Katolikana.com, Labuan Bajo — Mendekati hari perayaan penahbisan uskup perdana di Keuskupan Labuan Bajo, Panitia Tahbisan Uskup Baru Labuan Bajo menggelar konferensi pers pada Rabu (30/10/2024). Dalam momen tersebut, Ketua Panitia, Romo Dominikus Risno Maden menyatakan bahwa pada prinsipnya tahbisan uskup yang akan berlangsung pada esok hari bersifat terbuka. Semua orang diundang untuk hadir dalam perayaan tersebut.
Selain Romo Risno, dalam konferensi pers ini hadir pula Vikaris Episkopal (Vikep) Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu, dan Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Aloisius Lahi, selaku perwakilan pemerintah.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesta penahbisan uskup pertama kali di Keuskupan Labuan Bajo akan digelar pada tanggal 1 November. Tahbisan gembala perdana Labuan Bajo tersebut akan digelar di Gereja Santo Petrus, Sernanu, Labuan Bajo, pada pukul 08.30 WITA. Gereja Sernanu dipilih menjadi lokasi tahbisan karena dianggap dapat menampung ribuan tamu yang akan datang dalam acara akbar ini.
Baca juga: Uskup Labuan Bajo Ditahbiskan tanggal 1 November
Di hadapan awak media, Romo Risno menyampaikan bahwa secara umum ada empat agenda utama dalam acara tahbisan uskup perdana Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus. Namun selain empat agenda utama tersebut, panitia juga menyiapkan sejumlah agenda pra-tahbisan bagi Mgr. Maksi.
Agenda utama pertama yakni acara penjemputan uskup terpilih yang sudah terlaksana pada tanggal 12 Oktober lalu. Acara penyambutan tersebut dimulai dari penerimaan secara adat di Pa‘ang, Lembor, hingga diterima dalam ibadat meriah di Gereja Katedral Roh Kudus, Labuan Bajo.
Agenda kedua adalah ibadat vesper agung yang akan dilaksanakan Kamis (31/10/2024), sehari sebelum misa tahbisan uskup. Ibadat vesper agung digelar di Gereja Katedral Roh Kudus, Labuan Bajo, dan dimulai pada pukul 17.00 WITA. Tiga uskup akan memimpin ibadat ini, yakni Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San; Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat; dan Uskup Maumere, Mgr. Martinus Ewaldus Sedu.
Agenda ketiga merupakan puncak acara, yakni misa pentahbisan uskup perdana di Labuan Bajo. Misa tahbisan uskup yang bertempat di Gereja Sernaru ini akan dilangsungkan pada Jumat (1/11/2024), mulai pada pukul 08.30 WITA. Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo akan menjadi uskup penahbis utama. Sementara itu, dua penahbis pendamping adalah Mgr. Siprianus Hormat dan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD.
Sehari sesudah perayaan tahbisan, agenda keempat yaitu misa pontifikal alias misa kepausan perdana yang dipersembahkan oleh Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus. Misa pontifikal akan dilaksanakan di Gereja Katedral Roh Kudus Labuan Bajo, pada Sabtu (2/11/2024), mulai pukul 08.30 WITA.
Misa tahbisan uskup diperkirakan akan dipadati oleh ribuan tamu undangan dan umat yang berdatangan dari seluruh penjuru Labuan Bajo. Panitia sudah mengkonfirmasi bahwa 42 orang uskup dan 2 administrator diosesan dari seluruh Indonesia. Setiap paroki di Keuskupan Labuan Bajo sendiri mengirimkan 12 orang undangan ke acara tersebut. Sementara Keuskupan Ruteng bakal mengirimkan 6 orang undangan per paroki ke acara tersebut.
Pada prinsipnya, panitia mengaku tidak ingin membatasi animo umat yang ingin menyaksikan secara langsung acara tahbisan uskup. Namun di sisi lain, panitia tetap harus menyesuaikan jumlah orang yang hadir dengan kapasitas di lokasi acara agar acara tahbisan dapat berlangsung dengan lancar.
“Kita memiliki kapasitas gereja yang terbatas. Khusus Gereja Sernaru, tempat pelaksanaan misa tahbisan, kapasitasnya hanya bisa menampung tiga ribu umat. Karena kapasitasnya hanya tiga ribu umat, maka perlu diatur,” kata Romo Risno.
