Gereja Katolik Sambut Baik Gencatan Senjata Israel-Hamas

Gereja Katolik aktif menyuarakan perdamaian dan mendukung upaya negosiasi untuk mewujudkan gencatan senjata serta perdamaian permanen.

0 78

Gaza, Katolikana.com – Gereja Katolik menyambut baik kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai antara Israel dan Hamas pada Rabu (15/1/2025). Setelah 15 bulan konflik yang merenggut sekitar 46.000 nyawa dan menyebabkan 1,9 juta warga Palestina mengungsi, langkah ini dianggap sebagai titik balik penting menuju perdamaian di kawasan tersebut.

Media Vatikan merilis berita genjatan senjata itu dengan judul: “Pizzaballa on Gaza ceasefire: A delicate but most welcome turning point”

Beberapa jam setelah pengumuman gencatan senjata di Gaza, Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, menyampaikan optimismenya atas perkembangan ini meskipun dengan hati-hati.

Dalam wawancara dengan Vatican News, Kardinal Pizzaballa menyebutkan bahwa meskipun gencatan senjata ini masih rapuh, hal ini menjadi harapan baru untuk memulai proses perdamaian yang lebih panjang.

“Kami semua sangat senang. Perang ini telah melemahkan kita, membuat kita lelah, dan melukai kehidupan banyak orang,” ungkapnya.

Kardinal Pizzaballa menegaskan bahwa penghentian kekerasan adalah langkah pertama dalam proses negosiasi yang membutuhkan waktu panjang untuk mencapai perdamaian sejati.

“Ini hanyalah langkah pertama,” katanya. Dia menjelaskan bahwa proses perdamaian adalah proses yang panjang, yang melibatkan penyelesaian konflik melalui negosiasi.

“Perdamaian akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicapai karena berakhirnya perang bukanlah akhir dari konflik,” tambahnya.

Mengapa kesepakatan gencatan senjata membutuhkan waktu begitu lama untuk tercapai?

Kardinal Pierbattista Pizzaballa menjelaskan bahwa penyebabnya sangat kompleks. Ia mengungkapkan, “Kesepakatan ini kurang lebih merupakan diskusi yang sama seperti yang telah dilakukan beberapa bulan lalu.” Meski demikian, Kardinal menegaskan bahwa yang paling penting saat ini adalah membuka lembaran baru untuk mulai menangani krisis kemanusiaan yang sangat mendesak di Gaza.

Dengan hati-hati, Kardinal Pizzaballa menyampaikan harapannya agar gencatan senjata ini dapat bertahan lama.

“Kita harus melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa gencatan senjata ini tetap bertahan,” ujarnya. Ia juga menyadari adanya pihak-pihak yang mungkin menentang langkah ini. Namun, dengan tegas ia menambahkan, “Kita tidak boleh memberikan mereka ruang atau peluang untuk menggagalkan upaya perdamaian ini.”

Adegan kehancuran di Gaza: dua orang pria duduk di sebuah rumah yang hancur. Foto: Vaticannews.va

Fokus pada Kemanusiaan

Dengan tercapainya gencatan senjata, Gereja Katolik kini mengalihkan perhatian pada kebutuhan kemanusiaan mendesak di Gaza. Kardinal Pierbattista Pizzaballa menyoroti kondisi kritis di wilayah tersebut, di mana masyarakat sangat bergantung pada bantuan luar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ia menekankan bahwa prioritas utama adalah menyediakan pasokan makanan, pendidikan, dan layanan kesehatan yang memadai.

“Sekarang, dengan adanya gencatan senjata, akan lebih mudah untuk memperkenalkan bantuan yang sangat diperlukan bagi penduduk,” ujar Kardinal Pizzaballa. Ia juga memastikan bahwa komunitas kecil Kristiani di Gaza tidak akan terabaikan dalam upaya kemanusiaan ini. “Seperti halnya semua orang, mereka juga sangat membutuhkan dukungan,” tambahnya.

Kardinal Pizzaballa mengakui bahwa tantangan untuk mengatasi krisis ini sangat besar. Namun, ia tetap optimis dengan menggarisbawahi peran penting organisasi internasional dalam memberikan bantuan. “Kita memiliki kesempatan untuk menciptakan koordinasi yang diperlukan guna mulai menyelesaikan krisis kemanusiaan ini,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa proses ini akan membutuhkan waktu yang lama.

Harapan tersebut, menurutnya, adalah langkah awal untuk membuka lembaran baru di Gaza, menciptakan rasa pembebasan, dan membawa masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Dengan upaya bersama, Kardinal Pizzaballa yakin bahwa solusi yang berkelanjutan dapat dicapai demi kebaikan seluruh komunitas di wilayah tersebut

Kardinal Pierbattista Pizzaballa

Tantangan dan Harapan

Meskipun menyambut baik kesepakatan gencatan senjata, Gereja Katolik menyadari tantangan yang masih ada. Kardinal Pizzaballa menekankan pentingnya memastikan gencatan senjata ini bertahan lama, seraya memperingatkan adanya pihak-pihak yang mungkin menentang perdamaian. “Kita tidak boleh memberi mereka ruang atau celah,” tegasnya.

Ia juga optimis bahwa dengan kerja sama organisasi internasional, krisis kemanusiaan dapat dikelola meskipun membutuhkan waktu lama.

Patriark Pizzaballa mengingatkan bahwa gencatan senjata bukanlah akhir dari konflik, melainkan awal dari proses yang diharapkan membawa perdamaian yang langgeng. “Ada pihak-pihak yang mungkin menentang, tetapi kita tidak boleh memberikan mereka ruang atau celah,” katanya.

Bagi komunitas Kristiani di Gaza, gencatan senjata ini membawa rasa lega dan harapan baru. “Berita ini memberi rasa pembebasan. Ini bukan hanya soal menghentikan permusuhan, tetapi membuka peluang untuk membangun kembali kehidupan,” ujar Kardinal Pizzaballa.

Gencatan senjata ini menegaskan komitmen Gereja Katolik untuk terus mendorong perdamaian di wilayah konflik. Harapannya, langkah ini menjadi awal dari perjalanan panjang menuju harmoni yang abadi. (*)

Pernah studi Hukum Gereja di Universitas Kepausan Gregoriana, Roma. Saat ini menjadi Formator Skolastikat OSC di Bandung dan anggota Tribunal Keuskupan Bandung.

Leave A Reply

Your email address will not be published.