Kristophorus Divinanto Adi Yudono, Berbagi Berkat Lewat Menulis

Penulis muda asal Purworejo Kristophorus Divinanto Adi Yudono aktif berkarya dan berprestasi.

0 610

Katolikana.comKristophorus Divinanto Adi Yudono (24) merupakan sosok yang antusias menjelajahi dunia kesenian, khususnya dunia sastra. Ia pun memutuskan untuk berproses menjadi penulis.

Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini lahir di Cilacap dan bertumbuh di Purworejo.

Berawal dari kebiasaan sang ayah langganan koran membuat Divin ingin selalu membaca.

“Sejak SD hingga SMP aku langganan majalah Bobo. Bapak juga suka sering membelikan komik Tintin,” ucapnya.

Sejak kecil dia mengidolakan penulis cerita pendek tersohor di Indonesia, Seno Gumira Ajidarma.

Kebiasaan dalam membaca sudah terpupuk sehingga menjadi hobi bagi Divin. Berbagai buku ia cerna dan pahami.

Kecintaan dalam dunia sastra seperti membaca puisi, komik, dan cerpen seolah tak terbendung.  Baginya, membaca adalah awal dirinya tertarik untuk menulis.

Divin pertama kali menulis ketika duduk di bangku kelas 4 SD. Untuk mengikuti lomba Hari Buku, ia menceritakan kembali buku dongeng yang dia baca.

“Buku yang kupilih berjudul  ‘Cinta Seorang Putra Raja’ karya Sukarsi Nasrini. Sampai sekarang buku itu masih aku tengok  di Perpustakan SD,” ujar Divin.

Divin mengaku merasa insecure karena minim prestasi dibandingkan teman-temannya. Namun berkat kemenangan pada lomba menulis ia menjadi percaya diri dan mulai menekuni dunia tulis-menulis.

“Aku percaya diri karena Puji Tuhan aku menang lomba Juara 1 di kelas,” ujarnya.

Infografis: Tim

Manfaat Menulis 
Menulis bagi Divin merupakan buah kemenungan dan refleksi diri. Menulis baginya merupakan peleburan akan keinginan dirinya untuk bercerita, namun tanpa berangan untuk didengarkan bahkan diberi tanggapan.

“Menulis itu sebagai perantara aku untuk curhat,”  tegasnya.

Menulis adalah ruang pembelajaran bagi Divin untuk memaknai apa yang ia lihat, ia dengar, ia rasakan melalui panca indera.

Bagi Divin, menulis juga melatih kejujuran.

“Kejujuran adalah bagian dari respons atau menyikapi sesuatu yang kita amati juga menimpa diri kita,” ucap Divin.

Divin bercerita, ketika ia menulis ia tidak memikirkan apa pun hasil dari buah karyanya.

“Menulis membuat mental menjadi kuat karena urusan interpretasi atau penilaian sebuah karya tergantung sudut pandang masing-masing orang,” tegasnya.

Infografis: Tim

Baginya, menulis adalah proses memahami siklus kehidupan termasuk dan melatih ketelitian.

Divin mengaku lebih menyukai menulis karya fiksi seperti cerpen, komik dan puisi.

“Karena dunia di isi kepalaku bisa bermain,” ucapnya.

Menurutnya, setiap karya yang ia hasilkan mempunyai kesan tersendiri.

Divin sering menulis puisi singkat ketika ada momen yang ia temui atau ada hari-hari perayaan tertentu.

Menurutnya menulis sama saja mengabadikan sebuah  peristiwa.

“Melalui menulis aku jadi sadar jangan menyepelekan setiap peristiwa yang terlewati,” ungkapnya.

Elegi Secangkir Jamu

Elegi Secangkir Jamu merupakan karya sastra berupa cerita pendek yang menurut Divin paling berkesan karena ia melakukan eksperimen atas cara baru yang ia temukan dengan model yang berbeda pula.

Elegi Secangkir Jamu mengangkat sudut pandang berbeda dengan setting nyata yaitu sebuah tempat di Kutoarjo bernama Air Mancur dengan tokoh orang tua sebagai penjual jamu.

Cerpen ini diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun. Baginya, proses menyelesaikan Elegi Secangkir Jamu banyak tantangan yang dihadapinya.

