Romo Uut: Mengenali Sejarah Karya Allah Roh Kudus Melalui Simbol

Romo Carolus Putranto lebih memilih cara yang sederhana yaitu melalui simbol. Di balik setiap simbol, selalu ada narasi dan kisah.

0 808

Katolikana.com—Kita akan mencoba melihat karya Roh Kudus sebagai sebuah kisah yang tersimpan di balik simbol-simbol yang telah beberapa kali dikaitkan dengan Roh Kudus.

Dari situ kita bisa memetik beberapa butir menarik tentang adanya kuasa Allah yang menuntun kita di masa yang serba tidak pasti seperti saat ini.

Romo Carolus Putranto Tri Hidayat. Foto: Istimewa

Hal itu disampaikan oleh Romo Carolus Putranto Tri Hidayat dalam kelas Workshop ‘Pembedaan Roh dan Pengambilan Keputusan’ seri 1 yang diselenggarakan oleh Katolikana School melalui Zoom meeting, Minggu (17/10/2021).

Menurut Romo Uut, metode yang digunakan oleh kitab suci tidak memberikan dogma atau konsep.

“Tetapi kitab suci memberikan kisah-kisah. Bila disadari, banyak simbol untuk membantu kita dalam mengenal siapakah Allah,” kata Romo Uut.

Romo Uut menjelaskan simbol-simbol Roh Kudus, yaitu:

1. Roh Kudus sebagai Angin 

Dalam bahasa Ibrani, roh dari kata Ruakh, yang identik dengan neves yaitu nafas kehidupan atau jiwa. Tanpa kita sadari, Roh Kudus seringkali tampil justru di masa-masa memang tidak pasti.

Kitab Yehezkiel 7:7-10:

Dalam kitab ini, nabi Yehezkiel yang sedang ada di pembuangan Babilonia dan menerima pewahyuan dari Allah Yahwe yang meminta Nabi Yehezkiel untuk bernubuat.

Dalam perikop ini nabi Yehezkiel mendapatkan penglihatan di sebuah bukit, di mana Nabi Yehezkiel melihat tulang-belulang berserakan dan sudah kering.

Tulang kering ini menyimbolkan bangsa Israel yang dibuang Allah ke Babelonia dan kemudian tidak mempunyai harapan lagi.

Menurut Romo Uut, menariknya, justru dalam momen seperti itulah Allah memerintahkan Yehezkiel untuk membangkitkan harapan, di mana Roh Kudus akan berhembus seperti angin yang akan menghidupkan tulang-tulang itu lagi.

“Maka Roh Kudus layaknya angin itu seperti nafas hidup yang memberikan kehidupan atau membangkitkan orang yang sudah mati, harapannya agar memiliki harapan lagi,” jelasnya.

“Inilah ciri Roh Kudus: memberikan kemampuan berharap di tengah situasi yang sulit atau tidak kita harapkan,” imbuhnya.

Kisah Para Rasul 2: 1-2

Seperti pada kisah Pentakosta, yaitu hari raya turunnya roh kudus dan lahirnya gereja. Ciri lainnya adalah Roh Kudus memang tidak tampak, namun dampaknya bisa dirasakan. Kita manusia menjadi mampu melihat hal buruk dengan positif.

Kejadian 1: 2

Ciri Roh Kudus, memiliki kekuatan yang dahsyat. Roh Allah melayang-layang di atas air. Air merupakan simbol kematian atau ketidakpastian. Tetapi Roh Kudus seperti angin berkuasa atas situasi yang tidak pasti.

“Di atas ketidakpastian ada kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus itu penuh daya, maka yakinlah ketika hidup tidak pasti ada yang melampaui ketidakpastian yaitu Roh Kudus,” ujar Romo Uut.

“Maka dari itu Roh Kudus disimbolkan dengan angin, karena angin tidak bisa ditangkap dan tidak bisa dikendalikan tetapi penuh kuasa,” tambahnya.

Baca juga:

2. Roh Kudus sebagai Api 

Bilangan  9:15

Bangsa Israel baru saja dibebaskan dari perbudakan Mesir, dituntun oleh Musa di padang gurun.

Seperti diperintahkan Allah, Musa mendirikan Kemah Suci. Jika Musa mau berjumpa dengan Allah, maka Musa harus masuk ke kemah suci.

Di dalam kemah suci ada tabut perjanjian atau Tabernakel. Kemah suci adalah tempat berjumpa dengan Allah dan di atas kemah suci itu ketika Israel di padang gurun tampak Tiang Awan. Saat malam seperti api, maka api di lambangkan sebagai kehadiran Allah.

