Rizky Kuncoro Manik, Mengabdi pada Keraton Yogyakarta Sejak Dini

Nama Kuncoro Manik diberikan oleh adik Sultan, Prabu Jayakusuma saat Rizky masih balita

0 1,379

Katolikana.com—Pagi itu, Keraton Yogyakarta sedang mengadakan latihan gamelan rutin di Bangsal Sri Manganti bagi para Abdi Dalem. Di antara mereka, ada satu sosok anak kecil yang berpakaian Jawa lengkap sedang berjalan dengan kakeknya. Rizky Kuncoro Manik (14) sering disebut sebagai Abdi Dalem termuda di Keraton Yogyakarta.

Setelah memperkenalkan diri, mereka mengajak saya untuk duduk sembari melihat latihan gamelan dengan Abdi Dalem lain.

Suyatiman Cermo Wicara, kakek Rizky, merupakan salah satu Abdi Dalem senior Keraton yang telah mengabdi sejak 1975. Ketika itu, Keraton masih dipimpin oleh mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Ia menjelaskan nama asli cucunya adalah Rizky Al Faris. “Nama Kuncoro Manik diberikan oleh adik Sultan, Prabu Jayakusuma saat Rizky masih balita,” jelas Mbah Suyat, panggilan akrabnya, Selasa, (26/4/2022).

Mbah Suyat (kiri) dan Rizky Kuncoro Manik (kanan) ketika ditemui di Bangsal Sri Manganti, Selasa, (26/4/2022). Foto: Daniel Kalis

Pelajar SMP Negeri 10 Yogyakarta ini sejak kecil memang telah diasuh oleh dirinya. Rizky bahkan memanggil Mbah Suyat sebagai Bapak.

Ibunya belum pulang sejak pamit untuk bekerja di luar negeri, sementara ayahnya telah meninggal ketika dirinya masih dalam kandungan.

Tanpa Paksaan

Saat anak-anak lain seusianya sibuk bermain ponsel, Rizky mengabdikan dirinya di Keraton bersama dengan sang Kakek dan Abdi Dalem lain.

Mbah Suyat berujar, keinginan Rizky untuk mengabdi pada Keraton memang berasal dari dirinya, tanpa ada paksaan siapapun.

“Dia bilang ke saya ingin datang ke Keraton, tetapi menggunakan jarik, keris, kamus, timang, pranakan, dan iket seperti Bapak,” ujarnya menirukan ucapan cucunya.

Percakapan kami siang itu banyak menggunakan bahasa Jawa. Dibarengi dengan senyum dan sedikit gelak tawa, Mbah Suyat menceritakan masa ketika Rizky masih di bangku TK.

Tampak depan kediaman dari Rizky Kuncoro Manik yang berlokasi di Janturan, Yogyakarta. Foto: Daniel Kalis

Di Keraton, Rizky dan Mbah Suyat bertugas membantu di bagian pedalangan. Tugas yang biasa dilakukan seperti menjemur wayang, ngisis (membersihkan) wayang, serta mengurus pakaian untuk wayang orang.

“Rizky ini tidak pernah mengeluh ketika diminta membantu menata gamelan, mengangkat wayang, dan lain-lain,” ujar Mbah Suyat.

Ia mencontohkan ketika ada Grebeg Keraton, Rizky turut serta di dalamnya. Ia bersama Mbah Suyat dan Abdi Dalem lain ikut mengawal Gunungan Grebeg dari Keraton Yogyakarta ke Keraton Pakualaman tanpa alas kaki.

“Rizky selalu hadir dalam acara Syawalan Abdi Dalem, Labuhan Merapi, dan berbagai acara Keraton lain,” jelasnya.

Beberapa waktu ke belakang memang banyak media meliput Rizky, membuatnya banyak dikenal orang. Meski begitu, Rizky tetap menjalani aktivitas layaknya anak pada umumnya.

“Tiap sore sering main sepakbola dan bulutangkis dekat rumah. Dia juga ikut les di sekolah tempatnya belajar,” jelasnya.

Selain bersekolah, Rizky juga mengikuti kegiatan tari di Dalem Pujokusuman.

Rizky mengaku sering diajak berfoto oleh wisatawan yang berkunjung ke Keraton. Bahkan, penggemar teh manis ini sering diajak berfoto oleh orang-orang terkenal.

Mbah Suyat lalu mengambil sesuatu dari dalam stagen yang dipakainya. Ia mengeluarkan beberapa lembar foto yang diikat dengan karet gelang. Di antara foto-foto tersebut, ada foto Rizky dengan Omesh dan Pangeran Jayakusuma.

“Di rumah juga banyak dipajang foto-foto Rizky,“ ujarnya.

Menurut Mbah Suyat, dirinya kini tak lagi memboncengkan Rizky dengan sepeda onthel seperti dulu.

“Saya ini sudah 67 tahun Mas. Kalau ngonthel kayak dulu sudah tidak kuat,” ujarnya sembari tertawa.

Kini, ojek daring dipilih sebagai sarana transportasi pergi ke Keraton.

Infografis: Daniel Kalis

Melestarikan Budaya Jawa

Lingkungan Keraton membuat Rizky memiliki kepekaan tinggi terhadap kesenian Jawa.

Di usianya kini, ia hafal banyak tembang Jawa dan tokoh-tokoh pewayangan. Semua itu ia lakukan untuk melestarikan budaya Jawa.

“Saya bercita-cita menjadi seorang dalang dan penari,” ujar Rizky sembari duduk bersila di samping sang kakek.

Meski sudah berpakaian sama seperti Abdi Dalem lain, Rizky belum bisa dibilang sebagai seorang Abdi Dalem.

“Kalau Abdi Dalem kan harus diwisuda terlebih dahulu. Rizky ini belum,” jelas Mbah Suyat.

Usia yang masih muda membuat Rizky belum bisa untuk diwisuda. Keraton Yogyakarta mensyaratkan batas minimal menjadi Abdi Dalem adalah 17 tahun.

Meski begitu, sosoknya telah disambut baik oleh Abdi Dalem lainnya.

Mbah Suyat lalu menyampaikan harapan untuk cucu kesayangannya. ”Semoga ia bisa terus nguri-uri (melestarikan) budaya Jawa,” harapnya.

Kontributor: Daniel Kalis Jati Mukti (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.