Katolikana.com—Berdoa merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan manusia kepada Tuhan. Anak-anak sejak kecil dikenalkan kepada Tuhan dan diajari untuk berdoa kepada-Nya, misalnya melalui Sekolah Minggu.
Namun, di Sekolah Minggu mereka masih dituntun atau dipimpin untuk berdoa. Penting mengajari anak untuk bisa berdoa sendiri karena ini membantu mereka berkomunikasi langsung dengan Tuhan.
Selain itu, anak-anak akan sadar bahwa dengan berdoa, Tuhan selalu ada dan dekat dengan kita.
Anak dapat diajari berdoa bahkan saat mereka belum bisa bicara, dengan membuat mereka memperhatikan dan mendengarkan kalimat doa yang diucapkan oleh orang tua atau orang dewasa.
Contohnya, doa sebelum makan yang dipimpin Ayah atau doa sebelum tidur yang dituntun Ibu.
Setelah memasuki usia yang cukup, mereka akan pergi ke Sekolah Minggu dan dipimpin untuk berdoa oleh guru sekolah minggu.
Ketika usia mereka sudah cukup untuk dapat berdoa sendiri, orang tua wajib mengajari mereka untuk dapat mandiri dan aktif untuk berdoa.
Namun, terkadang mengajari anak untuk berdoa bukan merupakan hal yang mudah.
Ketika diminta untuk berdoa, biasanya anak-anak akan diam dan kehilangan kata-kata. Ini dapat disebabkan karena mereka tidak memiliki hubungan dekat dengan Tuhan atau merasa tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
Orang tua berperan untuk memberi mereka pemahaman bahwa berdoa kepada Tuhan sama halnya dengan melakukan percakapan sehari-hari.
Orang tua dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak dan diberikan pemahaman bahwa Tuhan ingin berkomunikasi sesuai dengan kepercayaan mereka.
Jangan memaksakan anak, namun gunakan cara-cara santai dan menarik yang tetap keyakinan bahwa mereka akan didengarkan oleh Tuhan.

Berdoa Berarti Bercakap dengan Tuhan
Matius 6: 7: “Dalam doamu itu, janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”
Ajari anak, lakukan doa seperti percakapan biasa menggunakan bahasa sehari-hari. Namun tetap dengan rasa hormat terhadap cinta dan kuasa-Nya yang berlimpah.
Doa dapat berisi pengakuan dosa yang telah dilakukan anak hari itu. Misalnya, tidak mengerjakan PR atau berperilaku tidak baik dengan teman.
Ajari anak untuk mengucap penghormatan kepada Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa. Contohnya “Tuhan yang baik hati, …” atau “Tuhan, yang penuh cinta kasih,…”
Isi doa umumnya adalah berupa permintaan. Anak dapat diberikan pengertian untuk dapat meminta apa saja (dalam hal positif), namun tetap mendahulukan penghormatan.
Terakhir ucapan terima kasih sebagai penutup. Ini merupakan cara paling alami dalam berdoa.
Ajak anak untuk memikirkan hal-hal yang dapat disyukuri, seperti jawaban atas doa, keluarga, atau hal-hal kecil yang mereka gemari.
Untuk anak-anak usia prasekolah, dapat digunakan ungkapan-ungkapan sederhana untuk menggantikan empat poin di atas.
Contohnya “Saya minta maaf,…”, “Saya mencintai Engkau,…”, “Saya mohon,…”, dan “Terima kasih,…”

Doa dari Alkitab
Cara ini dapat menarik perhatian anak dan akan mudah bagi anak untuk mengingat doa. Cari doa yang terdapat di Alkitab, kemudian cetak di kertas dengan ukuran huruf yang besar dan tempel di berbagai sudut rumah sehingga dapat dilihat oleh anak setiap saat.
Dorong anak untuk mengembangkan doa tersebut dengan mengganti kata-katanya menjadi kata sehari-hari atau pengalamannya.
Contohnya pada Filipi ayat 1:9-1, “Dan inilah doaku, semoga kasih-Mu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.”
Di bagian “Inilah doaku” atau kata “kamu” dapat digantikan nama anak. Orang tua dapat menjelaskan maksud dari doa tersebut, seperti pada kalimat “Semoga kasih-Mu semakin melimpah.”
Hubungkan dengan Anggota Tubuh
Mengajari anak-anak berbicara dengan Tuhan, dapat dilakukan dengan menghubungkan topik doa ke berbagai bagian tubuh mereka. Ajak mereka untuk menunjuk ke:
- Kaki: berdoa agar mereka selalu berjalan di jalan Tuhan dan mengikuti-Nya.
- Lutut: menghormati Tuhan dengan kata-kata yang mungkin mereka gunakan untuk seorang Raja saat Anda berlutut di hadapan-Nya.
- Perut: bersyukur terhadap semua yang telah diberikan untuk kita, termasuk makanan kita.
- Tangan: berdoa untuk cara mereka dapat berbuat baik dengan orang di sekitar, seperti meminta Tuhan untuk memberi mereka kesempatan berbuat baik ke tetangga dan teman.
- Telinga: berdoa agar mereka mendengar suara Tuhan di atas segalanya, dan agar mereka mau mendengarkan kebutuhan orang-orang di sekitar.
- Mulut: berdoa agar mereka berani menyampaikan hal-hal baik dan benar kepada mereka yang perlu mendengarnya.
- Mata: berdoa agar mereka mencari Tuhan, dan Tuhan akan memberi mereka mata untuk melihat orang lain yang mungkin perlu tahu bahwa mereka dikenal dan dikasihi Tuhan.
- Kepala: agar mereka memiliki ‘pikiran Kristus’ (1 Korintus 2:16) dan selalu mempertimbangkan orang lain, memikirkan pikiran yang murni, dan tidak cemas atau takut.
Doa adalah hal yang sangat pribadi. Kekhawatiran anak berubah pada usia yang berbeda. Jadi, orang tua wajib mendorong anak untuk berbicara kepada Tuhan tentang apa pun yang ada di pikirannya.
Tekankan bahwa Tuhan senang mendengar setiap doa kita, bahkan untuk hal-hal kecil seperti jatuh karena bermain sepeda, menolong anak kucing, mendapat nilai bagus di sekolah, dan lainnya.
Kontributor: Elisabet Yunita Silalahi (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
Bermanfaat
Terima kasih 🙏