“Elegi Secangkir Jamu berusaha merombak kebiasaan gaya bahasa anak muda yang aku bawakan dari cerpen lainnya menjadi gaya bahasa orangtua dan kedaerahan. Namun, aku menikmati dinamikanya,” ujarnya.

Bukti Kegigihan Divin

“Meski terlihat sulit, bukan berarti tidak bisa diselesaikan.”

Berbagai suka duka Divin alami selama menulis. Ia mengaku masih banyak karya yang belum berani ia publikasikan karena mempertimbangkan banyak hal.

“Karya ini memang masih waktunya aku nikmati sendiri,” ucapnya.

Menurutnya, ada standar yang membuat dirinya harus terus berlatih dalam menulis karena sejatinya masih  ada yang perlu diperbaiki.

Infografis: Tim

Namun, ia tidak memikirkan karyanya bisa dijadikan ladang penghasilan.

“Tujuanku berkarya, seterusnya berkarya dan berusaha konsisten. Masalah pencapaian dapat penghasilan itu bonus dari Tuhan. Buah dari hasil,” tegasnya.

Ketika mengikuti sebuah perlombaan, dia tidak melihat dari segi hadiah, melainkan tema lomba. Tanpa disadari, menulis membuat Divin produktif.

Sejumlah karya berbentuk puisi dan cerpen telah dipublikasikan di berbagai media daring atau masuk dalam buku antologi bersama.

Bulan Mei 2021, Divin menjadi  Juara 2 Nasional Lomba Menulis Puisi  yang diadakan oleh Inspirasi Pena dengan judul ‘Oregon yang Tertutup Salju’.

Cerita pendek karyanya berjudul ‘Elegi Secangkir Jamu’ masuk dalam peringkat 8 Lomba Menulis Cerpen yang diadakan funbahasa.

Prestasi Divin di Bulan Mei | Foto: Dokumentasi Pribadi.

Selain bergerak di dunia sastra, sejak SMA ia juga aktif di dunia teater. Namun perannya tak jauh dalam hal tulis-menulis.

“Biasanya aku jadi penulis naskah atau sutradara,” ujarnya.

Teladan dan Kekuatan

“Karya sejati adalah kehidupan itu sendiri. Tulisan hanya menerjemahkan sebagian kecil dari itu.”

Beruntung, rahmat berlimpah menyertai Divin. Berkat usaha terutama kekuatan doa dari orang-orang terdekat membuat Divin bisa mendapatkan pencapaian sejauh ini.

Ia selalu mengucap syukur kepada Tuhan Yesus atas uluran tangan-Nya mampu membimbing setiap langkah Divin untuk berkarya.

Divin mengakui mempunyai kebiasaan sebelum dan sesudah menulis pasti melakukan tanda salib.

“Supaya Tuhan menerangi langkahku untuk menulis. Semoga lewat menulis aku bisa berbagi berkat kehangatan untuk semua orang,” ucapnya.

OMK Santo Aloysius Gonzaga Kutoarjo Mengikut Acara EKM Kapencar 2019. Foto: Istimewa.

Divin juga punya cara unik mengamalkan nilai-nilai dan ajaran Yesus dan Gereja. Ia memproyeksikan sabda Tuhan yang ia dengar atau baca menjadi karya sastra.

“Itu bagian dari refleksiku. Lewat menulis aku makin bisa memaknai dan menghayati kekuatan Tuhan Yesus,” tegasnya.

Salah satu puisi karya Divin. Infografis: Tim

Divin mengakui sering menulis puisi  tentang Tuhan Yesus. Dia juga sangat mengagumi teladan Santo Yohanes Rasul.

“Entah apa alasannya, aku tidak bisa menjawab. Yang jelas, aku selalu mencari tahu tentang Santo Yohanes Rasul. Dirinya benar-benar sosok panutan bagiku,” ujar Divin.

Setiap tahun dia menulis puisi tentang perayaaan Natal.  Di luar aktivitas menulis, Divin juga aktif mengikuti kegiatan Orang Muda Katolik (OMK).*

Kontributor: Maria Fransiska Ayu Diva Yulita, Maria Friday Letisia, Maria Aufrida Ardhieawati,
Nicholas Feby Kurniawan (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.