Rayakan Dies Natalis ke-67, ISKA Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati

Wujud Nyata Iman dan Solidaritas di Tengah Masyarakat

0 46

Jakarta, Katolikana.com – Dalam semangat merayakan Dies Natalis ke-67, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) menyelenggarakan kegiatan bakti sosial sebagai bentuk nyata pengabdian dan cinta kasih kepada sesama. Acara ini berlangsung pada Sabtu (17/5/2025) di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati, Bojong, Jakarta Barat.

Lokasinya di Jalan Pakis Raya No.11 Blok H6, RT.16/RW.16, Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11470.

Kegiatan ini menjadi pembuka dari serangkaian acara peringatan hari lahir ISKA, yang mengangkat tema besar: “Berkarya, Mengabdi, dan Mewujudkan Harapan dalam Kesetaraan.”

Aksi Nyata Iman yang Mewujud

Bakti sosial kali ini menyasar anak-anak panti asuhan, dengan pemberian bantuan berupa kebutuhan pokok, perlengkapan sekolah, serta bantuan pendampingan emosional dan hiburan edukatif.

Dalam suasana hangat penuh kekeluargaan, para anggota ISKA berinteraksi dengan anak-anak panti dengan membawa semangat solidaritas, cinta kasih, dan kepedulian sosial.

Ketua Panitia Dies Natalis ISKA ke-67, Ardy Susanto, SH, MI.Kom, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni simbolik, tetapi perwujudan konkret dari iman yang hidup.

“Kami ingin menjadikan momentum Dies Natalis ini sebagai refleksi pengabdian. ISKA tidak hanya hadir sebagai organisasi intelektual Katolik, tetapi juga sebagai komunitas yang menaruh perhatian serius terhadap isu kemanusiaan, khususnya terhadap kelompok rentan seperti anak-anak panti,” ujar Ardy.

Ia juga menambahkan bahwa selain bakti sosial, ISKA akan menyelenggarakan seminar publik pada Sabtu (24/5/2025) dengan menghadirkan Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas Djiwandono, dan wartawan senior Kompas, Andreas Maryoto, serta akan menggelar acara puncak peringatan Dies Natalis pada Sabtu (31/5/2025) di Hotel Santika Slipi, Jakarta.

ISKA ingin membuktikan bahwa menjadi sarjana Katolik berarti siap turun tangan, bukan cuci tangan; siap mengulurkan tangan, bukan hanya menunjuk; siap berbagi, bukan hanya berteori.

Menyatukan Iman, Ilmu, dan Kemanusiaan

Ketua Umum Presidium Pusat ISKA, Lucky A. Yusgiantoro, BSc, MSc, PhD, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan bakti sosial ini bukan hanya kegiatan amal biasa, melainkan wujud permenungan spiritual sekaligus manifestasi sosial dari nilai-nilai Katolik yang dianut ISKA.

“Dies Natalis ke-67 ini adalah momen reflektif, mengingatkan kami bahwa panggilan sarjana Katolik bukan hanya berkutat pada ruang akademik atau intelektual, tetapi juga pada gerakan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” kata Lucky.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya menghadirkan solidaritas dalam bentuk nyata, “Kita tidak boleh sekadar hadir dalam wacana, tetapi juga dalam tindakan. Kita tidak hanya berbicara soal keadilan, tetapi harus memperjuangkannya. Salah satunya adalah dengan mengunjungi dan mendampingi kelompok-kelompok marginal seperti anak-anak di panti asuhan ini.”

Mengangkat yang Terlupakan

Frederikus Lusti Tulis, SIP, MH, selaku sekretaris panitia, menjelaskan bahwa pemilihan Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati sebagai lokasi kegiatan dilandasi oleh pertimbangan mendalam.

Selain telah lama dikenal sebagai lembaga yang konsisten mendampingi anak-anak yatim dan kurang mampu, panti ini juga terletak di kawasan urban Jakarta Barat yang jarang tersentuh perhatian publik, padahal memiliki beban sosial yang cukup besar.

“Kami ingin hadir di tempat-tempat yang sering kali luput dari sorotan media atau perhatian kebijakan. Anak-anak di sini adalah bagian dari Indonesia yang juga perlu dirangkul dan didampingi,” ujar Frederikus.

Ia berharap kegiatan ini menjadi jembatan yang menghubungkan iman, ilmu, dan kemanusiaan—sebuah panggilan yang menjadi ruh ISKA sejak berdirinya pada tahun 1958.

Ketua Umum Presidium Pusat ISKA Lucky A. Yusgiantoro berjabat tangan dengan Suster Maria Yovita CP, ketua Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati.

Menanam Harapan, Membangun Masa Depan

Di tengah dunia yang semakin terfragmentasi dan penuh kompetisi, kegiatan seperti bakti sosial ISKA menunjukkan bahwa pendidikan tinggi dan posisi sosial bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi justru awal dari pengabdian.

ISKA ingin membuktikan bahwa menjadi sarjana Katolik berarti siap turun tangan, bukan cuci tangan; siap mengulurkan tangan, bukan hanya menunjuk; siap berbagi, bukan hanya berteori.

Dengan semangat Dies Natalis ke-67 ini, ISKA mengajak seluruh anggotanya—baik yang aktif di pemerintahan, akademik, bisnis, maupun pelayanan gerejawi—untuk terus menyalakan obor pengabdian dan menjadikan pengetahuan sebagai alat untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih adil, manusiawi, dan penuh kasih.

Sebagaimana dikatakan dalam pesan penutup acara, “Kita tidak akan pernah kekurangan alasan untuk peduli. Hanya dibutuhkan keberanian kecil untuk bertindak.” (*)

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang

Leave A Reply

Your email address will not be published.