Kardinal Suharyo: Paus Terharu dengan Sambutan Presiden Jokowi
Keterlibatan semua pihak, baik umat Katolik maupun umat beragama lain, ikut berkontribusi menyukseskan kunjungan apostolik Paus Fransiskus selama empat hari di Indonesia.
Katolikana.com, Jakarta — Kardinal Indonesia sekaligus Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan berbagai pihak atas kelancaran kunjungan apostolik Paus Fransiskus di Indonesia.
Hal itu disampaikan Kardinal Suharyo dalam acara konferensi pers di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (7/9/2024). Kardinal Suharyo ditemani oleh Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo Thomas Ulun Ismoyo, Pr.
Bagi Kardinal Suharyo dan Romo Ulun, dukungan dan keterlibatan masyarakat Indonesia, baik umat Katolik maupun umat beragama lain, ikut berkontribusi menyukseskan kunjungan Sri Paus selama empat hari di Indonesia.
Genuine dan Orisinal
Romo Ulun mengawali konferensi pers dengan ungkapan rasa syukur karena seluruh agenda Paus Fransiskus dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan secara umum tidak ada hambatan yang berarti.
“Semua acara berlangsung dengan baik, sampai akhirnya Paus Fransiskus tanggal 6 (September) meninggalkan Indonesia menuju Port Moresby, Papua Nugini, menumpang pesawat komersial Garuda Indonesia,” kata Romo Ulun.
Ia juga mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah turut menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan hangat.
“Kami mengucap syukur untuk sambutan yang hangat dan semua bantuan dari negara yang telah diberikan dalam pertemuan bilateral formal antara Paus Fransiskus dan delegasinya beserta dengan Bapak Presiden Joko Widodo juga dengan jajaran menterinya,” ujarnya.
Imam diosesan di Keuskupan Agung Jakarta tersebut turut memuji semangat Paus untuk berjumpa banyak orang, yang ia nilai genuine dan orisinal.
Romo Ulun menberi contoh, saat di Gereja Katedral, Paus Fransiskus secara spontan menyalami satu persatu anak-anak pemain angklung yang menyambut beliau datang.
Sampai-sampai, acara di Katedral yang semestinya terjadwal pukul 16.30 molor sepuluh menit. Acara pun baru dimulai pukul 16.40.
“(Bagi Paus,) Yang penting anak-anak itu, semua yang datang di depan Katedral juga merasa tersapa sungguh-sungguh dari seorang Bapak (Paus), sanjung Romo Ulun.
Peristiwa Iman
Sementara Kardinal Suharyo memaknai kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia sebagai sebuah peristiwa iman.
“Saya yakin, sebagian besar masyarakat Indonesia sungguh merasakan peristiwa ini bukan sekadar peristiwa datangnya seorang pemimpin negara, tetapi sungguh-sungguh suatu peristiwa iman,” tutur Kardinal Suharyo.
Peristiwa ini menurut Kardinal Suharyo adalah momentum yang sangat agung dan bermakna.
Ia pun yakin tokoh-tokoh yang berperan di belakang layar pasti telah memberikan kontribusi yang terbaik. Untuk itu, Bapa Kardinal merasa perlu menyampaikan ucapan syukur dan apresiasinya.
“Karena ini peristiwa yang begitu mengesankan, kami, khususnya dari Keuskupan Agung Jakarta, tetapi juga mewakili seluruh panitia penyambutan Paus, ingin menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih.”
Secara khusus, Kardinal juga berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah menyambut Paus dalam dua kesempatan, yakni di Istana Negara dan Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK).
Kardinal menyebut Presiden Jokowi biasanya menerima tamu negara di Istana Bogor. Namun, kali ini Presiden membuat perkecualian untuk Sri Paus.
“Karena Paus usianya sudah banyak, supaya tidak terlalu memakan waktu, beliau (Jokowi) mengusulkan supaya perjumpaannya di Istana Merdeka,” ucap Uskup Agung Jakarta itu.
Ia melanjutkan, bahwa Paus merasa terharu ketika Presiden tiba-tiba kembali menyambut kedatangan Paus di Stadion Madya, sesaat menjelang perayaan misa suci. Agenda ini aslinya tidak ada di dalam rundown kunjungan apostolik Paus di Indonesia.
“Tidak terpikirkan (Jokowi akan datang). Paus akan memimpin upacara perayaan ekaristi. Di situ sudah ada Bapak Presiden beserta pejabat-pejabat yang lain, sekadar untuk memberikan salam. Ini sungguh-sungguh sangat istimewa,” sebut Mgr. Suharyo.
Kardinal juga menyebut keterlibatan lebih dari 4.000 personel TNI/Polri yang terlibat pengamanan Paus sangat membanggakan dan memberikan ketenteraman.
Uskup Agung Jakarta itu tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih pula kepada Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, Masjid Istiqlal, dan pimpinan komunitas-komunitas lintas agama.
Setelahnya, beliau mengapresiasi kerja keras para panitia serta relawan. Kardinal juga terkesan dengan perjuangan semua umat yang menyempatkan hadir secara langsung di GBK untuk mengikuti misa suci.
“Beberapa cerita yang sangat mengesankan, misalnya teman dari Jailolo, Maluku Utara, yang datang untuk mengikuti perayaan ekaristi yang hanya berlangsung satu setengah jam itu. Mereka berjalan 5 hari 6 malam, naik kapal,” bebernya dengan penuh rasa kagum.
Tindak Lanjut
Kardinal Suharyo juga mengagumi gestur spontan Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar yang mencium Paus. Tindakan yang lantas dibalas pula oleh Paus dengan mencium tangan sang imam.
Dengan bangga ia mengatakan, “Rasa-rasanya belum pernah saya melihat Paus membuat seperti itu dengan siapapun. Bahkan dengan Imam Besar dari Al Azhar tidak seperti itu. Tidak sejauh itu.”
Beliau juga mengisahkan kalau K.H. Nasaruddin Umar telah mengajak pimpinan-pimpinan lintas agama untuk duduk bersama dan mencari jalan-jalan yang terbuka untuk mewujudkan Deklarasi Istiqlal yang sudah ditandatangani.
“Ini bagi saya simbol sangat jelas, tidak usah pakai kata-kata, Indonesia dapat menjadi pewarta perdamaian dan pewarta persaudaraan yang sejati,” tutupnya. (*)
Reporter: Basil Triharyanto
Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha