Nikaragua Bebaskan 19 Pastor dari Tahanan

Uskup dan pastor yang dibebaskan diserahkan kepada otoritas Vatikan.

0 37

Katolikana.com—Minggu (14/1), pemerintah Nikaragua mengatakan mereka sudah membebaskan seorang uskup Katolik terkemuka dan 18 pastor lainnya yang dipenjarakan oleh Presiden Daniel Ortega, dan menyerahkannya kepada otoritas Vatikan.

Sembilan belas pastor Katolik di Nikaragua telah dipenjara sejak lebih dari setahun yang lalu, dengan berbagai tuduhan. Penahanan ini merupakan bagian dari tindakan keras yang dilakukan Presiden Ortega terhadap oposisi dan Gereja Katolik.

Presiden Ortega menuduh oposisi dan Gereja Katolik mendukung protes sipil berskala besar pada tahun 2018. Dia mengklaim aksi protes sipil itu sebagai rencana untuk menggulingkannya.

Dalam pernyataan pers, pemerintah Nikaragua mengatakan bahwa pembebasan tersebut merupakan bagian dari negosiasi mereka dengan Vatikan, yang bertujuan untuk “memungkinkan perjalanan mereka ke Vatikan.” Di masa lalu, para pastor yang dipenjarakan akan segera diterbangkan ke Roma.

Takta Suci Vatikan mengklarifikasi, diantara daftar pastor yang dibebaskan, terdapat nama Uskup Rolando Álvarez dari Keuskupan Matagalpa dan Uskup Isidoro Mora dari Keuskupan Siuna. Uskup Álvarez dan Uskup Mora merupakan dua nama yang dianggap sebagai tokoh oposisi oleh Presiden Ortega. Selain kedua uskup tersebut, Takhta Suci menyebut terdapat 2 orang seminaris dan 17 pastor lain.

Pada Oktober lalu, pemerintah Nikaragua juga membebaskan selusin pastor Katolik yang dipenjarakan atas berbagai tuduhan dan mengirim mereka ke Roma menyusul kesepakatan yang dibuat dengan Vatikan.

 

Rezim Represif Nikaragua

Presiden Ortega telah mengirim 222 orang tahanan ke Amerika Serikat pada bulan Februari melalui sebuah kesepakatan yang dibuat dengan pemerintah Amerika Serikat. Setelah mengirimkan mereka ke Amerika Serikat, pemerintah Nikaragua kemudian mencabut kewarganegaraan para tahanan tersebut.

Uskup Álvarez telah dipenjara selama lebih dari setahun setelah dinyatakan bersalah melakukan konspirasi dan menerima hukuman penjara 26 tahun. Sebagai salah satu pastor paling vokal di negara itu, Uskup Álvarez menolak untuk ikut dikirim ke Amerika Serikat tanpa mendapat kesempatan berkonsultasi dengan uskup lain.

Sejak merepresi protes sipil pada tahun 2018 yang menyerukan pengunduran dirinya, pemerintahan Ortega secara sistematis berupaya membungkam suara-suara oposisi. Ortega juga memusatkan represinya pada Gereja Katolik, termasuk menyita sebuah universitas Jesuit bergengsi di Amerika Tengah pada Agustus lalu.

Kongres Nikaragua, yang didominasi oleh Front Pembebasan Nasional Sandinista pimpinan Presiden Ortega, telah memerintahkan penutupan lebih dari 3.000 organisasi non-pemerintah, termasuk ordo yang didirikan Bunda Teresa, Misionaris Charitas.

 

Sumber: NPR | Vatican News

Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha

Leave A Reply

Your email address will not be published.