Yayasan Peduli Kanker Anak Bali: Rumah Singgah dan Tempat Pemdampingan bagi Anak Pengidap Kanker

Selama masa pandemi Covid-19, pemasukan dari donasi menurun.

0 2,298

Katolikana.com—Yayasan Peduli Kanker Anak Bali menjadi rumah singgah yang membantu ratusan anak-anak yang mengidap penyakit kanker dari wilayah Denpasar Bali dan Indonesia bagian Timur.

Yayasan Peduli Kanker Anak Bali bertujuan menjadi rumah singgah bagi anak-anak kurang mampu yang terjangkit penyakit kanker.

Penyakit kanker yang diidap oleh 98 anak di yayasan ini berbeda-beda jenisnya, seperti kanker sel, kanker getah bening namun yang paling banyak adalah kanker darah.

“Anak-anak yang sakit di sini beragam, namun yang paling banyak adalah mengidap kanker darah,” ujar Kepala Sekolah di Yayasan Kasih Anak Kanker Bali Welhelmina Mellu S.Pd.

Kepala Sekolah di Yayasan Kasih Anak Kanker Bali Welhelmina Mellu S.Pd. Foto: Cindy Saputri

Rumah singgah bagi anak-anak penderita kanker ini berlokasi di jalan Pulau Flores VII No. 3A Denpasar Bali. Rumah singgah ini berdiri pada tahun 2013. Hingga 2021, terdapat satu anak yang berhasil sembuh total dari penyakit kankernya.

Yayasan Kasih Anak Kanker Bali telah membantu ratusan anak penderita kanker. Selain menjadi rumah singgah, anak-anak dan orangtua sebagai pendamping juga tinggal di sini selagi menjalani pengobatan kanker.

Syarat utama untuk bisa menjadi bagian dari Yayasan Kasih Anak Kanker Bali adalah mereka yang terdampak secara ekonomi dan wajib memiliki kartu BPJS.

Yayasan Peduli Kanker Anak Bali bertujuan menjadi rumah singgah bagi anak-anak kurang mampu yang terjangkit penyakit kanker. Foto: Istimewa

Tetap Belajar
Selain menjalani pengobatan, anak-anak mendapatkan bimbingan pembelajaran serta bermain bersama selayaknya anak-anak pada umumnya.

Anak-anak mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan umur masing-masing bersama dengan guru yang tersedia pukl 09.00-11.00 WIT.

Menurut Welhelmina Mellu S.Pd. yang biasa disapa Emi, kendala yang sering dihadapi adalah ketika anak-anak sedang belajar, bermain, beraktivitas sering drop hingga harus dilarikan ke UGD. Hal tersebut tentu saja menghambat proses pembelajaran.

“Salah satu kendala yang dirasakan guru dan pengurus di Yayasan adalah ketika anak sedang beraktivitas seperti biasa namun tiba-tiba drop,” ujar Emi.

Asep, salah satu anak yang baru saja chemotherapy mengatakan, penyakit yang ia derita sama sekali tak menjadi penghalang untuk melakukan aktivitas.

“Saya kemarin baru chemotherapy dan memang biasanya sedikit lesu. Namun, dalam beberapa hari ke depan saya pasti sudah bisa seperti biasa lagi dan menjalani hari-hari seperti biasa,” ujar Asep.

Asep merupakan salah satu anak yang terjangkit penyakit kanker darah yang baru diketahui sejak ia berumur delapan tahun.
Asep mengungkapkan bahwa harapan dia serta seluruh anak-anak yang berada di yayasan ini untuk bisa sembuh total dan bisa beraktivitas dengan normal kembali.

“Harapan saya semoga saya cepat sembuh dan bisa main-main seperti dulu lagi. Tak ada yang mustahil,” ujar Asep.

Asep

Imbas Covid-19
Untuk menjaga lingkungan dan anak-anak di yayasan tetap aman dan bersih selama pandemi Covid-19, pihak yayasan melakukan pembatasan kontak. Pengunjung tidak boleh masuk ke lingkungan tempat tinggal anak-anak.

Pandemi juga berakibat terjadi penurunan jumlah donatur ke yayasan. Menurut Emi, biasanya donatur terbesar Yayasan berasal dari hotel-hotel.

“Dengan adanya pandemi, banyak hotel sepi bahkan tutup. Hal ini membuat pengurus yayasan juga sedikit kewalahan,” ujar Emi.

Pengelola yayasan berharap bantuan dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk membantu operasional yayasan kanker khusus anak ini.

Dengan bantuan dan donasi Anda, diharapkan yayasan kanker khusus anak ini dapat bertahan dan dibangun permanen dan lebih luas sehingga menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan bantuan untuk berjuang dalam meraih kesembuhan.

Selain bantuan dana, tentu saja doa dan harapan yang diucapkan sangat berarti bagi anak-anak yang sedang berjuang melawan penyakit di Yayasan Peduli Kanker Anak Bali.**

Kontributor: Cindy Saputri, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.