Setahun Gereja Katedral Sintang, Terus Tumbuh dan Berkembang

Satu tahun Gereja Katedral Kristus Raja Keuskupan Sintang memberikan harapan dan masa depan gereja.

0 1,640

“Sudah lama saya bermimpi untuk bisa membangun Katedral Kristus Raja Sintang. Dan mimpi saya itu kini telah terwujud. Lega rasanya, karena di akhir masa jabatan sebagai Uskup dan Administrator Apostolik Keuskupan Sintang, saya dapat menyelesaikan dan memenuhi harapan umat Keuskupan Sintang.” – Mgr. Agustinus Agus.

 

Katolikana.com, Sintang — Pada 14 Oktober 2017 lalu Keuskupan Sintang diresmikan dan pada Sabtu lalu, 14 Oktober 2018 genap berusia satu tahun. RD Yohanes Pranoto, Romo Kepala Paroki Kristus Raja Katedral Sintang memimpin misa perayaan satu tahun Keuskupan Sintang di Gereja Katedral Sintang pada 15 Oktober 2018. 

Umat Katolik telah memiliki Gereja Katedral Sintang yang megah, elok, dan menakjubkan. Gereja Katedral Keuskupan Sintang meliputi wilayah kerja di Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu. Setahun lalu, Mgr. Agus memberkati Gereja Katedral. Saat itu Mgr. Agus menjadi Uskup dan Administrator Keuskupan Sintang. 

Kepada Katolikana.com, Romo Kepala Paroki Kristus Raja, RD Yohanes Pranoto, Pr mengungkapkan bahwa Gereja Katedral Sintang menandai perjalanan sejarah gereja di wilayah Sintang.  

Romo Yohanes Pranoto Pr, Pastor Kepala Paroki Kristus Raja Katedral Sintang. Foto: Willy Seo/Katolikana

 

“Gagasan untuk membangun Katedral yang baru ini pertama kali datang dari Gubernur Kalimantan Barat saat itu Bapak Cornelis. Gagasan tersebut langsung direspon positif oleh Mgr. Agustinus Agus. Itulah singkat cerita terbangunnya Katedral ini,” kata Romo Pranoto. 

Sejak diberkati setahun lalu, Menurut Romo Pranoto, setiap hari umat datang untuk mengikuti perayaan ekaristi. Bagi Romo Pranoto, kehadiran umat setiap hari di Katedral ini akan menghidupkan paroki. “Puji Tuhan, dari hari ke hari umat yang mengikuti misa harian semakin bertambah, bertambah, dan bertambah,” katanya. 

Saat memberikan khotbahnya dalam misa perayaan satu tahun gereja Katedral, ia menegaskan pentingnya ekaristi harian. “Jangan pada ekaristi harian, ruangan katedral ini hanya di dominasi oleh anak-anak asrama, tetapi semakin bertumbuh dan berkembang. Hanya inilah yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan dengan adanya bangunan Katedral yang baru ini,” tegasnya.

Yang menarik, sebelum memulai homilinya, RD Yohanes Pranoto melantunkan lagu rohani “Hidup Adalah Kesempatan” meskipun dengan suara pas-pasan namun mendapat applause dari umat, sebab Romo Pranoto terkenal selalu menolak jika ditawarkan untuk bernyanyi.

 

Sekilas Sejarah Katedral Sintang 

Katedral Sintang dibangun pada 1956-1957 dan diberi nama pelindung Yesus Kristus Raja Semesta Alam dan diperingati setiap tanggal 25 November. Gereja pernak diperbesar atau diperluas dan dilakukan renovasi pada 1991-1992 dan pengecatan ulang pada 2013. Umat Katolik di Sintang yang berkembang sangat pesat, Katedral tak dapat menampung umat. Maka munculnya rencana pembangunan Katedral baru yang digagas oleh Gebernur Kalimantan Barat Cornelis.

 

Foto Gereja Katedral Sintang sebelum dan setelah pembangunan atau renovasi total. Foto: Willy Seo/Katolikana

 

Pada 21 November 2014, Gubernur Cornelis melakukan peletakan batu pertama pembangunan Katedral. Pada 15 Februari 2015, Gereja Katedral resmi ditutup dan kegiatan misa dipindahkan ke gedung Balai Kenyalang. Kemudian, 6 April 2015, bangunan Katedral lama dibongkar total, lalu tiang baja mulai dipasang pada 20 April 2015. 

Menjelang masa jabatan Gubernur Kalimantan Barat berakhir, bangunan Katedral sudah selesai. Praktis selama empat tahun, umat merayakan misa dan hari raya di Balai Kenyalang dan sebagian menggunakan tenda yang dipasang permanen.

Pada 14 Oktober 2017, Gereja Katedral diresmikan oleh Gubernur Cornelis dan misa Pemberkatan Katedral dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Oktober 2017 yang di pimpin oleh Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus dan Uskup Keuskupan Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap.

Pembangunan Katedral ini menghabiskan anggaran Rp 30,5 milyar, yang terdiri dari Rp 20 milyar bantuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Rp 10 milyar bantuan Pemerintah Kabupaten Sintang dan sisanya dari para donatur melalui program batu kasih. Bangunan Katedral ini mampu menampung 1200 umat dengan luas bangunan 780 meter persegi. 

 

Editor: Basilius Triharyanto  

Mantan jurnalis radio biro Palembang; Sonora, Elshinta, Trijaya, dan terakhir di RRI Sintang, Kalimantan Barat. Saat ini hidup sebagai wirausaha dan anggota FKUB Kabupaten Sintang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.