Tutur Kitab Suci: Memantik Anak Mencintai Kitab Suci

Pendekatan yang kreatif dan bersahabat sangat dibutuhkan untuk membantu anak akrab dengan Kitab Suci.

0 295

“Teks Kitab Suci tetap adanya, tetapi laksana cermin, laksana gambar kudus untuk direnungkan.” (Paus Fransiskus, Audiensi Umum 27 Januari 2021 – Vatican Media)

Katolikana.com—Merenungkan Kitab Suci bukan perkara mudah, terlebih bagi anak-anak. Selain memahami teks, anak-anak memerlukan waktu untuk mencerna, mengolah, dan menghayati pesan yang terkandung di dalamnya.

Karena itu, pendekatan yang kreatif dan bersahabat sangat dibutuhkan untuk membantu mereka akrab dengan Kitab Suci.

Salah satu metode yang efektif adalah Tutur Kitab Suci atau Cerita Kitab Suci. Melalui langkah ini, anak-anak tidak hanya diperkenalkan pada isi Kitab Suci, tetapi juga diajak untuk mengalami teks suci secara lebih hidup dan personal.

Menghidupkan Kitab Suci untuk Anak-anak

Cerita Kitab Suci, yang mengangkat kisah-kisah inspiratif dari Alkitab, lebih mudah dipahami anak-anak karena narasinya yang konkret dan tokoh-tokohnya yang dapat divisualisasikan. Dalam praktik tutur Kitab Suci, anak-anak diajak:

  • Memilih perikop dari Kitab Suci.
  • Membaca berulang-ulang untuk memahami isi dan pesan teks.
  • Menghidupkan imajinasi dalam mempersiapkan penuturan, dengan memperhatikan karakter tokoh, alur cerita, serta suasana emosi yang ingin disampaikan.

Tutur Kitab Suci tidak hanya sekadar membacakan teks, tetapi juga mengajak anak mempersonifikasikan tokoh-tokoh dalam Kitab Suci. Anak-anak belajar mengambil peran dengan memperhatikan sikap tubuh, raut wajah, bahasa tubuh, dan olah vokal yang sesuai.

Pengalaman Membaca dan Merenungkan

Lebih dari sekadar sebuah lomba untuk memilih pemenang, tutur Kitab Suci menjadi praktik iman yang kaya makna. Anak-anak mendapat pengalaman:

  • Berulang kali membuka Kitab Suci untuk menemukan dan memahami perikop pilihan.
  • Mencermati dan menangkap pesan iman yang tersirat dalam teks.
  • Melatih keberanian, ekspresi diri, dan kedalaman refleksi melalui personifikasi tokoh-tokoh Kitab Suci.

Melalui pengalaman ini, anak-anak tidak hanya belajar memahami cerita-cerita Kitab Suci, tetapi juga membangun keterhubungan emosional dengan pesan iman yang diwartakan.

Tutur Kitab Suci: Menyemai Kerinduan Membaca Kitab Suci

Tutur Kitab Suci memantik semangat anak untuk semakin dekat dengan Sabda Tuhan. Metode ini memperkenalkan Kitab Suci sebagai teman perjalanan hidup, bukan sekadar buku bacaan yang berat dan sulit dijangkau.

Ketika anak-anak mengalami sukacita dalam membaca dan menceritakan kembali kisah-kisah Kitab Suci, perlahan tumbuhlah dalam hati mereka kerinduan untuk membuka, membaca, dan merenungkan Kitab Suci secara mandiri di kemudian hari. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

Leave A Reply

Your email address will not be published.