Perkuat Akar Rumput, Keuskupan Agung Palembang Gelar Pelatihan Fasilitator untuk Menutup Tahun KBG 2025

PALEMBANG, katolikana.com – Sebagai upaya memperkuat basis umat di tingkat akar rumput, Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan Liturgi Keuskupan Agung Palembang (KAPal) menyelenggarakan pelatihan intensif bagi fasilitator Komunitas Basis Gerejani (KBG). Kegiatan yang berlangsung pada 21–23 November 2025 di Wismalat Podomoro, Sumatera Selatan ini mengusung tema “Komunitas Yang Bertumbuh Dalam Sabda”. Menghadirkan narasumber Romo Yonas Manue Hunu, SVD (Pengurus LBI dan Direktur Bible Batam).
Kegiatan ini dihadiri oleh utusan dari setiap Paroki, Kuasi Paroki, Unit Pastoral, hingga Pos Pelayanan di seluruh wilayah Keuskupan Agung Palembang. Pelatihan ini menjadi momentum strategis menjelang penutupan Tahun Pastoral 2025 yang didedikasikan sebagai Tahun KBG. Di mana Keuskupan Agung Palembang adalah wilayah gerejawi Gereja Katolik Roma yang melayani umat di provinsi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Keuskupan ini terus berkomitmen memberdayakan umat melalui berbagai gerakan pastoral yang kontekstual dan transformatif.

Transformasi Menuju Umat yang Partisipatif
Acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Palembang, RD. Yohanes Kristianto. Dalam homili dan sambutannya, Romo Kris menegaskan bahwa KBG bukan sekadar program kerja, melainkan sebuah pola hidup menggereja yang baru.
“Berakhirnya Tahun KBG bukan berarti semangat kita padam. Justru, semangat untuk menghidupi komunitas basis harus semakin berkobar. Kita ingin menyelaraskan diri dengan semangat Gereja Perdana yang kental dengan persaudaraan,” ujar Romo Kris.
Ia juga menyoroti pentingnya kaderisasi generasi muda di dalam KBG. “Masa depan Gereja ada pada orang muda yang potensinya sangat besar. KBG harus menjadi tempat di mana nilai-nilai dasar Kristiani ditemukan kembali dan mampu memperbaharui Gereja dari lingkup terkecil,” tambahnya.

Mencetak Fasilitator Handal
Ketua Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan Liturgi KAPal, RD. Agustinus Giman, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang dengan konsep Training of Trainers (ToT). Para peserta yang terdiri dari Koordinator KBG Paroki dan Tim KBG Dekanat diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan di wilayah masing-masing.
“Harapan kami, para utusan ini dapat membagikan pembekalan yang diterima kepada para fasilitator di paroki mereka. Tujuannya agar KBG terus menjadi ‘sel hidup’ yang berjalan dinamis, di mana umat tidak hanya berkumpul, tetapi bertumbuh dan berkembang dalam Sabda Tuhan,” jelas Romo Giman.

KBG: Jantung Gereja di Tengah Masyarakat
Dalam konteks Keuskupan Agung Palembang yang mencakup wilayah luas (Sumsel, Jambi, dan Bengkulu), KBG memegang peran vital. KBG didefinisikan sebagai satuan umat terkecil (10–20 Kepala Keluarga) yang berdekatan secara geografis, namun diikat oleh persaudaraan Injili, bukan sekadar administrasi.
Fokus utama pengembangan KBG di Keuskupan Agung Palembang meliputi:
- Gereja yang Partisipatif: Mengubah paradigma umat dari pasif menunggu pastor menjadi subjek pastoral yang aktif.
- Tanggap Zaman: Mendorong kepekaan sosial terhadap isu kemiskinan, ketidakadilan, dan lingkungan hidup.
- Transformasi Hidup: Menjadikan pertemuan KBG sebagai ruang sharing pengalaman hidup nyata (ekonomi, pendidikan, kesehatan) yang diterangi oleh Kitab Suci, bukan sekadar diskusi teologis rumit.
Melalui pelatihan ini, Gereja berharap dapat terus hadir secara nyata di lorong-lorong kampung dan perumahan, memastikan Gereja tidak menjadi menara gading yang berjarak, melainkan hadir di tengah realitas harian umat.

Setelah purna bakti guru di SD Xaverius 2 Palembang saat ini sebagai pendidik di SMA Xaverius 2 Palembang dan SMP Kusuma Bangsa. Sekretaris DPP Santo Yoseph Palembang Palembang, jurnalis di media lokal dan nasional dan aktif di beberapa organisas.