GIDI Serukan Aksi Puasa untuk Kedamaian dan Keadilan di Papua
Jemaat Gereja di Papua lakukan aksi doa dan puasa untuk perdamaian di Tanah Papua
Katolikana.com, Jayapura — Gereja Injili di Indonesia (GIDI) baru saja menyerukan ajakan untuk menggelar aksi doa dan puasa serentak.
Badan Pekerja Pusat (BPP) GIDI mengeluarkan ajakan ini pada hari Senin, 2 November 2020, melalui pernyataan tertulis.
Seruan disampaikan langsung oleh Ketua Departemen Kaum Perempuan BPP GIDI, Rode Wanimbo, S.Pd, dan Presiden BPP GIDI Pdt. Dorman Wandikbo. Dalam seruan tersebut, GIDI menyoroti penambahan personil TNI yang diterjunkan ke Kabupaten Intan Jaya, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo.

Baca Juga
- Anggota Tim Independen Kemanusiaan untuk Intan Jaya, Pendeta Dora Balubun: Kematian Pendeta Yeremia Pukulan Berat Bagi Gereja
- Kasus Kematian Pendeta Yeremia, Komnas HAM Rekomendasikan Peradilan Koneksitas di Jayapura
Ironisnya, penambahan personel militer ini tidak menciptakan rasa aman di kalangan jemaat, tetapi malah membuat jemaat merasa trauma. Banyak jemaat yang ketakutan sehingga untuk sementara waktu mereka memilih melarikan diri dan mengungsi ke hutan.
Secara khusus, GIDI menyebutkan kehadiran personil TNI dalam jumlah besar membuat kaum perempuan dan anak-anak tidak dapat memperoleh akses pendidikan dan kehidupan yang layak.
Selain itu, GIDI juga mengkritisi aksi penghadangan mahasiswa Universitas Cenderawasih beberapa waktu lalu oleh aparatus negara. Para mahasiswa tersebut dihalang-halangi ketika hendak menyampaikan pendapatnya tentang pelaksanaan otonomi khusus di Papua.

Aksi doa dan puasa merupakan bentuk kerendahan hati anggota gereja untuk memohonkan berkat Tuhan atas berbagai krisis kemanusiaan yang terjadi di Papua. Seruan ini disampaikan seiring ajakan serupa yang terlebih dahulu telah diserukan oleh Dewan Gereja Pasifik (Pacific Conferences of Churches) pada 21 Oktober lalu.
Secara khusus, GIDI meminta jemaatnya untuk melakukan doa dan puasa tersebut pada lima hari Rabu selama lima minggu berturut-turut. Aksi doa dan puasa dapat dilakukan terhitung mulai tanggal 4,11,18,25 November, dan diakhiri pada 2 Desember 2020.
GIDI berharap aksi doa dan puasa yang dilakukan ini dapat mendorong terciptanya kedamaian dan keadilan di tanah Papua.
Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha