Katolikana.com — Bung Karno adalah satu-satunya Presiden Indonesia yang berhasil “memecahkan rekor” bertemu dengan Paus di Vatikan. Dalam waktu 8 tahun, Sukarno melakukan ‘hattrick’: Berkunjung 3 kali dan disambut oleh 3 Paus yang berbeda.
Medali itu diperoleh Bung Karno dari 3 kali kunjungannya ke Vatikan: (1) pada 13 Juni 1956 dari Paus Pius XII; (2) pada 14 Mei 1959 dari Paus Yohanes XXIII; (3) pada 12 Oktober 1964 dari Paus Paulus VI.
“Aku orang Islam hingga sekarang telah memperoleh 3 medali yang tertinggi dari Vatikan, bahkan Presiden Irlandia pun mengeluh padaku bahwa dia hanya memperoleh satu,” tutur Bung Karno.
Kunjungan Pertama
Seperti ditulis oleh A. Kunarwoko (2014) di portal Sesawi.net, kedatangan Soekarno yang pertama ke Italia, disambut langsung oleh Presiden Italia Gronchi di Bandara Ciampino.
Sesudah upacara penyambutan meriah dengan dentuman meriam dan parade pasukan, Soekarno dan Gronchi naik mobil terbuka menuju Balai Kota Roma.
Sepanjang jalan, orang-orang Itali melambai-lambaikan tangan menyambut Soekarno sebagai tokoh dunia.
“Banyak sekali tukang foto mengabadikan kejadian ini,” kata Koran Il Messagero.
Pada kunjungan pertama, Kardinal Nardone, PM Vatikan waktu itu, ikut mendampingi Paus Pius XII menerima Soekarno. Selama pertemuan berdurasi 20 menit tersebut, Soekarno dihadiahi medali Grand Cross of the Pian Order.

Di Balai Kota, Soekarno disambut Walikota Roma Rebecchini. Sesudah mengunjungi situs peninggalan kota Roma kuno di Fuori Imperiali, Soekarno lalu menerima jamuan kenegaraan di Istana Presiden Italia di Quirinale. Penampilan fanfare dari Carabinieri (Kepolisian) Istana, menyambut Soekarno.
Selama di Roma, Soekarno mengunjungi Piazza Navona, meletakkan karangan bunga di altar para pahlawan di Piazza Venezia, dan melempar coin di air mancur legendaris Fontana Trevi.

Soekarno juga mengadakan perjalanan “bisnis” ke Napoli, Torino dan Venezia. Di Torino, presiden mengunjungi pabrik mobil Fiat. Sejak saat itu, mobil Fiat masuk Indonesia, termasuk mobil roda tiga “bemo” yang dihadiahkan Fiat kepada Soekarno.
Effendi Surapati, warga Indonesia yang tinggal di Orte dekat Roma mengatakan, “Saya selalu merinding kalau mengingat kembali hebatnya Italia dan Vatikan menyambut Presiden Soekarno.”
Kunjungan Kedua
Kunjungan kedua tak kalah “heboh”. Soekarno datang ke Vatikan pada pagi hari sekitar pukul 8 pagi waktu Roma. Ia datang diiringi 9 sedan tamu kenegaraan berwarna hitam yang mewah.
Dengan gaya kebapakannya yang ramah, Paus Yohanes XXIII yang bertubuh gemuk ini menyambut Presiden Soekarno ‘bak sahabat yang sudah lama tidak bertemu dan dirindukan’.
Soekarno mengenakan pakaian kebesarannya: jas putih, dasi hitam dan peci hitam, sambal mengempit tongkat kesayangannya di lengan atas tangan kiri. Lagi-lagi, Soekarno mendapat medali kehormatan dari Paus Yohanes XXIII.
Pada kunjungan ketiga, 12 Oktober 1964, Paus Paulus VI menyambut Soekarno dengan kata-kata ini: “Kami menyambut dengan hangat kedatangan Yang Mulia, dgn mengingatkan kembali kedatangan Yang Mulia menemui pendahulu kami, Paus Pius XII dan Paus Yohanes XXIII.”
Paus Paulus VI memuji Presiden Soekarno, karena memberi sikap yang baik dan bersahabat dengan umat Katolik di Indonesia. Untuk jasanya ini, Paus Paulus VI juga menyematkan tanda penghargaan.

Untuk mengenang kunjungan ini, Vatikan menerbitkan perangko khusus. Inilah satu-satunya kunjungan Presiden Indonesia yg sampai “dibuatkan” perangko oleh Vatikan. Soekarno juga menerima cinderamata dari Paus Paulus VI berupa lukisan mozaik Castel San Angelo Vatikan.
Mengapa Presiden Soekarno sering mengunjungi Paus di Vatikan?
Pertama, Soekarno memiliki persahabatan yang sangat baik dgn Paus dan Gereja Katolik. Bersama Mesir, Vatikan termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Kedua, Soekarno tahu betul Paus bukan sekedar pemimpin negara. Paus adalah pemimpin rohani yang ia hormati. Kata-kata seorang Paus, oleh Soekarno diterima sebagai “nasehat kenabian”.
Ketiga, Paus Pius XII, Paus Yohanes XXII dan Paus Paulus VI, sangat menghormati Indonesia dan presidennya. Vatikan tahu, walau mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun keberadaan Gereja Katolik di Indonesia tdk hanya diakui, tetapi juga diterima dan dihormati.

Vatikan berterima kasih karena Presiden Soekarno memperlakukan Gereja Katolik di Indonesia dan karya misionaris dengan sangat baik.
Melalui Soekarno, para Paus juga bisa “menitipkan” pesan-pesan solidaritas, berbela rasa kepada yang miskin dan tertindas dan nilai-nilai kemanusiaan yang lain.
Pancasila dianggap sebagai jasa besar Sukarno yg membuat Indonesia, setidaknya pada saat itu, bisa menjadi contoh yang bagus bagaimana kehidupan antarumat beragama dapat berlangsung.
Sumber: Sesawi.net @TirtoID @GesuriID @okezonenews

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
Mohon sumber ditulis lengkap — tidak ada portal bernama Sesawi tetap Sesawi.Net.
Pencantuman sumber berita juga mesti disebutkan lengkap di bagian mana.
Ini soal “kejujuran”.
Coba liat link berikut di http://www.sesawi.net. Artikel ini ditulis oleh Mas A. Kunarwoko di tahun 2014 dengan judul serial “Pijar Vatikan II” —https://www.sesawi.net/pijar-vatikan-ii-tiga-kali-presiden-soekarno-menemui-paus-di-vatikan-25b/
Mantap 👍
Benar-benar istimewa.