
Kleco, Katolikana.com – Sukacita sejati bukan sekadar emosi sesaat, melainkan buah dari roh dan hasil dari persekutuan manusia dengan Allah.
Demikian ditegaskan Romo Eko Wahyu OSC di hadapan lebih dari seribu umat dalam acara Kebangunan Rohani Katolik (KRK) Paroki Santo Paulus Kleco, Kota Surakarta, yang berlangsung pada Jumat, 11 April 2025 di Resto Orient.
Mengutip Galatia 5:22-23, Romo Eko menyampaikan bahwa sukacita merupakan bagian dari buah roh bersama dengan kasih, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Menurutnya, orang yang mampu bersukacita adalah mereka yang tetap mampu melihat berkat di balik penderitaan hidup.
“Sukacita adalah buah dari roh dan hasil persekutuan manusia dengan Allah,” tegasnya.

Sukacita dan Latihan Rohani
Romo Eko menjelaskan bahwa sukacita juga diperoleh melalui latihan rohani, salah satunya dengan tidak membiarkan kekuatiran menguasai hidup.
Ia merujuk pada Filipi 4:6-7, di mana Rasul Paulus mengajak umat untuk menyerahkan seluruh pergumulan kepada Allah dalam doa dan ucapan syukur.
“Paulus berkata kekuatiran itu tidak masuk akal. Maka, pertama-tama jangan kuatir tentang hidupmu,” ujarnya.
Menurut Romo Eko, kesulitan seseorang untuk merasakan sukacita seringkali disebabkan karena mereka masih menyimpan kesalahan dan luka yang belum dilepaskan. Ia menganjurkan agar umat belajar untuk melepaskan dengan rela dan ikhlas.
“You must know how to let it go. Karena hanya Tuhan yang bisa membereskan masalahmu,” tandasnya.
Adorasi
Acara KRK kemudian ditutup dengan adorasi Sakramen Mahakudus, dipimpin langsung oleh Romo Eko Wahyu. Dalam suasana hening dan penuh penghayatan, umat diajak menyatakan isi hatinya di hadapan Tuhan. Saat monstran dibawa berkeliling, banyak umat larut dalam doa dan pujian, bahkan tak sedikit yang menitikkan air mata.
Maria Regina Muji Handayani, umat dari Gereja Santa Maria Regina Purbowardayan, mengungkapkan pengalaman rohani mendalam selama mengikuti KRK dan adorasi.
“Saya merasakan sukacita yang luar biasa. Seperti tumbuhan yang disiram air segar agar terus tumbuh dan berbuah. Saya merasa semakin dekat dengan Tuhan, dan itu mengubah hidup saya menjadi lebih baik ke depannya,” ujarnya kepada Katolikana.

Panca Windu Paroki Kleco
Ketua Panitia KRK, Bonifasius Cahyo, menyampaikan bahwa acara ini dihadiri sekitar 1.100 umat, baik dari pembeli tiket maupun undangan. Sebanyak 300 undangan gratis juga dibagikan kepada anak-anak panti asuhan dan sekolah-sekolah Katolik di sekitar Paroki Kleco.
KRK dan adorasi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Panca Windu Paroki Kleco, yang jatuh pada 1 Agustus 2025.
“Melalui KRK dan adorasi ini, kami ingin menghadirkan momen penyembuhan, penguatan iman, dan harapan bagi umat melalui doa,” kata Boni.
Ia berharap, kegiatan ini dapat membangun kehidupan rohani umat dan membawa sukacita yang berkelanjutan.
“Semoga harapan umat yang hadir dapat terwujud, iman semakin bertumbuh, dan sukacita kian melimpah,” pungkasnya. (*)

Wartawan Katolikana.com