Pesan Uskup Agung Palembang Bagi Imam Balita: Hidupi Injil dalam Doa, di Altar, dan di Pasar

Kegiatan Bina Lanjut Imam Diosesan Regio Sumatera menjadi perjumpaan yang membahagiakan.

0 516

Katolikana.com—Suasana akrab dan penuh canda mewarnai perjumpaan 40 imam Keuskupan Regio Sumatera di sekitar pelataran pastoran Gereja Katolik Paroki Santo Stefanus Palembang.

Perjumpaan itu merupakan bagian dari rangkaian pembukaan kegiatan bina lanjut atau ongoing formation (OGF) bagi imam diosesan usia tahbisan bawah lima tahun (balita) Regio Sumatera.

Mereka berasal dari Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Sibolga, Keuskupan Padang, Keuskupan Agung Palembang, Keuskupan Pangkalpinang dan Keuskupan Tanjung Karang.

Kegiatan dengan tema Berjalan Bersama: Menjadi Imam yang Tangguh ini berlangsung pada Senin hingga Jumat (27/2/2023 hingga 3/3/2023) lalu.

Acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi bersama di Gereja Paroki Santo Stefanus Palembang, pada Senin (27/2/2023).

Hadir sebagai selebran utama adalah Uskup Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono didampingi Uskup Terpilih Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Vincentius Setiawan Triatmojo.

Selain itu, terdapat imam konselebran lain yakni Romo Simon Margono (Pastor Paroki St. Stefanus), Romo Guido Suprapto (Rektor Seminari Tinggi Santo Petrus dan Wakil Ketua Unio Indonesia), Romo Laurentius Pratomo (Ketua Tim OGF Regio Sumatera), Romo Dominggus Koro (Ketua Unio Palembang), dan puluhan imam lain.

Sejumlah biarawan, biarawati dan umat tampak ikut hadir dalam perayaan ini.

Doa, Altar, dan Pasar

“Kita bermartabat luhur. Saudara-saudari Kristus adalah anak-anak Allah. Bangga dan hidupilah! Sebagai anak-anak Allah adalah terang dan garam dunia, serta sakramen keselamatan bagi setiap ciptaan,” ujar Uskup Mgr. Yohanes dalam homili.

“Jika menghidupi Injil kita akan selalu berbuat baik kepada semua orang tanpa pandang bulu, dalam pilihan hidup baik imam atau awam. Bukan hanya dihidupi dalam doa, liturgi di altar, tapi juga di pasar,” tambah Uskup.

“Apalagi imam, in persona Christi. Para imam in persona Christi bukan hanya di altar, di manapun, di tempat gelap maupun terang. Imam adalah ungkapan Allah yang begitu baik, pengantara rahmat Allah yang begitu agung kepada manusia dan manusia kepada Allah,” kata Uskup.

Pontifex, jembatan yang baik untuk dilewati. Semoga kita menghidupi panggilan kita sebaik Kristus menjalani perutusan-Nya, sehingga Allah berkenan kepada kita,” harap Mgr. Yohanes.

Usai Perayaan Ekaristi, rangkaian kegiatan OGF Imam Diosesan Balita Regio Sumatera ini dilanjutkan dengan paparan materi pengantar oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono selaku Ketua Regio Sumatera.

Peserta OGF berpose di depan Katedral Santa Maria Palembang. Foto: Rm. Titus Jatra Kelana

Setia Sampai Akhir

Dalam paparannya, Mgr. Yohanes mengajak para imam peserta OGF untuk menimba inspirasi dari Yesus, Sang Imam Agung berdasarkan Surat kepada Orang Ibrani.

“Setia menjadi imam sampai akhir. Menjadi imam itu mengurusi ibadah sejati kepada Allah dan melayani sesama. Kita harus kudus di hadapan Allah. Banyak berdoa, membangun persaudaraan dengan semua orang, menyayangi orang lemah, hidup jujur dan benar, jangan menjadi hamba uang, hormat terhadap perkawinan, hormat dan taat pada pemimpin. Kita menjadi pengantara umat, maka kita juga harus dekat dengan umat, menjadi ‘saudara mereka’, bukan saudara orang tertentu atau kelompok tertentu,” terang Mgr. Yohanes.

Lebih lanjut Bapa Uskup yang pernah menjadi Rektor Seminari Tinggi Santo Petrus Pematangsiantar ini menegaskan harapannya.

“Semoga dengan berjalan bersama, para imam bertumbuh menjadi imam yang tangguh, imam yang setia sampai akhir hayat. Tetaplah menjadi imam yang menghidupi imamat setiap hari dengan saleh bukan dengan salah. Imam yang menghidupi imamat setiap hari dengan rela berkorban bukan mengorbankan orang lain. Imam yang menghidupi imamat setiap hari dengan semangat melayani bukan minta dilayani”, tegas Mgr. Yohanes.

Setelah paparan materi pengantar selesai, rangkaian kegiatan OGF ini dilanjutkan di Wismalat Podomoro, Banyuasin, Sumatera Selatan, tak jauh dari kompleks Gua Maria Mater Miscericordiae dan Taman Doa Via Crucis Sukomoro.

Dalam pertemuan ini, para imam peserta OGF mendalami empat materi utama, yakni  sharing umat, biarawan, dan biarawati tentang pengalaman hidup bersama dan harapan bagi para imam diosesan.

Pemateri antara lain Sr. Henrika HK (Pimpinan Umum Kongregasi Suster HK), Romo Andreas Suparman SCJ (Superior Provinsial SCJ Indonesia) dan Frans de Sales Billy Jaya (Ketua Komisi Kerawam KAPal).

Selain itu ada sejumlah materi penting, antara lain:

  • Kematangan Spiritual Imam oleh Romo Irfantinus Tarigan (Staf formator Seminari Tinggi St. Petrus Pematangsiantar)
  • Dokumen Gereja Terbaru oleh Mgr. Vincentius Setiawan Triatmojo (Uskup Terpilih Keuskupan Tanjungkarang)
  • Citra imam diosesan Regio Sumatera: Sebuah simpul harapan para Uskup dan tokoh umat Katolik oleh Romo Guido Suprapto (Rektor Seminari Tinggi St. Petrus Pematangsiantar).

Para imam peserta juga mendapat kesempatan mendalami semangat kerjasama, kepekaaan sosial, pelayanan dan kepemimpinan lewat kegiatan outbound.

Karya Gereja KAPal

Setelah mendalami aneka materi OGF, para peserta pun diajak berkeliling Kota Palembang untuk mengunjungi beberapa karya Gereja di Keuskupan Agung Palembang, yaitu kompleks Katedral Santa Maria dan Wisma Pastor Bonus Keuskupan, Charitas Hospital, kompleks Unika Musi Charitas (UKMC), Seminari Menengah Santo Paulus, dan Yayasan Xaverius Palembang.

Peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi Gereja Katolik St. John Paul II dan Gelora Sriwijaya di kompleks Jakabaring Sport City serta menikmati senja di tepian Sungai Musi dengan latar belakang Jembatan Ampera.

Rangkaian kegiatan OGF ini ditutup dengan Perayaan Ekaristi bersama di kompleks Gua Maria Mater Miscericordiae Sukomoro yang dipimpin oleh Romo Laurentius Pratomo (Ketua Tim OGF Regio Sumatera) pada Jumat (3/3/2023).

“Semoga perjalanan kita bersama melalui bina lanjut para imam ini, kita semakin dibaharui dalam penghayatan hidup imamat kita, dalam pelayanan dan juga tetap menghadirkan diri, mempersembahkan diri yang terbaik kepada Allah dalam hidup kita masing-masing,” harap Romo Pratomo.

“Semoga kebersamaan kita menjadi rahmat hidup kita untuk tetap setia pada imamat yang kita persembahkan kepada Allah dan kita persembahkan bagi umat beriman yang kita layani,” pungkasnya.(*)

Imam Diosesan Keuskupan Agung Palembang, saat ini berkarya di Seminari Menengah St. Paulus Palembang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.