Katolikana.com—Dalam banyak hal Gereja Katolik identik dengan elemen patriarki.
Di dalam stereotype semacam itulah Koordinator Divisi Perempuan Relawan untuk kemanusiaan Flores, Nusa Tenggar Timur, Suster Eustochia Monika Nata, SSpS tumbuh menjadi batu marmer di dalam gereja maupun masyarakat untuk melindungi kaumnya yang teraniaya dan menderita. Tembok biara adalah tempat perlindungan terbaik yang Ia dan komunitasnya berikan selama sekian dekade.
Namanya harum hingga jauh. Menyebut namanya seolah sudah menjadi garansi integritas bahwa korban akan dilindungi dan hak mereka akan dipenuhi.
Jika pemerintah, aparat keamanan, bahkan pengadilan menjadi tempat permainan, maka pada Suster Eusthochia dan komunitasnya kata tetaplah kata yang didaraskan dalam doa untuk turut melepaskan beban yang menderita. Kata bukan untuk dipermainkan tetapi untuk dijalani dengan semua konsekuensi.
Jika mampir ke biara, pertanyaannya singkat dan padat. Instrumen verifikasinya sederhana. Jika sudah dirasa cukup ia berhenti dan katakan ‘baik’. Setelah itu semua seolah sudah siap dijalani, seperti doa yang ia biasa daraskan: “Terjadilah padaku menurut perkataanMu.”
Hampir dua dekade, sejak pulang kampung, nama Suster Eusthochia adalah nama yang tidak lepas dari jejaring para perempuan tangguh di Timur. Mereka bekerja, mereka berdaya, dan mereka hadir menolong kaumnya.
Ibarat bulir-bulir Rosario, Suster Eusthochia adalah titik perhentian peristiwa. Mengenangnya membuat kita merenung. Dalam sekian ketidaksempurnaan perjalanan manusia, manusia yang berdosa dan lemah pula yang berdiri membantu mereka yang lemah dan tak berdaya.
Dalam tubuh yang menua, tidak pernah ia merasa tua untuk bersuara. Turun ke jalan sekali pun tetap ia lakukan untuk mengingatkan mereka yang lupa pada kenyataan. Selamat jalan Suster Eusthochia, berdoa dengan mata terbuka tidak bisa dilakukan oleh semua orang, tetapi Suster adalah satu dari sedikit yang mampu itu. Epang gawang!

Moderator di Forum Academia NTT. Direktur Eksekutif IRGSC (Institute of Resource Governance and Social Change). Melakukan riset aksi isu petani subsisten, anak jalanan, perdagangan orang, dan pandemi Covid-19. Ia menyelesaikan studi doktoral di Departemen Sociology & Cultural Studies di University of Brimingham, Inggris. Karya tulisnya yang terbit dalam buku antologi: Tanah Ulayat, Kapitalisme dan Sikap Gereja (Oase Intim, 2015), Globalisation, the Role of the State and the Rule of Law: Human Trafficking in Eastern Indonesia (ISEAS, 2018).