Komunitas Jujaro Dorong Emansipasi Perempuan di Maluku

Terinspirasi perjuangan Christina Martha Tiahahu, pahlawan muda asal Maluku.

0 334

Katolikana.com—Indonesia telah merdeka dan bebas dari penjajahan. Namun, faktanya, Indonesia belum merdeka dari kesetaraan gender. Sejumlah remaja perempuan masih menutup diri dari lingkungan sekitar.

Kondisi ini mendorong Seane Stefani Wattimury (33) mendirikan sebuah komunitas yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Seane Stefani Wattimury, Marketing Director dan Co-founder JUJARO. Sumber Instagram

Bersama Audra Pattiasina dan Stella Maurits, Seane mewujudkan mimpinya dengan mendirikan Komunitas Jujaro tahun 2019.

Komunitas ini berdiri untuk mempersiapkan generasi perempuan yang berkualitas di Maluku.

“Kami mengajak orang lain untuk ikut bergabung bersama komunitas Jujaro,” jelas co-founder dan marketing director Jujaro Seane kepada Katolikana, Senin (11/4/2022).

Berangkat dari Sejarah

Zaman dahulu ada tradisi masyarakat Maluku mengenai sebutan Jujaro.

“Dahulu pada zaman kejaraan di Maluku para remaja perempuan keturunan keluarga kerajaan atau bangsawan dikategorikan atau diberikan gelar Jujaro,” tutur Seane.

Hingga saat ini gelar kerajaan masih ada, namun tidak terkenal seperti zaman dahulu di Maluku.

“Kami menghargai kedudukan dan mempertahankan perjuangan Christina Martha Tiahahu, pahlawan muda asal Maluku. Ia berjuang untuk mempertahankan hak-hak perempuan dan memperjuangkan negerinya pada masa penjajahan,” jelas Seane.

Seane menyatakan perjuangan Martha dimulai sejak usia remaja, tanpa memikirkan status dan kedudukan dalam lingkup masyarakat.

“Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hak-hak yang seharusnya menjadi milik perempuan pada zaman itu,” ujar Seane.

Komunitas JUJARO. Sumber Instagram

Perjuangan Martha menjadi panutan dari zaman ke zaman. Meski masih usia remaja, Martha tak kenal menyerah.

Menurut Sease, Komunitas Jujaro memiliki visi melahirkan generasi remaja perempuan Maluku yang siap dengan potensi dan nilai untuk berkontribusi di masyarakat.

“Misi kami ingin memberdayakan minimal dua remaja perempuan dari tiap kabupaten dan kota di Maluku untuk mengikuti pendidikan, pelatihan, dan praktik di lapangan yang disediakan oleh program-program komunitas,” lanjutnya.

Meski banyak hal belum dicapai sepenuhnya, namun anggota komunitas berusaha untuk merealisasikan semuanya step by step.

Home for Mollucan Girls

Seane menyatakan komunitas Jujaro merupakan home for Mollucan girls.

Jessica Alfaris, Peserta Komunitas Jujaro. Foto: Dok. Pribadi

“Dengan begitu, generasi remaja perempuan di Maluku bisa penuh percaya diri menampilkan kreatifitas yang tertanam dalam diri mereka,” tegasnya.

Komunitas ini benar-benar menjadi rumah bagi para remaja Maluku. Seane menegaskan bahwa banyak perempuan Maluku yang mengikuti kegiatan dari komunitas Jujaro.

“Jujaro camp online yang sudah berjalan dan melahirkan perempuan generasi muda berprestasi selama dua batch session,” ujar Shane.

Sejumlah perempuan berdarah Maluku berdomisili di luar Maluku. Ini membuktikan bahwa komunitas Jujaro merupakan rumah bagi perempuan Maluku.

Session pertama tercatat 20 orang yang berdomisili di Jakarta, Dobo dan Masohi. Batch kedua tahun 2021 menghadirkan remaja perempuan Maluku yang tersebar di banyak kota seperti Manado, Jakarta, Dobo, dan Saumlakki,” tambahannya.

Jessica Alfaris (20) yang pernah mengikuti kegiatan komunitas Jujaro membenarkan hal itu.

