Katolikana.com—Kota Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Hal ini ditandai dengan tulisan BATIK di Lapangan Jetayu, seberang Museum Batik Kota Pekalongan.
Untuk memperingati Hari Batik Nasional, Pemerintah Kota Pekalongan mengadakan acara Gebyar Kebaya, awal Oktober 2022 lalu.
Gebyar kebaya menjadi salah satu kegiatan yang diadakan dalam rangkaian acara Pekan Batik 2022 untuk memperingati Hari Batik Nasional di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan kegiatan jalan sehat yang diikuti oleh para anggota organisasi-organisasi wanita di Kota Pekalongan.
Sekretaris acara Gebyar Kebaya Nimuk mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk memperingati Hari Batik Nasional sekaligus upaya untuk mengenalkan kebaya sebagai salah satu pakaian di Indonesia ke ranah internasional.

“Acara ini dilakukan dalam rangka mengenalkan kebaya dan Kebaya Goes to Unesco. Gebyar Kebaya merupakan kegiatan pertama kali di Pekalongan sebagai salah satu rangkaian acara Pekan Batik untuk peringatan Hari Batik,” ujar Nimuk.
Nimuk mengatakan Gebyar Kebaya merupakan satu dari empat acara yang disiapkan untuk memeriahkan Hari Batik Nasional di kota Pekalongan. Ketiga acara lainnya antara lain Heritage Run yang merupakan acara lari maraton dengan jarak 5 dan 10 kilometer, Sepeda Onthel, dan Wanita Bersolek.
Jalan sehat dimulai dari titik awal di BCA KCU Pekalongan Jalan Diponegoro hingga titik akhir di depan Museum Batik Pekalongan Jalan Jatayu. Setelah itu, dilanjutkan upacara pembukaan acara dan penandatanganan deklarasi Kebaya Goes to UNESCO.
Jalan sehat diikuti oleh 850 peserta. Selain itu, terdapat 25 personil dari Kepolisian, Satu Kompi Satpol PP, TNI, Kodim, dan Dinas Perhubungan yang dikerahkan dalam mengatur lalu lintas. Pada barisan belakang rombongan peserta Gebyar Kebaya, disusul mobil Polisi dan mobil Dinas Perhubungan Kota Pekalongan.
Musik Rampak
Barisan paling depan rombongan Gebyar Kebaya dipimpin oleh Grup Musik Putra Pandawa Kertoharjo dengan membawakan Musik Rampak.
Musik Rampak adalah salah satu kesenian tradisional dengan memainkan beberapa alat musik tradisional secara serempak dan selalu dimainkan oleh banyak orang.
“Di acara ini kami bertugas sebagai pengiring kegiatan karnaval kebaya di Kota pekalongan,” ujar anggota Grup Musik Putra Pandawa Kertoharjo, Maskopi.
Mereka bukan hanya memainkan alat musik tradisional seperti angklung, gambang, dan gendang, tetapi juga memainkan drum serta kecrekan.

Selain itu, mereka juga memainkan kentongan sambil menari dan menyanyikan beberapa lagu. Salah satunya adalah lagu Ojo Dibandingke yang sempat viral dinyanyikan oleh Farel Prayoga.
“Ada dua puluh personil yang ikut hari ini. Terdiri dari pemusik dan pemain kentong,” ujar Maskopi.
“Pemusik itu ada angklung, drum, gambang, gendang, kecrekan. Kalau yang pemegang kentong itu sekaligus penari,” sambungnya. (*)
Kontributor: Maria Vianney Afrista Amelinda, Credentia Gisela Sofio Pramudita, Damaris Fanuelle Kurnia Candra, Fransisco Laverna Narwastu Nanga

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.