5 Cara Mencegah Kejenuhan Sebagai Guru dan Orang Tua yang Mengajar di Rumah

Mengambil Yesus Sang Maha Guru sebagai model kita, mari kita ikuti teladannya saat kita memulai tahun ajaran baru.

0 181

Katolikana.com—Mengajar merupakan sebuah misi, baik ketika Anda mengajar sebagai profesi guru atau dosen atau ketika mengajar anak-anak di rumah.

Panggilan mulia mengajar bukan berarti tanpa tuntutan. Baik di dalam atau di luar kelas, mengajar bisa sangat melelahkan.

Amy J. Cattapan, seperti dilansir Aleteia, mengatakan ketika mengajar makin berat dan passion menurun, kita bisa mengambil inspirasi dari Sang Maha Guru, Yesus.

Bagaimana kita bisa memasuki tahun ajaran baru ini dengan semangat yang baru, termotivasi dan gembira?

Ibu membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah. Foto: pintek.id

Berikut, lima cara homeschooler dapat memasuki tahun ajaran baru ini dengan mengambil inspirasi dari Sang Maha Guru, Yesus.

Temukan Komunitas

Yesus menghabiskan waktu sendirian dengan Bapa-Nya, namun Ia juga berkumpul dengan komunitas di sekitar-Nya dan meminta pengikut-Nya melakukan hal serupa.

Jika dihubungkan dengan kondisi saat ini di mana anak-anak melakukan homeschooling dan orang tua menjadi ‘guru’, bertemu orang lain yang punya peran dan pengalaman yang sama, bisa memberi warna berbeda.

Anda bisa bertemu dengan komunitas melalui kegiatan ekstra kurikuler, media sosial, kelompok gereja, atau kelompok lainnya.

Anda butuh orang-orang yang ‘mengerti’, yang mau berbagi pengalaman, memberikan umpan balik dan ide, mendukung di hari-hari sulit, dan merayakan kesuksesan Anda.

Jadi jangkau dan mulailah menjalin hubungan itu hari ini.

Tetap Sederhana

Yesus memulai hidup-Nya sebagai bayi mungil dan hidup sederhana, hidup tersembunyi di Nazaret bersama keluarganya sampai tiba waktunya untuk memulai misi-Nya.

Anda tidak perlu melakukan ‘All The Things’. Anda tidak perlu melakukan apa yang dilakukan orang tua atau keluarga lain. Mulailah dengan prioritas berdasarkan tingkat dan kebutuhan anak Anda.

Hal yang hebat tentang homeschooling adalah Anda dapat mengubah berbagai hal dan menambahkan kapan pun Anda mau. Tetap sederhana, mulai dari hal kecil, dan bangun dari sana sesuai kebutuhan. Jika Anda mengingat prinsip ini, itu akan sangat membantu dalam mencegah kejenuhan.

Ingat Kekuatan Cerita yang Baik

Yesus tahu kekuatan cerita yang baik,  itu sebabnya dia mengajar menggunakan perumpamaan. Orang Kristiani mana yang tidak tahu perumpamaan tentang Gembala yang Baik atau Orang Samaria yang Baik Hati?

Semua orang suka dengan cerita yang baik, terutama anak-anak. Jadikan ‘membaca buku dengan bersuara’ (read-aloud) sebagai kegiatan rutin, dan buatlah daftar buku-buku terbaik (termasuk buku audio) yang bisa didapatkan di perpustakaan, toko buku, atau online.

Buku-buku hebat menyampaikan ide-ide hebat dan merupakan salah satu guru terbaik bagi anak-anak kita.

Ketika Anda berada di di situasi di mana segala sesuatu cenderung menurun drastis, emosional, sakit atau jenuh, maka beralihlah ke cerita yang baik.

Tahu Kapan Harus Aturan Bisa ‘Ditekuk’

Yesus tahu semua hukum dan kebiasaan Yahudi, dan Dia menaatinya. Tetapi Dia juga tahu untuk apa aturan-aturan itu pada akhirnya dan kapan aturan-aturan itu bisa ‘ditekuk’.

Misalnya, ketika orang Farisi menuduh Dia melanggar hari Sabat, dia menjawab: Hari Sabat dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk Hari Sabat.

Jadwal dan kurikulum penting dalam pembelajaran, tetapi bisa membuat stres jika kita menjadi budaknya.

Kita dapat menyesuaikan kurikulum dan materi. Kita tidak harus mengikuti semua aturan yang berlaku. Kita bisa mengubah jadwal dan menggantinya dengan mencoba hal lainnya, seperti pergi ke luar rumah, piknik atau membuat kue bersama.

Kita perlu mengetahui kapan harus menekuk aturan dan seberapa jauh menekuknya demi kedamaian dan kegembiraan Anda.

Percaya Pada Kasih Karunia Allah

Yesus pasti percaya kepada Bapa-Nya, dan kuasa Roh Kudus. Tuhan memanggil kita untuk bersandar pada-Nya, dan untuk mengingat bahwa kita adalah milik-Nya.

Sebagai orang Kristen yang dibaptis, Roh Kudus berdiam di dalam kita dan kita dapat memanggil kuasa-Nya setiap hari. Sebagai seorang istri atau suami yang dipanggil untuk panggilan hidup keluarga, kita memiliki rahmat khusus untuk mengajar anak-anak kita.

Kita dapat percaya bahwa kasih karunia Allah cukup dan benar-benar ada bagi kita ketika kita memintanya.

Anak-anak kita pada akhirnya adalah milik Tuhan dan kita tidak pernah belajar sendirian.**

Mahasiswa asal Papua, Jurusan Ilmu Komunikasi Unika Widya Mandala Surabaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.