Menurut Romo Uut, dulu bangsa Israel dituntun dan ditemani oleh Allah dalam bentuk tabut perjanjian yang ada di kemah suci yang bisa dipindah-pindah. Di situ Allah hadir seperti api yaitu kehadiran Roh Kudus yang penuh kuasa menyertai.

“Sekarang kita percaya melalui sakramen Ekaristi dalam sakramen Mahakudus, Allah hadir dalam Tabernakel yang baru, baik dalam gedung gereja maupun pada diri kita masing-masing,” jelasnya.

Lukas 24:32

Dua murid dari Emaus mengalami ketidakpastian karena Yesus yang mereka gadang-gadang jadi pemimpin, punya kuasa dalam kata dan perbuatan, dihukum mati.

Mereka kehilangan harapan lalu mereka pulang kampung ke Emaus. Di tengah jalan Yesus hadir dan menjelaskan isi kitab suci.

“Dalam isi alkitab tersebut ada kata berkobar-kobar. Itu simbol api yang menyala. Maka saat dalam perjalanan ke Emaus, mereka mengalami ketidakpastian dan di situ Allah hadir,” kata Romo Uut.

“Saat kita bersemangat dan menggebu maka itu merupakan ciri Roh Kudus yang hadir. Hal ini disimbolkan oleh Roh Kudus sebagai api. Tapi tidak saja melambangkan kehadiran Allah, namun juga memberikan semangat pernyataan Allah yang memberikan harapan dan kekuatan,” ungkapnya.

Mazmur 66:10

“Perak kalau yang dari alam itu kan banyak noda. Banyak campuran lainnya, ada debu, kerikil dan itu harus dimurnikan dengan cara dilelehkan di atas api, sehingga bisa dipisahkan, begitu pun dengan iman kita,” tuturnya.

3. Roh Kudus sebagai Burung Merpati

Burung merpati dipercaya tak pernah ingkar janji.

Kejadian 8:11

Setiap hari setelah hujan selesai, nabi Nuh selalu melepas merpati. Di hari pertama hingga ke tujuh dilepas namun tetap Kembali.

Namun, hari ketujuh ketika dilepas dan kembali, merpati membawa sehelai daun zaitun, artinya air bah sudah surut dan ada damai antara Allah dan manusia maupun Allah dengan alam ciptaan. Di situ  manusia bisa menghidupi bumi lagi dan itu adalah sebuah harapan.

“Air bah menjadi perumpamaan kita saat ini yang dibanjiri oleh virus Covid-19.  Pandemi sebagai air tuba yang membuat hidup kita tidak pasti. Tapi, Roh Kudus menuntun agar kita merasa kalau kita masih punya harapan. Itulah tanda kehadiran Roh Kudus dia menciptakan damai dan memberikan harapan,” jelasnya.

“Selain burung merpati, yang menarik adalah daun zaitun. Pohon zaitun menghasilkan buah zaitun yang menghasilkan minyak, yang nanti digunakan untuk sakramen-sakramen perminyakan dan orang sakit, inilah simbol kuasa roh kudus,” imbuhnya.

Imamat 5: 7

Dalam tradisi Yahudi itu ada tiga tradisi korban bakaran,

  • Korban bakaran dalam rupa hewan harus dibakar habis karena hewan melambangkan kehidupan dari Allah yang dikembalikan pada Allah.
  • Korban sajian dalam bentuk makanan khas. Maka yang dikorbankan dan yang dibakar adalah gandum atau minyak zaitun yang melambangkan bahwa kita telah kita berhutang kehidupan pada Allah dan kita berhutang jasa kepada sesama.
  • Korban perdamaian/silih/tebusan. Jika orang kaya yang dikorbankan adalah anak domba atau anak kambing dan orang miskin adalah sepasang anak merpati.

“Dari sini, arti sebenarnya kita tidak bisa mempersembahkan kepada Tuhan tapi Allah Roh Kudus memampukan kita, melayakkan kita sehingga doa-doa kita pantas di hadapan Allah.

Yesus sendiri menjadi korban yang pertama. Maka kurban kita, doa-doa, kita ambil bagian dengan kurban. Kita layak bukan karena jasa kita tapi karena Roh Kudus memampukan kita untuk menghadap tahta kerahiman Iman Allah,” tegasnya.

Lukas 3:22

Ketika Yesus dibaptis turunlah Roh Allah seperti burung merpati. Burung merpati mengingatkan akan jati diri Yesus sebagai anak Allah dan jati diri kita ketika dibaptis kita diadopsi menjadi anak-anak Allah.

“Dalam Yesus kita tidak kehilangan harapan di tengah ketidakpastian. Kita punya Bapa yang pasti mengingat dan menyelamatkan kita,” ujar Romo Uut.

Pribadi yang terus belajar dan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Mahasiswa asal Pandaan, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.