Katolikana.com, Amerika Serikat — Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memutuskan untuk mundur dari sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. Pernyataan mengejutkan ini disampaikan oleh Biden melalui akun media sosial Twitter dan Instagramnya.
Kandidat petahana dari Partai Demokrat ini berterima kasih atas dukungan masyarakat AS yang membuatnya dapat menorehkan sejumlah capaian positif selama masa kepemimpinannya. Tidak lupa, ia juga merujuk pengalaman Paman Sam melewati pandemi dan krisis ekonomi.
“Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk bisa melayani sebagai presiden Anda,” tulis Biden.
“Meskipun niat saya adalah untuk mencalonkan diri kembali, saya meyakini, demi kepentingan terbaik partai dan negara saya, saya harus mundur dan hanya berfokus untuk memenuhi tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya.”
Dengan demikian, Biden dipastikan hanya akan menuntaskan tugasnya hingga Januari 2025. Mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik kini menjadi kandidat terkuat di Pemilu 2024.
Sementara itu, Partai Demokrat sekarang harus berjibaku mencari kandidat lain untuk melawan popularitas Trump. Biden diyakini mundur untuk memberi jalan bagi Wakil Presiden petahana Kamala Harris, salah satu nama terkuat yang bisa diajukan Partai Demokrat untuk menjadi capres pengganti Biden.
Baca: Pemilu AS, Joe Biden Menang: Menjadi Presiden Katolik AS Kedua Setelah John Kennedy
Menyusul Jejak JFK
Di hari pelantikannya sebagai presiden pada 2021 lalu, Joe Biden merupakan presiden terpilih pertama AS yang mengikuti ibadat pagi di Gereja Katolik St. Matthew di hari inagurasinya. Sebagai seorang Katolik, ia sengaja memilih mendatangi misa pagi di Gereja Katedral Washington DC ini.
Secara tradisi, para pendahulu Biden biasanya lebih memilih mengikuti kebaktian pagi di Gereja Episkopal St. John—sebuah gereja yang terletak tepat di seberang White House—di hari pelantikan mereka. George W. Bush, Barack Obama, dan Donald Trump termasuk yang melakukan tradisi ini.
Sebagai penganut Katolik, Biden juga kerap dikait-kaitkan dengan presiden AS di dekade 1960-an, John Fitzgerald “JFK” Kennedy.
Baca: Di Hari Pelantikan, Presdien Katolik Kedua AS Joe Biden Pilih Misa di Katedral St. Matthew
Pelantikannya sebagai presiden memang membuat Biden menjadi sebagai presiden Katolik kedua AS. Ia mengikuti langkah John Fitzgerald “JFK” Kennedy yang mencetak sejarah sebagai orang Katolik pertama yang berhasil menjadi presiden AS.
Keputusan Biden untuk tidak melanjutkan pencalonannya untuk periode kedua pun seakan mengulang rekam jejak JFK, yang cuma menjabat sebagai presiden AS untuk satu periode saja.
Bedanya, JFK hanya dapat menjabat satu periode—bahkan ia hanya menjabat selama 2 tahun 10 bulan—karena tewas ditembak pada 1963.
Sementara itu Biden hanya akan menjabat satu periode karena elektabilitasnya yang terus merosot jelang Pemilu 2024, meskipun ia merupakan kandidat petahana. Usianya yang sudah menginjak 81 tahun dan isu kesehatan yang selalu mengemuka selama masa kepresidenannya, menjadi ganjalan utama untuk mengerek elektabilitas Biden.
Suara Trump—yang dikalahkan oleh Biden di Pemilu 2020—terus menguat jelang Pemilu 2024. Elektabilitas Trump pun semakin menanjak setelah insiden penembakan yang dialaminya pada minggu lalu di tengah kampanyenya di Butler, Pennsylvania.
Baca: Para Uskup AS Kecam Penembakan Donald Trump
Dukungan terhadap Trump bahkan juga terus menguat di kalangan umat Katolik AS—yang notabene merupakan salah satu basis Biden di pemilu sebelumnya.
Menurut survei terbaru dari Pew Research Center, lebih banyak umat “Katolik KTP”—alias umat Katolik yang menyebut dirinya Katolik tetapi tidak rutin datang ke gereja—yang menyukai profil Trump daripada sebaliknya.
Pembacaan terhadap hasil survey ini tentu turut berpengaruh pada keputusan Joe Biden—dan Partai Demokrat—untuk mencari kandidat populer lain demi membendung popularitas Trump yang tengah menggalang dukungan demi memuluskan langkahnya untuk kembali menjadi Presiden AS di periode keduanya. (*)
Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha