Kasih Sejati yang Menumbuhkan Iman Keluarga

0 66

Katolikana.com — Apa yang membuat keluarga tetap kuat di tengah gelombang tantangan? Bayangkan sebuah keluarga yang meski sederhana, tetap saling mendukung dengan kasih dan iman yang mendalam. Suami yang selalu hadir dengan pengorbanannya, istri yang tulus menghargai, dan anak-anak yang tumbuh dengan nilai-nilai kasih Kristus.

Inilah cerminan keluarga yang diidamkan dalam Efesus 5:21-33, Mazmur 128, dan Lukas 13:18-21. Renungan ini tidak hanya berbicara tentang ajaran teologis, tetapi tentang praktik hidup sehari-hari yang dapat menumbuhkan kasih sejati dan iman dalam keluarga kita.

Dalam Efesus 5:21-33, Rasul Paulus menekankan pentingnya saling tunduk di antara suami dan istri, seperti halnya Kristus yang mengasihi Gereja dengan pengorbanan total. Bayangkan seorang suami yang setiap pagi berdoa bersama istrinya sebelum berangkat bekerja, menunjukkan bahwa kasih bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tindakan nyata yang sederhana. Istri pun, di sisi lain, mendukung suaminya dengan pengertian dan kasih yang tulus, menciptakan suasana penuh cinta dan hormat.

Mazmur 128 menyebutkan bahwa mereka yang hidup dalam takut akan Tuhan akan menikmati hasil kerja mereka dan hidup dalam kebahagiaan. Ini bukan sekadar janji spiritual, tetapi juga realitas yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sebuah keluarga di pinggiran Jakarta yang secara konsisten meluangkan waktu setiap minggu untuk beribadah bersama, bahkan di tengah kesibukan dan keterbatasan ekonomi, melaporkan adanya peningkatan keharmonisan dan kesejahteraan. Berkat Tuhan tidak hanya tampak dalam hal materi, tetapi juga dalam ikatan kasih yang kuat di antara anggota keluarga.

Dalam Lukas 13:18-21, Yesus menggambarkan Kerajaan Allah seperti biji sesawi dan ragi. Iman dalam keluarga juga demikian—mungkin dimulai dari hal-hal kecil seperti mengajarkan anak-anak untuk berdoa sebelum makan atau mengucapkan terima kasih. Namun, hal-hal kecil ini memiliki potensi untuk tumbuh besar dan memengaruhi seluruh kehidupan keluarga.

Biji sesawi yang kecil bisa tumbuh menjadi pohon besar yang memberi perlindungan bagi burung-burung, begitu pula iman kecil yang dirawat dengan baik bisa menjadi pelindung dan sumber kekuatan bagi keluarga. Ini adalah bukti nyata bahwa iman yang dimulai dari kecil bisa berdampak besar dalam kehidupan.

Namun, membangun kasih dan iman dalam keluarga tidak selalu berjalan mulus. Tantangan pasti ada, mulai dari perbedaan pendapat, kesibukan pekerjaan, hingga pengaruh negatif dari luar. Tidak hanya komunikasi dan doa, praktik saling mengampuni juga menjadi kunci penting dalam mempertahankan kasih dan iman dalam keluarga. Konflik adalah hal yang wajar dalam setiap hubungan, tetapi bagaimana kita menyelesaikannya yang menentukan kekuatan kasih kita.

Dalam masyarakat yang semakin individualistis, kasih sejati dalam keluarga sering kali tergantikan oleh ambisi dan kesibukan. Renungan ini mengajak kita untuk kembali pada prinsip dasar kasih dan iman yang diajarkan oleh Kristus—bahwa kebahagiaan sejati dalam keluarga tidak datang dari hal-hal besar, tetapi dari tindakan kecil yang konsisten dan penuh kasih. Menumbuhkan kasih sejati dan iman dalam keluarga, kita sedang menyiapkan generasi yang kuat dalam kasih Kristus dan siap menyebarkan Kerajaan Allah di dunia ini.

Kasih sejati dan iman yang kokoh adalah fondasi keluarga yang kuat. Kita tidak perlu menunggu momen besar untuk menumbuhkan kasih dan iman tersebut. Langkah-langkah kecil seperti berdoa bersama, saling memaafkan, dan mengutamakan komunikasi yang jujur sudah cukup untuk membawa perubahan besar.

Mulailah hari ini dengan tindakan kecil yang penuh kasih—seperti memberikan waktu lima menit untuk mendengarkan pasangan Anda atau mengajak anak-anak membaca cerita Alkitab sebelum tidur. Dengan cara ini, kita tidak hanya membangun keluarga yang harmonis, tetapi juga menjadi saksi nyata kasih Kristus di dunia ini.

Semoga kasih sejati dan iman yang tumbuh dari hal-hal kecil ini bisa terus bertumbuh dan berbuah, seperti biji sesawi yang menjadi pohon besar, memberikan perlindungan dan kedamaian bagi mereka yang ada di sekitarnya. (*)

 

Penulis: Yulius Evan Christiandosen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, warga Lingkungan Santo Markus, Taman Harapan Indah, Jelambar Baru, Jakarta Barat

Editor: Ageng Yudhapratama

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.