Anak Muda Tak Malu Jualan Jamu ‘Gawean si Mbok’

Jamu bermerek ‘Gawean si Mbok’ jadi trending di Kota Pekanbaru, Riau. Tak disangka penjualnya anak muda kelahiran 2001.

0 134

Katolikana.comMixguel Gilang Wicaksono merupakan mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2019.

Gilang merupakan anak keturunan asli Jawa namun lahir dan besar di Kota Pekanbaru, Riau.

“Saya ‘pujakesuma’ atau putera Jawa kelahiran Sumatera,” ujar Gilang kepada Katolikana, Rabu (8/9/2021).

Dengan berjualan jamu, ia ingin menanamkan nilai di mana anak muda harus bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

“Saya ingin berguna bagi orang lain. Jadi, fokus saya bukan pada keuntungan. Melainkan nilai yang saya berikan dari jamu yang mereka konsumsi,” terang Gilang.

Hasil dari jualan jamu Gawean si Mbok, Gilang membantu membagikan makanan pada orang tak mampu.

“Intinya, saya sangat ingin berguna bagi orang lain dan memberikan nilai lebih pada saat orang membeli jamu Gawean si Mbok ini,” tegas Gilang.

Resep Baru

Sebelum terjun menjual jamu, Gilang sempat mencoba beberapa usaha, seperti jualan sate dan jualan baju.

Jamu ‘Gawean si Mbok’ ini merupakan resep baru yang diciptakan Gilang bersama orang tuanya.

“Resep jamu ini terbilang baru, bukan resep turun temurun. Resep ini buatan saya dan ibu. Bahannya berasal dari rempah-rempah yang ada di Indonesia,” jelas Gilang.

Situasi pandemi Covid-19 mendorong Gilang memulai bisnis jamu. Ia mulai memproduksi jamu pada November 2020.

Pertimbangannya, saat pandemi produk kesehatan banyak sekali diburu masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Jamu Gawean si Mbok menargetkan orang tua dan anak muda. Sementara ini, jamu buatannya dipasarkan di wilayah Kota Pekanbaru. Ke depan, Gilang mengusahakan jamunya bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Mixguel Gilang Wicaksono, owner Jamu ‘Gawean Si Mbok’. Foto: Istimewa

Hambatan

“Karena saya masih kuliah, kadang sulit membagi jadwal sehingga terjadi bentrok. Tapi saya memaksimalkan diri saya agar dapat membagi waktu sebaik mungkin,” jelas Gilang.

Gilang berpesan anak muda harus melestarikan budaya. Gilang mencoba melestarikan dan memperkenalkan jamu kepada masyarakat.

“Saya ingin melestarikan budaya minum jamu serta memperkenalkan bahwa jamu bukan hal kuno. Produk jamu yang saya jual, saya balut dengan sentuhan milenial. Jadi saat anak muda membeli jamu, mereka tidak merasakan adanya nilai kuno,” jelas Gilang.

Nilai-nilai yang ditanamkan Gilang melalui jamu Gawean si Mbok memacu anak muda terus memutar otak untuk berkarya. Gilang melihat respon anak-anak muda di lingkungan sekitarnya cukup positif.

“Untuk teman-teman, teruslah berkarya dalam hal apa pun. Jangan lupa menjaga serta melestarikan budaya Indonesia. Kalau bukan kita yang mempertahankan budaya kita, siapa lagi?” pesan Gilang.**

Kontributor: Gladiyo, Putri Lomo, Yulicia (Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.