Katolikana—Kekudusan bukan berasal dari tindakan heroik personal, tetapi dari banyak tindakan kecil sehari-hari yang dilakukan atas dasar cinta.
“Holiness does not consist of a few heroic gestures, but of many small acts of daily love.”
Hal ini disampaikan oleh Paus Fransiskus saat misa kanonisasi 10 orang kudus baru, Minggu (25/5/2022) lalu. Mereka adalah pria dan wanita religius, imam, dan awam yang telah menjalani kehidupan teladan kekudusan, yakni:
- Charles de Foucauld: tentara dan penjelajah Prancis yang menjadi biarawan Trappist dan misionaris Katolik untuk Muslim di Aljazair. Dikenal sebagai Saudara Charles dari Yesus, ia dibunuh pada tahun 1916.
- Titus Brandsma: imam, profesor, dan jurnalis Belanda yang menentang propaganda Nazi di surat kabar Katolik. Titus Brandsma dibunuh dengan suntikan mematikan di Dachau pada tahun 1942.
- Devasahayam Pillaim: awam dari India, ia disiksa dan menjadi martir setelah berpindah agama dari Hindu ke Katolik pada abad ke-18.
- Marie Rivier: Pendiri Kongregasi Suster-suster Presentasi. Wanita Prancis itu mendirikan ordo tersebut pada tahun 1796, pada usia 28 tahun, selama Pemerintahan Teror.
- Maria Francesca: pendiri misionaris abad ke-19, ia menyeberangi Samudra Atlantik tujuh kali dengan perahu untuk mendirikan ordo suster kapusin di Uruguay, Argentina, dan Brasil.
- Maria Domenica Mantovani: pemimpin umum pertama dari Institut Suster-Suster Kecil Keluarga Kudus, yang ia dirikan bersama untuk melayani orang miskin, yatim piatu, dan orang sakit di Italia pada tahun 1892.
- Maria Yesus Santo Canale: pendiri Suster Kapusin Maria Tak Bernoda dari Lourdes di Sisilia pada tahun 1910. ia menghabiskan sebagian besar waktu luangnya, siang atau malam, di depan tabernakel.
- César de Bus: imam Katolik Prancis, pendiri dua kongregasi religius pada abad ke-16. Ia adalah seorang pengkhotbah dan katekis yang bersemangat, yang melakukan banyak karya amal.
- Luigi Maria Palazzolo: imam Italia yang dikenal karena mendirikan Suster-Suster Orang Miskin, membuka panti asuhan, dan bekerja untuk orang miskin.
- Giustino Maria Russolillo: pendiri kongregasi religius para Bapa Vocationist, Suster Vocationist dan Institut Sekular Para Rasul Pengudusan Universal di Italia.
Panggilan Kita
Dilansir dari Catholic News Agency (CNA), Misa kanonisasi ini juga dihadiri oleh Presiden Italia Sergio Mattarella, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra, Menteri Minoritas India Gingee K. S. Mathan, dan Presiden Komite Tinggi Islam Aljazair Bouabdellah Ghoulam Allah.
Misa kanonisasi dimulai dengan ritus kanonisasi yakni pembacaan biografi singkat setiap orang yang telah diberkati oleh Kardinal Marcello Semeraro, prefek Kongregasi.

“Melayani Injil, menawarkan hidup tanpa mengharapkan imbalan atau kemuliaan duniawi apa pun: ini adalah panggilan kita. Begitulah cara saudara-saudara kita yang dikanonisasi menghayati kekudusan mereka,” ujar Paus Fransiskus.
Paus mengatakan, mereka merangkul dengan antusias panggilan mereka, sebagai imam, biarawati, umat awam, mereka mengabdikan hidup untuk Injil.
“Semoga kita berusaha untuk melakukan hal yang sama dan memiliki jalan kekudusan yang tidak terhalang. Itu bersifat universal dan dimulai dengan baptisan. Semoga kita berusaha untuk mengikutinya, karena kita masing-masing dipanggil untuk kekudusan, ke bentuk kesucian kita semua,” ujar Paus Fransiskus.
Kontributor: Candhik Ayu Paskahrani (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.