Dekat dengan Kehidupan Orang Muda, Apa itu Prokrastinasi?

Ketakutan terhadap ekspektasi kepada dirinya maupun mengenai suatu hal bisa memunculkan prokrastinasi.

0 170

Katolikana.com—Prokrastinasi tak bisa lepas dari kehidupan orang muda, khususnya pelajar dan mahasiswa. Riset yang dilakukan oleh psikolog University of Calgary Piers Steel (2007)  menunjukan 80-90% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

Prokrastinasi berasal dari Bahasa Latin procrastinaremenunda hingga besok—dan bahasa Yunani akrasia—melakukan hal bertentangan dari apa yang kita anggap baik.

Keduanya merujuk pada kegiatan yang merugikan diri, melakukan sesuatu yang kita tahu bahwa itu membawa dampak buruk.

“It’s self-harm,” ungkap Dr. Piers Steel. Dr Fuschia Sirois memperkuat hal itu. “Ini kenapa prokratinasi pada dasarnya tidak rasional.”

Orang yang melakukan prokrastinasi melakukan hal yang tidak masuk akal. Mereka sadar namun masih melakukannya, keadaan tersebut menyiksa diri pelaku. Hal tersebut terjadi didorong oleh beberapa hal dan faktor, baik dari dalam maupun dari luar.

Munculnya Prokrastinasi

Mahasiswa merasakan bahwa tugas yang dilakukan di bawah tekanan menjadi lebih baik. Keadaan itu seperti memunculkan sensasi atau pemicu untuk mengerjakan tugas.

Di sisi lain, mahasiswa merasa takut akan harapan yang diberikan kepada mereka. Perasaan takut tersebut memunculkan perasaan negatif atau lebih dikenal dengan istilah bad mood.

Ketakutan mahasiswa terhadap ekspektasi kepada dirinya maupun mengenai suatu hal memunculkan prokrastinasi.

Tak hanya mengenai ekspektasi, hal ini terjadi ketika orang berhadapan dengan tugas besar maupun kecil.

Dalam mengerjakan tugas besar membutuhkan banyak energi. Namun, tugas kecil juga bisa menimbulkan prokrastinasi.

Tugas kecil namun karena adanya keraguan (uncertainty), hal ini bisa menjadi besar sekaligus ketakutan yang lebih besar.

Perasaan ini muncul dari pemikiran seseorang yang gelisah, merasa rendah diri, dan insecure. Keraguan yang muncul ini yang mendorong orang melakukan prokrastinasi.

Prokrastinasi juga melibatkan beberapa bagian dalam tubuh. Beberapa bagian dari otak terlibat, sistem limbik seperangkat struktur mendorong prokrastinasi.

Sistem limbik dalam otak memunculkan penundaan yang membuat suatu hal menjadi rumit.

Ini kenapa jika ada panggilan telpon terkait jadwal pertemuan bisa menjadi begitu kompleks  di pikiran Anda, berakibat Anda memutuskan untuk menunda.

Penyebab lain adalah pandemi di mana orang bekerja atau sekolah dari rumah. Sebelum pandemi, kegiatan sehari-hari jelas karena ada jadwal harian namun kini berubah menjadi kegiatan serba di rumah.

Mengutip data Mayo Clinic, jika bekerja dari rumah terasa stressful, itu tandanya Anda mengalami stres bekerja di rumah atau di kamar.

Orang sulit membedakan antara rumah dan kantor maupun sekolah. Perasaan stres saat bekerja atau mengerjakan tugas lalu berpindah ke dalam rumah.

Seputar Prokrastinasi

Prokrastinasi tidak hanya sekadar membahas mengenai menunda melakukan tugas.

Prokrastinasi terdapat beberapa sisi. Pertama, terdapat dua istilah: prokrastinator aktif dan pasif. Kedua, prokrastinasi dianggap sebagai cara menghindari perasaan negatif.

Prokrastinator pasif adalah orang yang menunda hingga detik terakhir. Hal ini karena ketidakmampuan untuk bertindak tepat waktu. Orang atau pelaku cenderung memiliki sifat pasif terhadap waktu.

Orang yang lebih memilih sengaja menunda tugas dan menyelesaikannya disebut prokrastinator aktif. Pelaku tetap melakukan hal lain, walaupun konotasinya menunda.

Selain dua istilah tersebut, istilah delay tidak dianggap bentuk prokrastinasi. Intentional delay memiliki nilai positif. Kegiatan ini sebagai bentuk mengatur tugas harian sambil mengejar tujuan.

Orang menganggap prokrastinasi merupakan penghindaran dari perasaan negatif. Orang yang melakukan penundaan biasanya karena ada perasaan negatif.

Pencegahan

Prokrastinasi terjadi oleh beberapa faktor dalam diri manusia. Terdapat berbagai cara untuk mencegah munculnya perasaan atau emosi tersebut.

  1. Mencari reward daripada menghindari. Hadiah yang dimaksud ini dapat melepaskan perasaan negatif, sehingga ke depannya kita tidak menyiksa diri. Memaafkan diri saat melakukan prokrastinasi menjadi cara yang bisa dilakukan. Dengan memaafkan diri kita akan bisa secara perlahan mengurangi sikap prokrastinasi.
  1. Menerapkan self-compassion. Kita diajak untuk bisa memahami dan memperlakukan diri kita dengan lebih baik saat menghadapi masalah. Dengan melakukan ini akan meningkatkan motivasi, menaikkan perasaan untuk menghargai diri, dan emosi yang positif.

Kontributor – Calvin Jordan Simanjuntak (Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.