“Dengan mengikuti komunitas ini, saya benar-benar merasakan life changing luar biasa. Seperti lebih mengetahui potensi diri, lebih percaya diri, hingga belajar konsisten dengan waktu,” ucap Jessica kepada Katolikana, Rabu (13/4/2022)

Perubahan tidak hanya terjadi dalam diri, melainkan ada perubahan lain yang dapat membanggakan dirinya.

“Dari komunitas ini, saya merasakan from nobody to somebody. Saya dipercaya menjadi Jujaro Cultural Preserver. Saya berdiri mewakili semua remaja perempuan di Maluku untuk membangun Maluku dengan mengenalkan budaya Maluku,” tambahnya.

Seane mengungkapkan berbagai kegiatan komunitas bertujuan menciptakan dan membangkitkan semangat generasi muda, khususnya perempuan.

“Komunitas Jujaro sudah ada dua batch session selama dua tahun, dan hadirnya lima program, yaitu Jujaro academy, inspiration, wellness, culture dan short,” ujar Seane.

“Dari kelima program tersebut ada subbab program di dalamnya untuk plan dan actionnya. Salah satunya seperti Jujaro camp online yang merupakan rangkaian program dari Jujaro academy,” tambahnya.

Komunitas Jujaro hadir sebagai jawaban bagi banyak perempuan di Maluku untuk bisa berkreasi dengan kehidupannya.

Kegiatan Komunitas JUJARO. Sumber Instagram

Harapan dan Tantangan

Seane dan tim komunitas Jujaro berharap dengan komunitas ini perempuan Maluku berani untuk tampil walaupun berbeda.

Ia berharap komunitas tetap bertahan hingga menghasilkan generasi yang berbakat, berani, dan kompeten ke depannya.

“Walaupun, visi dan misi ke depan akan dicapai, tetapi komunitas ini akan tetap berjalan sesuai tujuan baik dari komunitas,” tambahnya.

Menurut Seane, penting untuk mempertahankan setiap hak dan keinginan manusia. Sebut saja kesetaraan gender.

“Karena kita perempuan dan budaya patriaki masih melekat. Dengan adanya Jujaro kita dapat menyuarakan bahwa kita ini sama derajatnya tapi tidak melewati kodrat kita sebagai perempuan,” tegas Seane.

Meskipun dalam mempertahankan pemberdayaan perempuan tetap ada tantangan, tapi komunitas ini bersikeras untuk membuktikan bahwa perempuan bisa dalam segala hal.

“Saat ini masih ada tantangan karena masih kesulitan untuk menginformasikan kepada teman-teman perempuan bahwa kamu sebagai perempuan tidak perlu minder, karena kamu bisa dan pasti bisa,” ungkap Seane.

Hal ini dibenarkan oleh Jessica. Menurutnya, hingga kini masih terdapat penghambat dalam diri remaja perempuan.

“Penghambatnya kurang rasa percaya diri dan tidak memiliki tujuan yang pasti. Kita hanya bisa bermimpi, namun sulit untuk merealisasikannya,” ujar Jessica.

“Mereka hanya ingin berada di dalam zona nyaman karena takut untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan sekitar,” tambahnya.

Tantangan yang dihadapi tidak mengurungkan niat dan tujuan baik komunitas Jujaro sesuai visi dan misinya.

Kegiatan Komunitas JUJARO. Infografis: Hana Setian M.

Mimpi Besar

Sebagai pengikut komunitas Jujaro Jessica menaruh harapan besar bagi setiap perempuan di Indonesia, khususnya di Maluku.

“Semoga ke depan perempuan Indonesia, khususnya Maluku, dapat menjadi perempuan hebat dan mampu mematahkan persepsi bahwa posisi laki-laki harus lebih tinggi dibandingkan perempuan,” ungkap Jessica.

Harapan Jessica sama seperti harapan Seane. Mereka ingin perempuan Maluku harus bisa dan pasti bisa dalam segala hal.

“Ayo, kita bersama mengembangkan seluruh kemampuan yang kita miliki dan mampu menciptakan nuansa positif untuk melawan lingkungan sosial yang bersifat negatif,” tutupnya.

Kontributor: Hana Setian Moniharapon (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.