Langkah Kecil Menuju Persatuan Kristen di Filipina

Gereja Katolik dan gereja independen di Filipina mengakui alasan historis pemisahan.

0 311

Katolikana.com—Sebuah langkah kecil menuju persatuan Kristen telah diambil di Filipina.

Gereja Katolik Roma (Roman Catholic Church) dan kelompok yang memisahkan diri yang dikenal sebagai Gereja Independen Filipina (Filipino Independent Church) menandatangani surat pemahaman bersama yang mengakui alasan historis pemisahan mereka dan menguraikan bidang-bidang yang disepakati.

“Kami mewakili Iglesia Filipina Independiente (IFI) dan Gereja Katolik Roma (RCC), mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas karunia Injil bagi orang-orang Filipina,” tulis pernyataan berjudul ‘Merayakan Karunia Iman, Belajar dari Masa Lalu dan Berjalan Bersama’ yang dirilis Selasa (3/8/2021), seperti dilansir Aleteia.

Tahun ini, Gereja merayakan 500 tahun kekristenan di Filipina.

“Kami mengakui karunia Iman kepada Tuhan yang adalah Bapa, Putra dan Roh Kudus, sebagaimana diungkapkan dalam Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea,” bunyi pernyataan itu.

“Kami berbagi Baptisan yang sama, menggunakan rumus Trinitas. Inisiasi sakramental ini menyatukan kita semua dalam satu Tubuh Kristus. Selain itu, kedua gereja menunjukkan devosi yang kuat kepada Perawan Maria Penuh Rahmat, memohon syafaat keibuannya agar semua anak-anaknya berkumpul dan untuk menjunjung tinggi martabat wanita.”

Pernyataan pendamping yang ditandatangani pada hari yang sama menyatakan “saling mengakui pembaptisan” antara IFI dan Gereja Katolik.

IFI menggunakan rumus Trinitas dalam pembaptisan, dan seperti Gereja Protestan tertentu lainnya, itu dianggap sebagai sakramen yang sah oleh Gereja Katolik.

Kedua Gereja mengatakan mereka siap terlibat dalam “ekumenisme spiritual” dan berpartisipasi dalam kegiatan bersama seperti perayaan Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristiani, Jalan Salib selama prosesi Prapaskah dan Pekan Suci, dan pembacaan Kitab Suci pada Minggu Paskah.

“Anggota kedua gereja juga dapat bergandengan tangan dalam pelayanan sosial seperti membela hak asasi manusia dan martabat orang miskin, migran, perempuan dan anak-anak, dan masyarakat adat; peduli terhadap lingkungan; dan pembangunan perdamaian. Kami dapat mengadakan peringatan ekumenis bagi mereka yang telah meninggal dalam mewujudkan keadilan sosial,” bunyi pernyataan itu.

Namun, pemulihan persekutuan penuh mungkin membutuhkan waktu. Sejak perpecahan, IFI telah menandatangani Perjanjian Kemitraan dengan Persatuan Gereja Kristus di Filipina dan telah membentuk konkordat persekutuan penuh dengan gereja-gereja Episkopal dan dengan beberapa gereja di Anglikan, Gereja-Gereja Katolik Lama di Utrecht dan dengan Gereja Swedia. Perjanjian itu juga menerima wanita dalam pelayanan yang ditahbiskan.

Seorang umat berdoa sambil berlutut di depan gereja yang ditutup selama pandemi di Manila, Filipina, 9 April 2021. Foto: CNS/Reuters/Eloisa Lopez

Saling Memaafkan

Pembentukan IFI pada tahun 1902 tidak bertentangan dengan Gereja Katolik, kata pernyataan itu, melainkan melawan “dominasi para uskup dan imam Spanyol di keuskupan dan paroki.”

Perpecahan terjadi pada saat perjuangan kemerdekaan melawan kekuasaan kolonial Spanyol dan Amerika Serikat.

“Sebagai bagian dari revolusi nasional, pembentukan IFI juga menandakan sebuah ‘revolusi agama’ yang menarik sentimen patriotik rakyat yang mendambakan kelahiran sebuah bangsa,” ungkat pernyataan itu.

“Baik IFI dan RCC menyatakan kesiapan mereka untuk kerja sama ekumenis di tengah keragaman,” simpul dokumen itu.

“Sebagai pemimpin gereja, kami meminta dan berdoa untuk saling memaafkan atas luka yang ditimbulkan di masa lalu. Kami akan berusaha untuk menyembuhkan dan memurnikan kenangan di antara anggota kami.”

Perempuan yang gemar membekukan kenangan dalam bentuk tulisan dan gambar. Hobi  membaca, dan juga pencinta kucing. Mahasiswa asal NTT, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Leave A Reply

Your email address will not be published.