persekutuan ini tidak hanya berupa relasi sosial, tetapi spiritualitas komunitas yang mengakar dalam Ekaristi.

Ekaristi adalah perjamuan cinta, di mana setiap orang diundang untuk bersatu dengan Kristus dan sesama. OMK perlu menyadari bahwa kehadiran dalam Ekaristi bukan sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan iman. Dari Ekaristi, OMK belajar menjadi tubuh Kristus yang hidup dalam dunia.

OMK memiliki kecakapan verbal yang kuat sebagai potensi pewartaan Injil. Mereka terbiasa berkomunikasi melalui berbagai media dan platform digital. Keterampilan ini harus dikuduskan dan diarahkan untuk pelayanan yang bersifat kateketik.

Dalam pewartaan, OMK dapat menjadi jembatan antara ajaran Gereja dan dunia modern. Ekaristi menjadi sumber inspirasi agar pewartaan mereka tidak kehilangan roh Kristus.

OMK dipanggil untuk hidup dalam kepatuhan dan pengorbanan seperti Kristus yang memberikan tubuh dan darah-Nya. Kehidupan Kristiani menuntut sikap rela berkorban demi kebaikan sesama.

Ekaristi mengajarkan bahwa cinta sejati lahir dari pengorbanan diri. Semangat ini harus dihidupi OMK dalam relasi keluarga, komunitas, dan masyarakat luas. Kepatuhan kepada kehendak Allah menjadikan OMK pribadi yang tangguh dan setia.

Fondasi Pelayanan Sejati

Hidup rohani adalah fondasi utama dalam pertumbuhan iman OMK. Tanpa keintiman dengan Allah, segala aktivitas pastoral hanya akan menjadi rutinitas kosong. OMK perlu terus dibimbing untuk mencintai doa, Kitab Suci, dan sakramen-sakramen Gereja. Ekaristi sebagai sumber rohani menjadi titik tolak pembentukan spiritualitas yang kokoh. Dari meja Ekaristi, OMK diberi kekuatan untuk menghadapi tekanan zaman.

Kasih yang sejati adalah kasih yang berpuncak pada pemberian diri secara total, seperti yang dilakukan Kristus dalam Ekaristi. OMK perlu didorong untuk meneladani kasih ini dalam keseharian mereka.

Dalam pelayanan, pertemanan, maupun perjuangan sosial, kasih harus menjadi motivasi utama. Ekaristi menyadarkan bahwa hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk dipersembahkan. Totalitas kasih ini mencerminkan spiritualitas salib yang menyelamatkan.

Teladan Bunda Maria

OMK harus melihat Bunda Maria sebagai teladan penyerahan diri total kepada Allah. Maria berkata, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu,” menjadi model bagi setiap orang muda yang ingin mengikuti Kristus.

Ketaatan Maria adalah buah dari iman yang radikal dan penuh pengharapan. Dalam Ekaristi, OMK belajar berkata “ya” kepada panggilan dan rencana Allah. Penyerahan diri Maria menjadi inspirasi penyerahan diri dalam pelayanan.

Penyertaan Tuhan atas hidup OMK seperti yang dialami Nabi Yeremia adalah jaminan kekuatan. Yeremia yang muda merasa tidak pantas, tetapi Allah berkata, “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau.”

OMK kadang merasa kecil dan tidak mampu menghadapi tantangan dunia, tetapi Allah tetap menyertai. Dalam Ekaristi, penyertaan Allah menjadi nyata dan menguatkan. Dari altar, Tuhan berkata kepada OMK: “Pergilah, Aku menyertaimu.”

Prinsip Emas

OMK dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan sebagaimana diajarkan Yesus tentang saling memperlakukan. “Apa yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Prinsip emas ini menuntun OMK untuk hidup dalam kasih, keadilan, dan pengampunan. Ekaristi bukan hanya perayaan, tetapi pengutusan untuk menghidupi kasih Kristus dalam dunia nyata. Partisipasi OMK mencerminkan wajah Gereja yang peduli dan solider.

Keintiman dengan Allah harus menjadi prioritas dalam hidup OMK. Dunia menawarkan banyak kesenangan yang menjauhkan dari relasi pribadi dengan Tuhan.

Ekaristi mengundang OMK untuk membangun relasi yang mendalam dan akrab dengan Kristus. Keintiman ini membentuk hati yang peka, bijaksana, dan mampu membedakan yang baik dari yang jahat. Tanpa keintiman dengan Allah, semangat pelayanan akan mudah layu.

OMK: Garam dan Terang Dunia

OMK adalah masa kini Allah, bukan sekadar harapan masa depan. Mereka hidup dalam saat ini dan dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia sekarang juga.

Ekaristi memberi makna bahwa masa kini adalah saat perjumpaan dengan Kristus yang hidup. Maka, OMK harus aktif dalam Gereja bukan nanti, tetapi sekarang. Gereja masa kini memerlukan energi, kreativitas, dan iman dari kaum muda.

Mengikuti Kristus menuntut keberanian, sebagaimana Yesus mengkritik orang-orang Farisi yang munafik. OMK harus berani bersuara terhadap ketidakadilan, kemunafikan, dan kepalsuan zaman.

Keberanian ini lahir dari perjumpaan dengan Kristus dalam Ekaristi. Ekaristi membentuk hati nurani yang jernih dan penuh keberanian moral. OMK yang hidup dari Ekaristi akan menjadi saksi kebenaran di tengah dunia yang kompromistis.

Akhirnya, OMK dan Ekaristi adalah dua wajah dari Gereja yang hidup. OMK memberi tubuh kepada Gereja, Ekaristi memberi jiwa. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam upaya mewujudkan peradaban kasih.

Gereja perlu terus menciptakan ruang-ruang Ekaristis yang hidup dan kontekstual bagi kaum muda. Sebab, hanya dari Kristus yang hadir dalam Ekaristi, OMK menemukan makna sejati panggilannya. (*)

Penulis: Rm. Yudel Neno, Pr, Sekretaris Komisi Kepemudaan Keuskupan Atambua

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.