Umat ​​​​Katolik Rayakan Misa di Gereja Pertama di Qatar

Vikaris Apostolik Arab Utara, Mgr. Aldo Berardi, OST, merayakan Misa di Gereja Ratu Rosari, Doha. Gereja ini adalah tempat ibadah resmi pertama bagi umat Kristiani di Qatar.

0 89

Katolikana.com—Gereja Katolik di Qatar baru saja merayakan misa ekaristi di awal tahun 2024. Mgr. Aldo Berardi, OST, Vikaris Apostolik Arabia Utara, mempersembahkan perayaan misa ekaristi tersebut di Gereja Ratu Rosari di Doha, Qatar.

Misa ekaristi itu dimaksudkan sebagai simbol harapan dan persatuan bagi komunitas Katolik yang beragam. Komunitas Katolik di Qatar merupakan komunitas yang terdiri dari individu-individu berbagai etnis, kebangsaan, bahasa, dan ritus Katolik.

Berbicara kepada kantor berita Vatican Fides, Mgr. Berardi mengatakan sekitar 30.000 orang menghadiri misa Tahun Baru.

 

Gereja yang Berkembang

Gereja Ratu Rosari, gereja Katolik pertama yang diresmikan di Qatar, mulai dibangun sejak tahun 2006 dan menjadi tempat ibadah Kristen pertama di negara tersebut sejak abad ke-7. Gereja ini menjadi bagian dari Vikariat Apostolik Arab Utara, salah satu hierarki Gereja Katolik yang berada di Jazirah Arab.

Beberapa duta besar untuk Qatar, khususnya dari Perancis, mempunyai andil melakukan lobi agar pemerintah Qatar mengizinkan pendirian gereja tersebut.

Emir Qatar saat itu, Hamad bin Khalifa Al Thani, bersedia merestui permintaan tersebut. Bahkan, ia juga menyumbangkan tanah untuk pembangunan gereja tersebut.

Kardinal Ivan Dias, yang saat itu menjabat sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa, lantas memberkati Gereja Ratu Rosari pada 15 Maret 2008.

Mgr. Berardi menggambarkan gereja itu berukuran sangat besar dan lokasinya ada di dekat bandara baru. Gereja Ratu Rosari berada di dalam Kompleks Keagamaan Abu Hamour, yang menjadi rumah pula bagi gereja-gereja Protestan, India, Koptik, dan Ortodoks.

Ia menyebut Gereja Ratu Rosari sebagai gereja yang terbesar di kompleks tersebut dan ia pun mengungkapkan keinginannya untuk membangun gereja lain di wilayah lain di negara tersebut.

 

Misa Hari Jumat

Meski mendapat dukungan langsung dari Emir Qatar, tetapi Gereja Ratu Rosari tetap menghindari kontroversi yang tidak perlu di negara tersebut.

Maka untuk menghindari potensi keributan serta mematuhi hukum Islam yang berlaku di Qatar, Gereja Ratu Rosari dibangun tanpa menampilkan ornamen kekristenan yang mencolok. Tidak ada salib, lonceng, atau menara gereja yang tampak di eksterior Gereja Ratu Rosari.

Selain itu, Gereja Ratu Rosari juga tidak mengadakan misa mingguan di hari Minggu sebab Minggu bukanlah hari libur di Qatar. Maka mereka menggeser jadwal misa mingguan mereka ke hari Jumat, untuk menyesuaikan dengan hari libur resmi di negara tersebut. Penyesuaian ini justru membuat suasana menggereja menjadi hidup.

“Pada hari Jumat, gereja ini menakjubkan,” kata Mgr. Berardi. “Banyak umat Katolik datang untuk misa, begitu pula umat Ortodoks, Koptik, Protestan, dan umat gereja-gereja India. Daerah ini telah berkembang di mana-mana. Sekolah-sekolah India dan Filipina telah dibangun (di daerah ini).”

Mgr. Berardi juga menyoroti berbagai situasi di Vikariat Apostolik Arab Utara, yang meliputi Bahrain, Qatar, Kuwait, dan Arab Saudi. Ia menilai masing-masing negara tersebut memiliki perbedaan dalam hal hukum, budaya, pengaruh kesukuan, dan corak keislaman.

 

Dukungan Otoritas Qatar

Dalam misa yang khidmat tersebur, Pastor Xavier D’Souza, pastor Paroki Ratu Rosari, mengucapkan terima kasih kepada Mgr. Berardi karena berkenan merayakan ekaristi yang menandai awal tahun 2024 di gerejanya.

Ia mengakui peran penggembalaan yang tak kenal lelah dari Mgr. Berardi bagi segenap umat Vikariat Apostolik Arab Utara.

Pastor D’Souza juga berterima kasih kepada Emir Qatar, Perdana Menteri Qatar, keluarga kerajaan, otoritas pemerintah, polisi, da segenap masyarakat Qatar, atas kebaikan mereka dalam menyediakan fasilitas dan persetujuan yang diperlukan untuk Gereja Ratu Rosari.

Secara khusus, dia mengucapkan pula terima kasih puka kepada Mariam Nasser Al Hail, Wakil Direktur Kantor Sekretaris Jenderal Urusan Pelayanan Umum, Pemerintah Qatar. Mariam dipandang memiliki peran penting dalam mengusahakan persetujuan khusus dan dukungan untuk layanan Gereja Ratu Rosari.

 

Sumber: Vatican News

Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha

Leave A Reply

Your email address will not be published.