Katolikana.com—Sejak Minggu (21/1/2024) kesibukan tampak di Gereja Katedral Santa Maria Keuskupan Agung Palembang karena berlangsung rangkaian tuguran dan doa bersama untuk mendoakan Romo Jean Felix Moriceau MEP.
Hari Senin (22/1/24), umat beserta imam menghadiri Misa Requiem untuk Romo Jean Felix Moriceau MEP.
Mgr Vincensius Setiawan Triatmojo, Uskup Tanjung Karang, didampingi Mgr Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Keuskupan Agung Palembang, beserta segenap imam melaksanakan misa pelepasan almarhum pukul 09.00 WIB di Gereja Katedral St. Maria Talang Semut Palembang.
Mgr Vinsensius Setiawan Triatmojo mengisahkan kehidupan Opung Jean Felix Moriceau MEP.
@katolikanaSelamat Jalan Pastor Jean Felix Moriceau MEP
Ia menekankan tentang bagaimana mencari dan memilih inspirasi hidup, teladan, karakter, dan menjadi teladan bagi orang lain.
Mgr Avien menyampaikan bahwa Opung Jean, yang menjadi misionaris dan imam selama 47 tahun di Keuskupan Agung Palembang, merupakan teladan bagi para imam dan umat Kristiani.
Inspirasi hidupnya adalah misionaris-misionaris sebelumnya yang dapat menggerakkan Opung Jean sebagai imam dan misionaris. Inpirasi dari para kudus, tokoh-tokoh dunia dengan cara berbeda dapat menjadikan sumber inspirasi manusia.
Kristus sebagai teladan utama begitu juga Romo Jean Felix Moriceau MEP dalam usia 99 tahun sebagai teladan bagi para imam dan umat Kristiani.
Setelah ditahbiskan imam, Opung Jean rela menjadi misionaris selama 25 tahun di Vietnam dan 47 tahun sebagai imam di Keuskupan Agung Palembang sampai akhir hayatnya di usia 99 tahun.
Kepribadian yang tulus, beriman dan percaya kepada Kristus akan menjadi teladan bagi orang lain. Menjadi pribadi yang bijaksana dapat meneladani orang orang yang sukses.
Teladan pribadi seturut Kristus, yang datang ke dunia sebagai firman dan menjadi tolok ukur standar untuk mengikuti Dia, menghadirkan Kristus dalam iman-Nya.
Dalam sambutannya, Mgr Avien berbagi cerita tentang Opung Jean Felix Moriceau ketika masih frater seminaris.
Ia mempertanyakan mengapa saat liburan tidak pernah diajak ikut keliling stasi-stasi yang ada di Curup.
Baru tiga tahun terakhir ini Mgr Avien mengetahui jawabannya setelah ditanyakan ke Opung Jean yaitu supaya menjaga pendidikan dan panggilannya.
Pikir opung Jean jika mengetahui keadaan stasi-stasi di Curup yang serba kekurangan dan kesulitan panggilannya tidak berubah pikiran.
Opung Jean akhirnya menjadi inspirasi teladan bagi umat di Sindang, sehingga banyak yang memiih panggilan menjadi imam dan biarawati termasuk Mgr Avien sebagai putra Sindang.
Meskipun mengetahui kondisi sulit di stasi-stasi di Curup, Opung Jean tetap memilih setia pada panggilannya.
Setelah Misa Requiem di gereja Katedral St. Maria Palembang, jenazah Romo Jean Felix Moriceau diantar menuju Paroki Stefanus Martir Curup melalui jalan darat dengan singgah di Paroki Penyelenggara Ilahi Lubuk Linggau dan disemayamkan di Gereja Santo Stefanus Martir Curup.
Pada Selasa (23/1/2024), dari Curup, jenazah kemudian diantar ke Sindang dan disemayamkan di gereja stasi St Fransiskus Sindang.
Puncaknya, pada Rabu, jenazah Romo Jean Felix dimakamkan di komplek gereja Santo Fransiskus Sindang.
Romo Jean Felix Moriceau adalah sosok inspiratif yang ikut serta merawat dan menyuburkan panggilan rohaniah. Kini, misionaris ini telah tiada dan kembali ke pangkuan Sang Pencipta.
Umat berdoa semoga Opung Jean bahagia di Surga.
Selamat jalan Opung Jean, menuju keabadian di surga. (*)
Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang