Dea dan Lika-liku Kuliah Sambil Kerja

Pesan untuk mahasiwa yang kerja sambil kuliah: Jangan lupa buat prioritas!

0 173

Katolikana.com—Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jessica Dea Claresta (21) bekerja di FasaPay selama dua bulan di bagian Support Department bagian translator Mandarin. FasaPay adalah kantor E-Commerce.

“Pertama kali aku tahu dari orang tua. Lalu, di semester lima, pada mata kuliah Komunikasi Korporat mahasiswa diminta melakukan riset identitas korporat. Kebetulan kelompok saya menggunakan perusahaan Fasa Centra,” ungkap Dea.

Jessica Dea Claresta

“Kuliah sambil kerja pasti capek. Namun, kerja di perusahaan ini saya bisa mendapatkan pengalaman baru. Sebelumnya di kampus aku cuma ikut organisasi. Dengan kerja di FasaPay ini aku dapat pengalaman baru dan teman kerja,” tutur Dea.

Peluang dan Relasi

Ketertarikan Dea makin besar karena melihat adanya peluang untuk mencoba sesuatu yang baru dan mendapatkan relasi dari tempat bekerja.

“Saat project Komunikasi Korporat aku berkesempatan untuk datang ke perusahaan itu. Waktu lihat kantornya, wah aku pengen banget kerja di sini. Kantornya nyaman banget. Pertama dingin, terus tenang hening. Karena aku itu kalau kerja suka yang hening jadi merasa kalau kantor ini cocok banget,” ungkap Dea.

Kantor Fasa Centra ketika itu membutuhkan translator, salah satunya bahasa Mandarin.

“Karena bahasa Mandarin sudah jadi passion aku sejak kecil, jadi begitu tahu di kantor ini buka paruh waktu, aku makin tertarik dan penasaran buat mencoba,” tambah Dea.

Tantangan dan Kesulitan  

Sebagai mahasiswa Dea dituntut untuk bisa mengatur dan membagi waktu kuliah dan bekerja. Dea juga harus membagi mana yang harus dikerjakan lebih dahulu, tugas kuliah atau pekerjaan kantor.

“Tantangan yang terasa itu sewaktu aku harus membagi waktu. Selain kuliah, kerja di kantor, saya juga mengajar les bahasa Mandarin kepada anak-anak dan mengajar di sekolah. Di hari minggu itu aku bikin catatan untuk seminggu ke depan. Jadi mengatur waktu sehingga semua bisa berjalan beriringan,” tegas Dea.

“Kesulitannya ketika tugas kuliah menumpuk, kadang pusing juga mengaturnya. Di kantor ‘kan ada jam kerja tersendiri. Misalnya, hari Senin aku punya empat jam kerja di kantor.  Selama empat jam itu, aku fokus pada pekerjaan kantor. Di luar itu, aku fokus pada urusan kuliah saja. Intinya tetap aku bagi biar tidak pusing,” ungkap Dea.

Kuliah sambil kerja

Sebagai karyawan tentu merasakan tekanan batin akibat adanya pressure dari atasan. Dea mengatakan selama bekerja ia tidak pernah menerima pressure untuk bekerja terlalu keras. Sebaliknya, ia diberi kewenangan untuk bebas berkarya dan bisa bertanya.

“Sejauh ini aku belum pernah merasa di-push atau mendapat pressure karena perusahaan tidak memberi deadline ketat. Kalau mereka memberi tugas, tidak ada harus selesai jam sekian gitu. Tapi aku selalu berusaha menyelesaikan secepat yang aku bisa,” tutur Dea.

Dea menambahkan karyawan di FasaPay itu ramah dan baik juga bisa menerima karyawan baru dengan terbuka.

“Apalagi aku ini bekerja paruh waktu dan tidak bakal tetap di sana. Mereka itu baik banget dan selalu bilang kalau  aku ada pertanyaan jangan malu dan jangan takut untuk bertanya,” tutur Dea.

“Jangan lupa buat prioritas apa yang harus dilakukan duluan. Menurutku cukup sulit dan jangan lupa atur waktu sebaik mungkin karena tantangan terbesar kuliah sambil kerja adalah bagaimana yang kamu lakukan bisa seimbang, tidak ada yang berat sebelah,” pesan Dea kepada mahasiswa yang ingin kuliah nyambi bekerja. (*)

Kontributor: Ivana Elma Renvinola Antang, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.