Bawaslu RI Sosialisasi Pengawasan Pemilu bagi Stakeholder di Kota Medan

Kuatkan Peran Etika dan Orang Muda dalam Demokrasi

0 127

Katolikana.com, Medan — Biro Perencanaan dan Organisasi Sekretariat Jenderal Bawaslu RI bersama Bawaslu Kota Medan menggelar sosialisasi bertajuk Organisasi Pengawas Pemilu Bagi Stakeholder Pemilu, pada Sabtu (12/10/2024), di Diponegoro Ballroom, LePolonia Hotel & Convention, Medan.

Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Yustinus Hendro Wuarmanuk.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 300 peserta, termasuk pimpinan Komisioner Bawaslu Provinsi, Kabupaten, dan Kota se-Sumatera Utara, organisasi kepemudaan lintas agama, serta mahasiswa dari berbagai universitas di Medan.

Sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kepala Sekretariat Bawaslu Kota Medan, Idhul Oberto Barasa. Dalam sambutannya, Idhul menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi pemilu, sebagai langkah meningkatkan kualitas demokrasi yang lebih bersih dan jujur.

“Peran stakeholder sangat penting untuk mendorong pengawasan yang maksimal dalam Pilkada dan Pemilu mendatang,” ucapnya.

Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk dua dari Pemuda Katolik: Yustinus Hendro Wuarmanuk, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Pengurus Pusat Pemuda Katolik, serta Parulian Silalahi, Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara.

Dalam materinya yang berjudul Etika Pengawas Pemilu dalam Penguatan Organisasi Pengawas Pemilu, Yustinus menegaskan bahwa etika adalah landasan moral yang harus dipegang teguh oleh penyelenggara pemilu.

“Etika bukan hanya tentang apa yang terlihat di hadapan publik, tapi harus tetap dijaga meskipun tidak ada yang melihat,” katanya.

Ia menekankan pentingnya kode etik dalam menjaga integritas penyelenggara pemilu, serta independensi, profesionalisme, dan ketidakberpihakan yang menjadi nilai-nilai utama dalam menjalankan tugas pengawasan.

Yustinus juga mengingatkan tentang tantangan yang dihadapi pengawas pemilu, mulai dari kesejahteraan pengawas hingga ancaman yang dihadapi di lapangan.

“Penguatan organisasi pengawas pemilu harus mencakup perlindungan hukum, pelatihan, pengawasan internal, hingga penguatan teknologi dan spiritualitas,” jelasnya.

Sementara itu, Parulian Silalahi dalam presentasinya mengangkat tema Orang Muda Mengawal Demokrasi. Parulian menyebutkan bahwa potensi orang muda sangat besar dalam menjaga kualitas demokrasi, mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2022, sebanyak 24,34% dari total penduduk Indonesia berusia 15-29 tahun.

Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara, Parulian Silalahi, S.E.

“Orang muda harus menjadi garda terdepan dalam mengawal demokrasi, menolak hoaks, ujaran kebencian, politik uang, dan penyalahgunaan kewenangan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya literasi digital dalam menghadapi tantangan era teknologi, termasuk bagaimana media sosial sering kali disalahartikan sebagai media massa. “Masyarakat perlu memahami perbedaan antara media sosial dan media massa agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan,” tutup Parulian.

Sosialisasi ini diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab interaktif, di mana para peserta dari berbagai latar belakang memberikan masukan dan berbagi pandangan mengenai pentingnya pengawasan pemilu yang transparan dan berintegritas, terutama menjelang Pilkada dan Pemilu 2024 mendatang. (*)

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.