Sesederhana Mungkin
Romo Risno menjelaskan bahwa uskup terpilih juga berulang kali mengingatkan dan menghimbau kepada panitia tahbisan agar kegiatan pentahbisan dirinya dibuat sesederhana mungkin. Hal ini sesuai dengan teladan dari Paus Fransiskus yang baru-baru ini datang mengunjungi Indonesia.
Berkaitan dengan aspek kesederhanaan ini, soal akomodasi para uskup yang datang ke Labuan Bajo, panitia tidak mengeluarkan anggaran yang berlebih. Sebab tempat menginap untuk para uskup sudah disediakan secara gratis oleh pihak hotel. Hal ini merupakan bagian dari dukungan mereka atas pentahbisan uskup baru.
Selain itu, transportasi para uskup yang datang sebagai tamu undangan juga tidak akan menggunakan mobil sewaan. “Antar-jemput di bandara, semua uskup yang datang akan menggunakan transportasi bus untuk menuju hotel,” sebut Romo Risno.
Mgr. Maksimus Regus juga disebut sudah meminta meminimalisasi baliho dan meminta semua uskup disediakan nasi kotak yang sama dengan tamu undangan lainnya. “Semua umat setelah perayaan ekaristi bersama para imam dan bersama dengan para uskup, makan dengan menu nasi kotak yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengikis runag pembatas antara satu dengan yang lainnya,” tegas romo Risno.
Agenda Pra Tahbisan
Dalam lembaran sejarah baru bagi umat Katolik di Labuan Bajo, Panitia juga telah menyelesaikan sejumlah agenda persiapan tahbisan. Jelang penahbisannya, Mgr. Maksi menjalankan sejumlah agenda pra-tahbisan yang cukup padat di Labuan Bajo. Mulai dari mengunjungi umat, silaturahmi dengan tokoh lintas agama, hingga kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan.
Sejumlah agenda Mgr, Maksi antara lain kegiatan katekese umat ke 25 paroki di wilayah Keuskupan Labuan Bajo dan silaturahmi ke Sekretariat Nahdlatul Ulama (NU) Labuan Bajo. Lantas, Bapa Uskup juga hadir dalam acara adat We’e Mbaru (memasuki rumah baru) dan memberkati Rumah Keuskupan Labuan Bajo yang baru. Di Rumah Keuskupan, beliau juga melakukan kegiatan penanaman pohon kenangan.
Ada juga agenda peluncuran buku, pembagian sembako, dan kegiatan rehabilitasi terumbu karang jelang tahbisan Mgr. Maksi. Semua agenda ini merupakan simbol keseimbangan aspek akademis, aspek ekologis, dan aspek sosial di keuskupan baru Labuan Bajo.
Meskipun agenda acara begitu banyak, namun Panitia Tahbisan Uskup Baru Labuan Bajo menyebut ada satu spirit yang tetap mempersatukan mereka semua, yakni semangat dasar dari motto keuskupan Mgr. Maksimus Regus yang diambil dari Injil Yohanes 3:17, Ut Mundus Salvetur Per Ipsum (Supaya Dunia Diselamatkan oleh-Nya).
“Di dalamnya (motto keuskupan) memuat semangat berjalan bersama (sinodalitas), Gereja yang terbuka (eklesiologis-inklusivistik), semangat solidaritas bagi kaum rentan, serta semangat ekologis bagi alam ciptaan,” terang Romo Risno.
Selaku Ketua Panitia, Romo Risno mengajak mengajak semua pihak, mulai dari imam, biarawan/biarawati, dan semua umat tanpa kecuali untuk ikut menyambut tahbisan uskup Labuan Bajo. “Mari kita menyambut uskup perdana di Keuskupan Labuan Bajo dan kelahiran Keuskupan Baru Labuan Bajo dengan penuh sukacita,” ungkapnya bersemangat. (*)
Kontributor: Vinsen Patno, Panitia Seksi Publikasi dan Dokumentasi Tahbisan Uskup Baru Labuan Bajo
Editor: Ageng Yudhapratama
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.