Isu Penghapusan Mata Pelajaran Agama, Menteri Nadiem: Tidak Akan Pernah

Rosalia Sri Purwaningrum: Jika Nilai Agama Dihilangkan, Bagaimana Menguatkan Karakter Tanpa Unsur Agama?

0 340

Katolikana.com—Jika memang benar akan ada penghapusan mata pelajaran agama, ini merupakan tindakan yang keliru dan tidak tepat. Pasalnya, pendidikan agama di sekolah dinilai merupakan salah satu sarana dalam pembentukan karakter anak.

Demikian pernyataan Pengawas Pendidikan Agama Katolik Tingkat Menengah Kemenag Sleman Rosalia Sri Purwaningrum, S.Pd.M.Pd., kepada Katolikana terkait isu penghapusan mata pelajaran agama, Sabtu (13/3/2021).

“Melalui sekolah, anak diajarkan dan dibentuk mengenai karakter. Jika nilai agama dihilangkan, lantas bagaimana menguatkan karakter tanpa unsur agama?” ucap Rosalia.

Menurut Rosalia, pelajaran agama dan budi pekerti (dalam kurikulum 2013), menjadi salah satu hal mendasar yang harus diajarkan dan ditanamkan sejak pendidikan dasar.

“Pendidikan dasar adalah pondasi mengenai penanaman nilai-nilai agama serta nilai-nilai budi pekerti, bukan sekedar pengetahuan,” ujarnya.

Ia berharap, polemik penghapusan mata pelajaran agama yang saat ini ramai diperbincangkan hanyalah sekadar isu belaka, tidak sampai direalisasikan.

Menteri Nadiem Makarim: Tidak Pernah Ada Rencana

Beberapa hari terakhir, beredar kabar penghapusan mata pelajaran agama. Hal tersebut didasarkan karena tidak dicantumkannya frasa agama dalam draf Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035.

Menanggapi hal tersebut,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memberikan klarifikasi mengenai Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 di hadapan Komisi X DPR RI pada hari Rabu (10/3/2021).

“Itu nggak pernah ada rencana itu dan tidak pernah akan kita menghilangkan pengajaran agama dalam kurikulum kita. Jadi nggak usah khawatir lagi,” tuturnya seperti dilansir dari detik.com.

Sebelumnya, rapat diawali dengan pemaparan Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Menurutnya, Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih pada taraf pra-konsep, belum dapat dikatakan sebagai konsep oleh Panja Komisi X DPR RI.

Selain menilai Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 masih belum layak disebut sebagai konsep, Huda berpendapat bahwa rancangan tersebut masih belum berlandaskan nilai agama serta tradisi  budaya nusantara.

Menurut Huda, seharusnya Peta Jalan tersebut selaras dengan pembukaan UUD 1945 aline keempat, serta Pasal 31 dan Pasal 32 UUD 1945. Ketiga aspek tersebut mengenai pentingnya nilai agama, tradisi budaya nusantara, sisi historis pendidikan nusantara dan pemikiran tokoh – tokoh, pendidikan, budaya dan agama.

Menanggapi pemaparan Komisi X DPR RI, Nadiem menyampaikan apresiasi kepada Panja Komisi X DPR RI, karena telah memberikan masukan yang dihimpun dari berbagai pihak demi penyempurnaan peta jalan pendidikan.

Kontroversi Menteri Nadiem. Infografis: TIm

Mas Menteri Kaget

Menteri Nadiem Makarim mengakui peta jalan yang telah dibentuknya dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memang belum sempurna, sehingga layak disebut sebagai pra-konsep.

Pihaknya berpendapat, peta jalan tersebut memang dirancang untuk mendapat berbagai masukan dari masyarakat, sehingga peta dibuat tidak mendetail.

Selanjutnya, Nadiem berjanji akan menyempurnakan draf Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2022 – 2035 tersebut.

Mengenai polemik tidak dicantumkannya frasa agama, Nadiem mengaku kaget mendengar kabar tersebut.

Ia menjelaskan satu frasa tersebut adalah satu poin yang sangat penting, karena singkat tapi menimbulkan polemik di masyarakat dan membuat dirinya bingung.

Frasa Agama Akan Dimasukkan Kembali

Bergulirnya isu tersebut, Nadiem akan memasukkan kembali frasa agama ke dalam visi Peta Jalan Pendidikan 2022 – 2035. Hal tersebut dilakukannya karena menilai polemik frasa agama penting untuk dimasukkan menurut berbagai pihak.

Terkait bergulirnya polemik frasa agama pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2022-2035 di masyarakat, Nadiem menghimbau agar masyarakat tidak panik atas polemik tersebut. Dirinya menegaskan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerima serta menampung masukan masyarakat.

Menurut Nadiem, Peta Jalan Pendidikan dirancang agar anak-anak Indonesia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pendidikan esensial bangsa, yakni agama dan Pancasila.

Mengenai isu penghapusan mata pelajaran agama, Nadiem mengaku jika Ia tak habis pikir, ada orang kreatif sekali sampai menghembuskan isu tersebut.

Terkait kekhawatiran akan penghapusan mata pelajaran agama yang bergulir di masyarakat, Nadiem memastikan bahwa dirinya dan Kemendikbud tidak akan pernah menghapuskan mata pelajaran agama dari kurikulum.[]

Kontributor: Frederica Nancy Sjamsuardi, Valencia Yuniarti Sutjiato, Damarra Kartika Sari, Silvester Alvin Basundara (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

 

 

 

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.