
Katolikana.com—Sekitar 150 orang misdinar se-Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung (SMART) Selamat Medan mengikuti Pembekalan Misdinar di Gedung Heribertus, Minggu (21/7/2024).
Acara ini menghadirkan narasumber Wakil Ketua Bidang Liturgi Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat (SMART), Medan Albert H. Kwuta,
Koordinator Misdinar se-Paroki SMART, Audi Marbun, membuka acara dengan menyampaikan bahwa pembekalan ini fokus pada Standar Operasional Prosedur (SOP) Misdinar dan tata gerak dalam pelayanan liturgi.
SOP dan tata gerak ini akan diseragamkan di seluruh stasi se-Paroki SMART. “Pembekalan ini membahas tugas dan SOP Misdinar yang akan dijalankan di stasi maupun paroki. Para misdinar harus memperhatikan baik-baik karena akan disampaikan kepada Misdinar di stasi masing-masing,” ujar Audi.
Ketua Bidang Liturgia, Agustinus Batu Tarigan, menegaskan pentingnya SOP ini untuk keseragaman pelayanan liturgi di Paroki SMART.
“SOP ini adalah standar nasional dari KWI. Saya bangga kepada kalian sebagai Misdinar, karena tidak semua remaja di paroki ini ingin mengabdikan diri sebagai pelayan Kristus. Kalian harus bangga dan mengapresiasi tugas-tugas kalian sebagai pelayan Kristus,” kata Agustinus.
Albert H. Kwuta memaparkan SOP yang terdiri dari dua bagian utama: aturan umum untuk semua petugas liturgi dan aturan khusus untuk Misdinar.
Poin utama dari Pedoman Umum Petugas Liturgi adalah menjalankan peran dengan penuh tanggung jawab dalam perayaan liturgi.
Albert mengingatkan bahwa petugas liturgi membantu umat bertemu dengan Tuhan, sehingga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
- Petugas Liturgi wajib melakukan konfirmasi kepada koordinator masing-masing subseksi jika tidak dapat bertugas (dua hari sebelum hari H).
- Tidak memilih-milih perayaan dalam bertugas.
- Hadir 30 menit atau minimal 15 menit sebelum perayaan dimulai.
- Mengenakan pakaian yang sopan dan rapi.
- Tidak memakai make-up yang berlebihan dan perhiasan saat bertugas.
- Mengenakan sepatu formal.
- Di sakristi: komunikasi seperlunya, tidak ngobrol dengan petugas lain, mengenakan pakaian liturgi, berdoa, dan duduk hening menyiapkan diri untuk perayaan.
- Petugas liturgi yang sering meninggalkan tugas tanpa pemberitahuan beberapa kali perlu diberhentikan.
- Bebas dari masalah perkawinan bukan Katolik, pisah ranjang, dan cerai sipil.
- Setelah bertugas, wajib mengembalikan pakaian sesuai tempatnya.
- Semua petugas liturgi harus beragama Katolik.

Selanjutnya, Albert menjelaskan tugas misdinar sebagai asisten misa yang membantu Imam saat perayaan Ekaristi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai misdinar, di antaranya:
- Penampilan harus rapi, tenang, tertib, dan lancar.
- Berdoa sebelum memakai jubah dan sesudah bertugas.
- Memakai sepatu hitam/gelap dan kaos kaki panjang warna hitam.
- Membantu koster dan tidak mondar-mandir saat perayaan.
- Membungkukan badan di depan altar dengan baik.
- Ikut aktif dalam bernyanyi dan berdoa.
- Mengatur piala, sibori, dan kain-kain dengan benar.
- Membawa lilin saat pembagian komuni di luar gereja.
- Membunyikan lonceng kemuliaan pada hari besar.
- Tidak berjalan di belakang altar (wilayah panti imam).
- Mendampingi imam dan memahami tata cara membawa wiruk serta aturan pendupaan.
Setelah pemaparan SOP, Albert membuka sesi tanya jawab bagi para misdinar.
Audi Marbun menutup kegiatan dengan pesan kepada para Misdinar untuk terus belajar dan bertanya jika ada hal yang tidak diketahui.
“Sebagai orang yang lebih dahulu masuk misdinar, kalian harus berpengetahuan dan memahami apa yang dipelajari. Diharapkan ke depan ada pertemuan untuk membahas liturgi dan tata gerak,” pesan Audi.
Pembekalan ini diharapkan dapat membantu para misdinar menjalankan tugas mereka dengan baik dan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. (*)

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.