Kebijakan Baru Paus Fransiskus, Struktur Kuria Vatikan Akan Diisi Perempuan dan Awam?

Kardinal awam sudah ada saat kepemimpinan Paus Pius IX/

0 287

Katolikana.com—Paus Fransiskus merestrukturisasi susunan pengurus Kuria Vatikan dan akan memilih kardinal baru pada bulan Juni 2022.

Selama ini dikasteri (departemen dalam Kuria Vatikan) selalu dipimpin dan dipegang sepenuhnya oleh para kardinal. Kardinal yang bekerja di Vatikan hampir semuanya adalah imam atau uskup, atau mereka yang telah ditahbiskan.

Lalu, apakah tugas utama kardinal sebagai penasihat Paus bisa terbuka untuk diisi perempuan?

Tradisi baru dimulai oleh Paus Fransiskus di mana awam bisa mengepalai sebuah jabatan kurial.

Konstitusi apostolik baru berjudul Praedicate Evangelium (“Memberitakan Injil”), yang dikeluarkan pada 19 Maret 2022, menyatakan bahwa kepala dikasteri dan kantor lain yang mengelola gereja tidak harus mereka yang ditahbiskan.

Dengan konstitusi ini, Paus Fransiskus ingin memberikan ‘lebih banyak ruang’ kepada perempuan di gereja.

Dikutip dari National Catholic Reporter, Paus Fransiskus telah menunjuk seorang awam menjadi kepala dikasteri atau Departemen Komunikasi. Dia bernama Paolo Ruffini seorang mantan jurnalis.

Paus Fransiskus menekankan bahwa keberlangsungan evangelisasi gereja tidak peduli pada pria atau wanita, menikah atau lajang, ditahbiskan atau tidak, tergantung semata-mata pada kemampuan dan kemauan untuk melakukan pekerjaan dalam konteks itu.

Dilansir dari The Catholic World Report, Paus Fransiskus memilih tiga orang menjadi bagian dari Kuria Vatikan:

  1. Kardinal Michael Czerny, SJ sebagai kepala departemen bidang Promosi Pembangunan manusia Integral yang sebelumnya dipegang oleh Kardinal Peter Turkson.
  2. Suster Alessandra Smerilli sebagai sekretaris departemen migran dan pengungsi. Suster Smerilli adalah seorang ekonom dari Italia dan anggota Suster Salesian Don Bosco.
  3. Pastor Fabio Baggio sebagai wakil sekretaris departemen migran dan pengungsi, sama seperti Suster Smerilli. Fabio adalah seorang imam misionaris Italia dari Ordo Scalabrian.


 Kardinal Awam, Mungkinkah?

Tugas utama seorang kardinal adalah menjadi penasihat Paus. Berdasarkan Kitab Hukum Kanonik (1917), seorang kardinal setidaknya adalah seorang Imam.

Tahun 1983 hal ini mengalami sedikit perubahan. Seorang kardinal tidak hanya orang yang ditahbiskan menjadi imam, tetapi juga harus mendapatkan penahbisan sebagai uskup.

Hal ini bertentangan dengan keputusan Paus Fransiskus yang ingin mengangkat pria atau wanita awam menjadi kardinal.

Pesan dari “Praedicate Evangelium” bahwa menjadi kardinal adalah hal sekunder dan relatif pada apakah gelar akan mendukung tugas atau tidak. Hal ini terkait dengan pengelolaan dan pelayanan kepada orang awam.

Selain itu, bahwa perempuan adalah manusia yang berbakat dan mampu mengerjakan tugas seorang kardinal.

Kardinal Awam Sudah Ada Sebelumnya

Dikutip dari National Catholic Reporter, saat kepemimpinan Paus Pius IX, ia menunjuk pengacara Kuria Teodolfo Mertel sebagai kardinal.

Pemilihan ini dilakukan dua bulan sebelum Mertel ditahbiskan sebagai diakon tahun 1858.

Hal ini terjadi setelah sebelumnya pada abad pertengahan banyak bangsawan Spanyol dan Italia yang diangkat menjadi kardinal.

Mertel menghabiskan hidupnya sebagai kardinal diakon dan berperan sebagai auditor atau pengawas keuangan Vatikan.

Dari sejarah, juga ada diakon wanita bernama Anna yang bersama saudara laki-lakinya pernah menjabat sebagai bendahara Vatikan.

Berdasarkan catatan sejarah, terdapat peluang bagi perempuan dan awam untuk berperan serta sebagai pejabat di Kuria Vatikan.

Jika hal ini bisa terwujud, tentu keputusan Paus Fransiskus ini perlu diapresiasi.

Kontributor: Brigittha Pricilya Setyawan (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.