Katolikana.com, Labuan Bajo — Terletak di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Labuan Bajo kini membuka babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.
Kota yang menjadi gerbang utama ke Taman Nasional Komodo ini resmi memiliki Uskup pertama, Mgr. Maksimus Regus, yang ditahbiskan dalam upacara di Gereja Santo Petrus, Sernaru, pada Jumat, 1 November 2024.
Upacara ini dipimpin Nuncio Apostolik untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, didampingi oleh Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD (Uskup Agung Ende), dan Mgr. Siprianus Hormat (Uskup Ruteng). Prosesi ini juga dihadiri puluhan uskup dan ratusan imam dari berbagai wilayah di Indonesia.
Mgr. Maksimus, yang memilih moto tahbisan Ut Mundus Salvetur Per Ipsum atau “Agar Dunia Diselamatkan oleh-Nya,” menjadi gembala bagi 230 ribu umat Katolik di 25 paroki keuskupan yang baru terbentuk ini.
Keuskupan Labuan Bajo adalah hasil pemekaran dari Keuskupan Ruteng, yang resmi dibentuk berdasarkan keputusan Paus Fransiskus pada 21 Juni 2024.
Mgr. Maksimus, sebelumnya Rektor Universitas Katolik Santo Paulus Ruteng, dipilih untuk memimpin keuskupan yang juga merupakan keuskupan ke-38 di Indonesia.
Dalam sambutannya, Mgr. Maksimus menyampaikan bahwa berdirinya keuskupan ini adalah momen tepat untuk Gereja Katolik di Labuan Bajo.
“Labuan Bajo kini menjadi persimpangan spiritual yang mempertemukan budaya, iman, dan beragam masyarakat dalam satu keuskupan yang baru. Ini merupakan anugerah bagi kita semua,” katanya.
Prosesi tahbisan ini diikuti Vesper Agung di Gereja Katedral Roh Kudus sehari sebelumnya, Kamis (31/10/2025), yang dihadiri oleh uskup dan kardinal dari berbagai wilayah Indonesia. Sambutan meriah dilengkapi dengan tarian dan upacara adat Manggarai, di mana para uskup dan kardinal dikalungi selendang khas sebagai simbol persaudaraan.
Dalam sambutannya, Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo menyampaikan bahwa kehadiran para uskup dari seluruh penjuru Indonesia merupakan tanda dukungan bagi keuskupan baru ini, sembari berharap bahwa pelayanan kepemimpinan Mgr. Maksimus membawa harapan baru bagi umat Katolik Labuan Bajo.
Prioritas untuk Meneguhkan Iman di Tengah Pertumbuhan Pariwisata
Dalam wawancara dengan Majalah Hidup, Mgr. Maksimus menyampaikan bahwa Labuan Bajo, sebagai pusat pariwisata yang berkembang pesat, membawa tantangan tersendiri bagi Gereja Katolik.
“Satu pesan dari Nuncio yang saya ingat adalah, ‘Buatlah iman Katolik berakar di sana.’ Kami ingin agar iman umat tidak hanya bertumbuh tetapi benar-benar berakar kuat sehingga berbuah baik,” ungkapnya.
Mgr. Maksimus menegaskan bahwa prioritasnya adalah membangun fondasi organisasi, tata pastoral, serta pondasi spiritual yang kokoh untuk mendukung keuskupan baru. Ia juga membawa semangat sinodal sesuai ajaran Paus Fransiskus, yakni Gereja yang berjalan bersama.
“Kami ingin menciptakan kolaborasi antara imam, biarawan-biarawati, umat, keluarga, dan kaum muda, dengan menjadikan Gereja sinodal sebagai pengalaman hidup di keuskupan baru ini,” jelasnya.
Selain itu, Mgr. Maksimus menekankan pentingnya evangelisasi di tengah perkembangan pariwisata yang membawa gaya hidup dan budaya baru. Ia mengidentifikasi kaum muda dan keluarga sebagai elemen kunci yang perlu diperkuat imannya agar mereka tidak terpengaruh oleh perubahan budaya yang datang dengan cepat.
“Kami ingin agar kaum muda tidak merasa bingung, tetapi justru menemukan pegangan dalam iman Katolik yang berakar kuat,” tuturnya.
Mgr. Maksimus berharap fondasi yang diletakkan di Keuskupan Labuan Bajo dapat memperkuat iman umat Katolik, sehingga mereka mampu menghadapi perubahan dengan bijaksana tanpa kehilangan jati diri Katolik mereka. (*)
Kontributor: Vinsen Patno, Panitia Seksi Publikasi dan Dokumentasi Tahbisan Uskup Baru Labuan Bajo
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.