Katolikana.com — Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, keuskupan-keuskupan di Indonesia menunjukkan komitmen penuh untuk mendukung kesuksesan pesta demokrasi lima tahunan ini.
Seperti diketahui, pemungutan suara Pemilu 2024 jatuh pada tanggal 14 Februari 2024. Tanggal tersebut bertepatan dengan Rabu Abu, hari raya yang menjadi penanda awal bagi umat Katolik untuk memasuki masa Prapaskah.
Beberapa keuskupan di Indonesia pun sudah mengondisikan soal “tabrakan jadwal” ini. Mereka mengatur teknis perayaan Rabu Abu di tahun 2024, agar Pemilu maupun Rabu Abu dapat berjalan seiring.
Keuskupan Agung Semarang: Rabu Abu Selasa hingga Kamis
Keuskupan Agung Semarang (KAS) mewujudkan komitmen mensukseskan Pemilu 2024 dengan merilis surat bernomor 0044/A/X/2024-3 tertanggal Rabu (10/1). Surat itu secara spesifik mengatur tentang perayaan ekaristi Rabu Abu 2024.
Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengizinkan tahun ini perayaan ekaristi Rabu Abu dapat diadakan dengan tambahan satu hari ekstra. Rabu Abu boleh dirayakan hingga satu hari sesudah hari raya tersebut. Persisnya, yakni pada hari Selasa-Kamis, 13-15 Februari 2024.
Misa Rabu Abu pada hari Selasa, 13 Februari 2024 bisa dilaksanakan di sore hari dan pada hari Rabu, 14 Februari 2024 digelar di pagi dan sore hari, seperti biasanya. Sedangkan misa di “hari tambahan”, Kamis, 15 Februari 2024, diperkenankan digelar pagi dan sore hari.
“Perayaan ekaristi Selasa sore dan Rabu pagi menjadi kesempatan bagi para Romo untuk mengingatkan umat agar menggunakan gak pilihnya dengan datang dan ‘nyoblos’ di TPS,” ujar Mgr. Rubi.
Adapun kelonggaran perayaan misa Rabu Abu di hari Kamis terutama ditujukan bagi umat yang bersinggungan dan terlibat langsung dalam kepanitiaan Pemilu 2024.
Begitu dirilis, keputusan ini langsung diapresiasi positif oleh sejumlah umat KAS yang mengemban amanat menjadi KPPS di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Keuskupan Agung Jakarta: Tidak Ada Misa Rabu Pagi
Sebelumnya, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sudah menunjukkan komitmen mereka terhadap pesta demokrasi Indonesia dengan cara berbeda. KAJ meniadakan sama sekali perayaan Rabu Abu pada Rabu pagi “untuk mendukung kesuksesan Pemilu 2024”.
Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo bahkan telah menetapkan hal ini sejak Oktober lalu. Maka, perayaan Rabu Abu tahun ini di KAJ hanya akan diadakan pada Selasa sore dan Rabu sore.
Di Rabu paginya, Kardinal Suharyo mengimbau segenap umat Katolik untuk “menjalankan kewajiban memilih dan berperan aktif dalam Pemilu 2024”.
Keuskupan Surabaya: Rabu Abu sesuai Kebijakan Paroki
Terpisah, Keuskupan Surabaya memiliki pendekatan berbeda untuk menyokong kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024.
Lain dari KAS dan KAJ, Keuskupan Surabaya lebih memilih membebaskan tiap-tiap paroki mengatur jadwal misa dan penerimaan abu. Paroki diharapkan bisa bersikap bijak untuk menentukan jadwal dengan melihat kondisi umat masing-masing.
Pun jika ada umat yang kebetulan belum bisa merayakan misa dan menerima abu di hari Rabu, mereka bisa menerima abu di hari Kamis hingga Sabtu siang setelah hari raya Rabu Abu.
Keputusan tentang teknis perayaan Rabu Abu ini diteken oleh Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya, RD. Yosef Eko Budi Susilo.
Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha