100 tahun SCJ di Indonesia, Bengkulu Pintu Masuk Katolik di Sumatera Bagian Selatan

Tema Perayaan 100 Tahun: Dengan Hati yang Terbuka Berjalan Bersama Gereja Lokal

0 595

Katolikana.com—Alunan musik gendang dan tarian khas Bengkulu menyambut 22 orang imam,  3 orang frater, 1 orang bruder, dan 11 orang suster yang hadir pada perayaan syukur 100 tahun Prefektur Apostolik Bengkulu dan 100 tahun Kongregasi SCJ di Indonesia.

Perayaan Ekaristi Kudus dengan tema: “Dengan hati yang terbuka, berjalan bersama Gereja Lokal” digelar di Gereja Katolik Santo Yohanes Penginjil Bengkulu, Senin (13/3/2023) pukul 18.00 WIB.

Sejarah SCJ di Indonesia

Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus atau Kongregasi SCJ didirikan oleh Pater Yohanes Leo Dehon pada 1878 di Saint Quentin, Perancis.

Empat puluh lima tahun kemudian, Kongregasi SCJ diutus oleh Tahta Suci untuk bermisi ke bumi Nusantara melalui surat Mandatum.

Tiga orang misionaris SCJ asal Belanda yang terdiri dari Pastor Hendricus van Oort SCJ, Pastor Carolus Stekelenburg SCJ, dan Bruder Felix Van Langenberg SCJ hadir pertama kali di bumi Nusantara pada 23 September 1924 di daerah Tanjung Sakti, Sumatera Selatan.

Setelah itu, menyusul para misionaris dari Amerika Serikat dan Polandia. Kemudian SCJ Indonesia resmi menjadi provinsi seperti sekarang ini pada tanggal 2 Mei 1974.

Banyak hal yang telah dilakukan SCJ Indonesia selama 100 tahun ini, di antaranya: karya internal kongregasi, karya parokial, seminari, rumah retret, karya sosial seperti panti asuhan, asrama, JPR SCJ, bengkel, penerbitan, dan komisi-komisi keuskupan.

Di bidang pendidikan, SCJ memiliki Yayasan Pendidikan Katolik Leo Dehon di Jakarta dan Lampung.

SCJ Indoneisa telah tersebar di 8 keuskupan, yakni: Keuskupan Agung Palembang, Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Timika, Keuskupan Padang, Keuskupan Tanjung Karang.

Hingga 2023, SCJ Indonesia beranggotakan 224 orang, terdiri dari 1 orang uskup emeritus, 142 orang imam, 3 orang diakon, 5 orang frater kaul kekal, 15 orang bruder kaul kekal, 55 orang frater kaul sementara, 3 orang bruder kaul sementara, 12 orang calon SCJ, dan 11 orang postulant.

Kongregasi SCJ hadir untuk Gereja lokal, berjalan bersama uskup, imam, biarawan, biarawati, umat, pemerintah, dan juga masyarakat non Katolik.

Pastor Kepala Paroki St. Yohanes Penginjil Bengkulu RP. Paulus Sarmono, SCJ, saat menyampaikan homili.

Bengkulu, Pondasi Iman

Perayaan syukur 100 tahun Kongregasi SCJ masuk ke Indonesia dan 100 tahun Prefektur Apostolik Bengkulu diawali dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Pastor Kepala Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu RP. Paulus Sarmono, SCJ bersama 21 orang imam konselebran dari ordo OFMCap, kongregasi CSsR, SCJ, dan imam diosesan.

Dalam homili, Romo Sarmono mengajak seluruh umat untuk tidak pernah melupakan sejarah.

“Saya mengajak kembali memandang kebesaran dan kemegahan Keuskupan Agung Palembang dan Keuskupan Sufragan Tanjung Karang. Itu semua tidak bisa melepaskan diri dari pondasi iman yang dimulai dari Bengkulu,” ujar Romo Sarmono.

Menurut Romo Sarmono, kita pantas berbahagia karena tiga hal.

  1. Allah telah memilih Bengkulu sebagai titik awal pewartaan kabar gembira. Bengkulu menjadi pintu masuk kekatolikan di Sumatera Bagian Selatan.
  2. Prefektur Apostolik Bengkulu digembalakan oleh para imam dan biarawan dari tiga ordo dan satu kongregasi, yakni ordo Thetin, Serikat Jesuit, OFMCap, dan Kongregasi SCJ. Ini menggambarkan bahwa umat mewarisi spiritualitas iman yang amat kaya.
  3. Kehadiran gereja di Sumatera Bagian Selatan diterima baik oleh masyarakat yang beraneragam suku, budaya, dan lain sebaginya.

Mengakhiri homilinya, Romo Sarmono mengajak umat untuk berefleksi melalui gladi rohani dan jasmani yang akan berlangsung hingga September 2023.

“Semoga perayaan ini menguatkan iman kita kepada Yesus Kristus sebagaimana para misionaris tetap bertahan dan bersuka cita di tengah banyaknya tantangan,” ujar Romo Sarmono.

Romo Sarmono berharap umat menumbuhkan spiritualitas untuk terus mengasah keberimanan kita untuk makin mengenal Kristus.

“Kita juga diajak untuk meningkatkan kemisionarisan di tengah bangsa Indonesia yang beraneka ragam. Kehadiran kita sebagai gereja hendaknya disukai dan dirindukan oleh masyarakat sekitar,” ujar Romo Sarmono.

Romo Sarmono tak lupa mengajak kaum muda untuk berani dan mau menanggapi panggilan Yesus untuk menjadi imam, biarawan-biarawati.

Sebagian dari anggota SCJ Indonesia berfoto bersama Romo Paulus Sarmono SCJ (berpeci).

Rangkaian Kegiatan

Usai Misa, Romo Sarmono bersama para imam melakukan pengguntingan pita sebagai tanda launching kegiatan 100 tahun SCJ Indonesia dan 100 tahun prefektur apostolik Bengkulu.

Kegiatan yang telah dipersiapkan oleh panitia adalah

  1. Gladi Jasmani: Lomba mewarnai TK-SD Kelas 3, lomba bakiak dan estafet sarung, lomba senam gembira.
  2. Gladi Rohani seperti: Lomba Content Kreatif Rohani, Lomba Bertutur Kitab Suci, Lomba CCR Anak, Remaja, dan Keluarga, Lomba Mazmur, Kegiatan Seminar, Misa Tahun Baru Jawa, Misa Inkulturasi dan Pentas Seni Budaya Batak, dan Napak Tilas.
  3. Perayaan puncak pada tanggal 10 September 2023, yakni Misa Syukur, Lomba Menghias Kue Tradisional, Pentas Seni, dan Pembagian Hadiah Lomba. (*)

Kontributor: Juliana Sinaga, Bengkulu

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.