Katolikana.com — Setiap tanggal 4 November, Gereja Katolik merayakan Perayaan Wajib Santo Carolus Borromeus, seorang uskup yang terkenal karena dedikasinya dalam memperbarui Gereja dan kepeduliannya yang mendalam terhadap orang miskin dan terpinggirkan.
Perayaan ini mengingatkan kita pada panggilan untuk melayani dengan hati yang tulus, terutama kepada mereka yang tidak dapat membalas kebaikan kita. Bacaan hari ini dari Filipi 2:1-4, Mazmur 131, dan Lukas 14:12-14 memberikan panduan praktis dan spiritual tentang bagaimana kita bisa meneladani semangat pelayanan St. Karolus dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bacaan pertama dari Filipi 2:1-4, Rasul Paulus menyerukan semangat persaudaraan yang sejati. Ia menekankan agar kita hidup dalam kasih yang sama, memiliki satu jiwa, dan menghindari sikap egois. Paulus mendorong kita untuk memperhatikan kepentingan sesama lebih daripada kepentingan sendiri, sebagai bentuk kasih yang tulus dan pelayanan sejati.
Inilah yang benar-benar diwujudkan oleh Santo Carolus Borromeus dalam hidupnya. Sebagai seorang uskup, ia tidak hanya mengutamakan reformasi Gereja secara struktural selama Konsili Trente, tetapi juga secara spiritual, dengan mengedepankan pembaruan kehidupan rohani para imam dan umatnya. Ia terkenal memperjuangkan pendidikan seminari dan pembaruan liturgi, sehingga Gereja dapat melayani umat dengan lebih baik.
Mazmur 131 menggambarkan sikap hati yang tenang dan penuh kerendahan di hadapan Tuhan: “Aku menenangkan dan mendiamkan jiwaku seperti anak yang disapih dekat ibunya.” Mazmur ini mengajarkan kita tentang pentingnya sikap rendah hati dalam pelayanan.
Sebagai seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan besar, Santo Carolus tetap memilih hidup sederhana. Ia dikenal tidak pernah tergiur oleh kemewahan. Meskipun sebagai seorang uskup besar Milan, ia memiliki akses terhadap kekayaan dan kemewahan.
Justru, Santo Carolus menggunakan harta Gereja untuk membantu orang miskin, membuka rumah sakit, dan menyediakan bantuan pangan bagi mereka yang lapar. Bahkan dalam masa wabah di Milan, ia tidak hanya mengeluarkan perintah dari jauh. Akan tetapi, ia turun langsung ke jalan-jalan, memberikan penghiburan dan bantuan kepada mereka yang sakit dan sekarat.
Injil Lukas 14:12-14 hari ini memberikan pengajaran yang sangat jelas tentang kasih tanpa pamrih. Yesus mengajarkan kita untuk memberi kepada orang miskin, orang cacat, orang lumpuh, dan orang buta—mereka yang tidak bisa membalas kebaikan kita. Yesus menyebutkan bahwa upah kita tidak datang dari dunia ini, tetapi dari Allah sendiri.
Santo Carolus Borromeus menerapkan ajaran ini dengan sangat nyata. Salah satu cerita yang terkenal adalah ketika ia memberikan jubah mahalnya kepada seorang pengemis yang kedinginan di jalan. Ia tidak hanya memberikan harta benda, tetapi juga kehangatan hati dan perhatian penuh kasih kepada mereka yang terpinggirkan.
Santo Carolus Borromeus adalah contoh konkret bagaimana seorang pemimpin Gereja harus melayani dengan hati yang tulus dan pengorbanan yang besar. Ketika wabah melanda Milan, ia tidak bersembunyi dalam kenyamanan atau keamanan istana, melainkan memimpin langsung upaya pertolongan dengan penuh keberanian. Ia menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya, bahkan sampai menjual harta pribadinya, untuk memberikan bantuan medis dan pangan kepada mereka yang menderita.
Semangat ini selaras dengan ajaran Rasul Paulus dalam Filipi, di mana kita dipanggil untuk peduli pada kepentingan sesama. Santo Carolus mengingatkan kita bahwa panggilan untuk melayani tidak selalu nyaman, tetapi justru penuh pengorbanan dan membutuhkan komitmen yang teguh.
Mengapa pelayanan tanpa pamrih ini sangat penting? Karena hanya dengan kasih yang tulus, kita bisa mencerminkan kasih Kristus kepada dunia. Melayani bukanlah soal mendapatkan pujian, tetapi tentang memberi tanpa mengharapkan balasan.
Santo Carolus adalah teladan yang menginspirasi kita semua tentang bagaimana menjalani kehidupan yang berpusat pada Kristus, dengan mengutamakan mereka yang lemah dan tak berdaya. Pelayanan seperti ini tidak hanya menyentuh hidup orang lain, tetapi juga mengubah hati kita menjadi lebih serupa dengan hati Kristus yang penuh kasih.
Bagaimana kita bisa menerapkan semangat pelayanan Santo Carolus dalam kehidupan sehari-hari? Pertama, kita perlu memiliki hati yang peka terhadap kebutuhan sesama. Mungkin ini berarti meluangkan waktu untuk mendengarkan seorang teman yang sedang kesulitan, atau memberikan bantuan sederhana kepada tetangga yang membutuhkan.
Kedua, kita harus berani memberikan tanpa pamrih, seperti menjadi sukarelawan di panti asuhan, rumah sakit, atau rumah jompo, di mana kita bisa berbagi cinta dan perhatian kepada yang memerlukan. Ketiga, kita dipanggil untuk hidup sederhana, seperti yang diteladankan oleh Santo Carolus, dengan membatasi gaya hidup konsumtif dan lebih banyak berbagi kepada mereka yang kekurangan.
Renungan hari ini juga mengajak kita merenungkan motivasi kita dalam melayani. Apakah kita melayani untuk mendapatkan pengakuan atau pujian? Atau apakah kita benar-benar melayani dengan hati yang tulus, seperti yang dilakukan Santo Carolus?
Jika kita melayani dengan kasih yang murni, tanpa mengharapkan balasan, kita sedang mencerminkan kasih Kristus yang sejati. Pelayanan yang seperti inilah yang membawa perubahan nyata dalam kehidupan orang lain, serta mendekatkan kita pada Tuhan.
Sebagai penutup, mari kita meminta rahmat Tuhan agar diberi kekuatan untuk melayani dengan semangat Santo Carolus Borromeus—dengan kasih yang tulus, keberanian yang teguh, dan kerendahan hati yang dalam. Mari kita buka hati dan tangan kita kepada mereka yang membutuhkan, dengan tindakan kecil tetapi penuh cinta. Jangan takut untuk memulai dari hal-hal sederhana, karena di mata Tuhan, setiap tindakan kasih, betapa pun kecilnya, memiliki nilai yang besar.
Semoga teladan Santo Carolus menginspirasi kita semua untuk melayani sesama dengan lebih penuh kasih, tanpa pamrih, dan dengan semangat pengorbanan yang tulus, sebagaimana Kristus telah melayani kita. (*)
Penulis: Yulius Evan Christian, dosen farmasi di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Editor: Ageng Yudhapratama

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.